Sukses

Geng di Haiti Culik dan Sandera Penumpang Bus, 1 Orang Terluka

Sekelompok anggota geng di Haiti menyandera para penumpang bus.

Liputan6.com, Port-au-Prince - Sekelompok anggota geng di Haiti menyandera para penumpang bus.

"Anggota geng di pinggiran ibu kota Haiti menghentikan sebuah bus yang datang dari Republik Dominika dan menculik beberapa penumpang," kata polisi Haiti, Kamis 19 Januari 2023 seperti dikutip dari AFP.

Pihak berwenang tidak dapat memastikan berapa banyak dari 37 penumpang yang disandera, kata pemilik layanan bus, Roosevelt Jean-Francois, kepada media Haiti.

"Orang-orang bersenjata mencegat bus dari Capital Coach Line pada hari Rabu sekitar pukul 14.30," kata seorang pejabat polisi nasional Haiti kepada AFP tanpa menyebut nama.

Petugas penegak hukum mengatakan mereka menemukan setidaknya tujuh orang yang berada di dalam bus, serta kendaraan tersebut. Tapi pengemudinya diculik oleh para bandit.

Seorang pramugari bus terluka dalam serangan itu, kata Jean-Francois.

Geng kriminal yang kuat dalam beberapa tahun terakhir telah menjarah konvoi kargo dan menyandera di rute antara Port-au-Prince dan perbatasan Dominika.

Pada Mei 2022, sebuah bus milik perusahaan lain yang beroperasi antara Santo Domingo dan Port-au-Prince dibajak oleh anggota geng. Orang-orang bersenjata menahan penumpang, termasuk delapan warga muda Turki, yang dibebaskan setelah lebih dari sebulan ditahan.

Pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli 2021 telah mempercepat cengkeraman teritorial geng-geng tersebut dan menjerumuskan Haiti ke dalam krisis politik yang mendalam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Honduras Darurat Keamanan Nasional Karena Pemerasan Geng

Bicara soal geng, Presiden Honduras Xiomara Castro, Kamis 24 November 2022 sempat mengumumkan keadaan darurat keamanan nasional. Langkah ini dilakukan sebagai hal disebutnya perang terhadap pemerasan oleh geng penjahat.

Keputusan itu diambil sementara negara itu sedang menghadapi peningkatan jumlah kasus pemerasan oleh kelompok-kelompok penjahat dengan kekerasan.

Presiden Honduras Xiomara Castro, Kamis 24 November 2022 mengumumkan keadaan darurat keamanan nasional. Langkah ini dilakukan sebagai hal disebutnya perang terhadap pemerasan oleh geng penjahat.

Keputusan itu diambil sementara negara itu sedang menghadapi peningkatan jumlah kasus pemerasan oleh kelompok-kelompok penjahat dengan kekerasan.

3 dari 4 halaman

Serangan 400 Polisi Vs Geng Kriminal di Kawasan Kumuh Brasil

Sementara polisi di Brasil mengatakan 18 orang tewas dalam serangan terhadap geng kriminal yang menguasai salah satu favela (komunitas perkampungan kumuh) paling kejam di Rio de Janeiro.

400 polisi militer bersenjata lengkap dikerahkan ke favela Alemão pada Kamis 21 Juli 2022 dini hari.

"16 orang yang tewas diduga penjahat, sementara seorang polisi dan warga adalah dua korban lainnya," kata para pejabat seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/7/2022).

Operasi terhadap geng kriminal tersebut berlangsung sepanjang hari dan menyebabkan ribuan orang terperangkap di rumah mereka.

Tujuan penggerebekan adalah untuk menemukan dan menangkap penjahat yang merencanakan operasi di daerah kumuh saingan, kata polisi.

Beberapa target mengenakan seragam yang mirip dengan polisi militer, yang membuat mereka lebih sulit dikenali, lapor media lokal O Dia.

Ke 400 petugas tersebut didukung oleh 10 kendaraan anti peluru dan empat helikopter.

Penduduk setempat terlihat membawa orang-orang yang terluka ke dalam kendaraan saat polisi mengawasi. Gilberto Santiago Lopes, dari Komisi Hak Asasi Manusia Anacrim, mengatakan polisi menolak membantu.

Polisi "tidak bertujuan untuk menangkap mereka tapi membunuhnya, jadi jika mereka terluka, polisi pikir mereka tidak pantas mendapatkan bantuan", kata Lopes kepada Reuters.

 

4 dari 4 halaman

Perang Geng di Haiti: Lebih dari 200 Orang Jadi Korban

Sebelumnya lagi, di tengah situasi politik yang bergejolak, terjadi perang geng di Haiti. Insiden itu memicu bentrokan yang mengakibatkan korban dalam skala besar. Polisi pun tak kuasa membendung konflik tersebut. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Minggu (17/7/2022), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, Sabtu (16/7), bahwa kekerasan geng menewaskan atau melukai sedikitnya 234 orang pada 8-12 Juli di Cite Soleil, permukiman miskin dan padat di Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince.

Kerusuhan itu pecah antara dua geng yang bersaing. Polisi yang kekurangan peralatan dan sumber daya manusia, gagal untuk mengatasinya. Akibatnya, banyak warga terperangkap di rumah mereka, tidak bisa keluar bahkan untuk mendapatkan makanan dan air.

Karena banyak rumah di permukiman kumuh itu terbuat dari seng, sejumlah warga ikut jadi korban peluru nyasar. Ambulans juga tidak dapat mencapai mereka yang membutuhkan.

"Kebanyakan korban tidak terlibat secara langsung dalam geng-geng, namun menjadi sasaran langsung elemen-elemen geng. Kami juga menerima laporan baru tentang kekerasan seksual," kata juru bicara kantor HAM PBB Jeremy Laurence.

Awal pekan ini, Jaringan Pertahanan HAM Nasional, sebuah organisasi Haiti, menyebutkan 89 orang telah tewas, 74 terluka dan 16 belum diketahui nasibnya.

Selama enam bulan dari Januari hingga Juni, kantor HAM PBB menyebutkan total korban tewas sebanyak 934 orang dan 684 orang terluka. Sebanyak 680 penculikan juga terjadi dalam periode itu, katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.