Sukses

AS Jalin Kerja Sama dengan Google Untuk Bidang Pendidikan di Indonesia

American Spaces adalah tempat belajar dan berkumpul dengan akses terbuka yang mempromosikan interaksi dengan komunitas lokal dan Amerika Serikat yang terdapat di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Biro Pendidikan dan Kebudayaan (ECA) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Google pada Senin waktu setempat mengumumkan kemitraan baru untuk mendukung pendidikan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan di Asia Tenggara, dengan proyek percontohan di Indonesia dan Vietnam yang akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.

Kemitraan sektor publik-swasta ini, yang pada awalnya diumumkan oleh Gedung Putih dalam KTT Khusus AS-ASEAN baru-baru ini, menggarisbawahi titik perhatian berkelanjutan pada peran sangat penting yang dimainkan sektor swasta Amerika Serikat dalam diplomasi internasional dan literasi media, serta komitmen berkelanjutan AS untuk negara-negara Asia Tenggara.

Mulai 3-7 Oktober 2022, di American Center di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Google Startup Academy akan menjadi tuan rumah bagi para pelaku wirausaha di bidang teknologi dalam program empat hari dengan kurikulum bergaya bootcamp yang akan mendukung usaha rintisan bidang teknologi dalam mengatasi tantangan di tingkat lokal, seperti membangun bisnis, mengakses permodalan, dan lain sebagainya.

American Spaces adalah tempat belajar dan berkumpul dengan akses terbuka yang mempromosikan interaksi dengan komunitas lokal dan Amerika Serikat yang terdapat di seluruh dunia, demikian disebutkan dalam rilis dari Kedubes AS di Jakarta kepada Liputan6.com, Rabu (5/10/2022). 

Selain itu, pada 7 Oktober 2022, dengan dukungan badan filantropi Google, Google.org, ASEAN Foundation, dan para mitra lokal akan meluncurkan sebuah prakarsa yang berfokus pada keterlibatan kaum muda serta literasi media di @America di Jakarta, salah satu dari 12 lokasi American Spaces di Indonesia.

Prakarsa ini akan memberikan edukasi bagi komunitas setempat yang kurang terlayani, terutama para pemimpin muda, terkait literasi media, cara memerangi misinformasi daring, dan menavigasi internet.

Tujuannya adalah untuk membekali lebih dari 1.000 pelatih dengan keterampilan dan materi baru, yang memungkinkan mereka memberikan pelatihan serupa selama dua tahun ke depan untuk lebih dari 100.000 orang di semua rentang usia dan tingkatan pengalaman internet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Indonesia dan AS Perkuat Komitmen Pendidikan Via Pembaruan Program Beasiswa Fulbright

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat memperkuat komitmen kemitraan pendidikan dengan memperbarui Kesepakatan Fulbright pada 13 September 2022.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Suharti dan Asisten Menteri Luar Negeri AS Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Lee Satterfield menandatangani kesepakatan implementasi Program Fulbright di Indonesia tersebut di sela-sela Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 di Magelang.

"Selama 70 tahun program Fulbright di Indonesia, saya senang melihat program ini terus tumbuh dan mempererat ikatan akademik dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia," ujar Asisten Menteri Satterfield tentang penandatanganan tersebut seperti disampaikan dalam pernyataan tertulis dari Kedutaan Besar AS di Jakarta yang dikutip Rabu (14/9/2022).

Kesepakatan bilateral ini merupakan perluasan dari Nota Kesepahaman Kerja Sama dalam bidang pendidikan yang ditandatangani pada Desember 2021 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Makarim dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Kesepakatan ini membuka jalan bagi peneliti dari AS yang akan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk mengajar di universitas-universitas di Indonesia (U.S. Fulbright Scholars), dan mahasiswa dari AS yang akan mengajar bahasa Inggris di sekolah menengah Indonesia bersama guru bahasa Inggris Indonesia (U.S. Fulbright Student English Teaching Assistants).

Program-program Fulbright lainnya yang akan terus didukung untuk masyarakat Indonesia termasuk beasiswa bagi guru dari Indonesia untuk mengajar bahasa Indonesia di universitas-universitas AS, bagi siswa Indonesia untuk mengejar gelar magister dan doktoral di AS, bagi profesional karier menengah untuk mengikuti Hubert Humphrey Fellowships, dan bagi peneliti tamu (Visiting Scholars) pascadoktoral untuk melakukan penelitian di berbagai bidang di universitas dan institusi ternama AS.

3 dari 4 halaman

Sekilas Program Fulbright, Sudah 70 Tahun Kerja Sama dengan Indonesia

Program Fulbright adalah program pertukaran akademik unggulan pemerintah AS dan aktif di 160 negara di seluruh dunia, termasuk 49 negara yang memiliki Komisi Fulbright.

Di Indonesia, program ini dimulai 70 tahun yang lalu pada 1952 dan telah membantu lebih dari 3.000 orang Indonesia dan 1.500 orang Amerika untuk belajar, mengajar, atau melakukan penelitian di negara lain.

AMINEF (Yayasan Pertukaran Amerika-Indonesia), sebagai Komisi Fulbright di Indonesia, telah mengelola program-program di Indonesia selama 30 tahun terakhir.

Peserta Fulbright dari AS datang ke Indonesia sebagai mahasiswa atau peneliti untuk melakukan penelitian disertasi atau menjalankan proyek penelitian independen atau kolaboratif, bekerja sama secara erat melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan rekan-rekan sejawat di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Alumni Fulbright Indonesia Berkontribusi untuk Tanah Air

Alumni Program Fulbright Indonesia kembali ke Tanah Air dan berkontribusi melalui karier mereka dalam berbagai bidang studi akademik, seni, dan sains untuk membangun pengetahuan dan membina pengertian antarmasyarakat Indonesia dan AS.

Alumni terkemuka Fulbright dari Indonesia di antaranya adalah Haji Agus Salim, Affandi, Harkristuti Harkrisnowo, Mochtar Kusuma-atmaja, Syafi'i Ahmad Ma'arif, Juwono Sudarsono, Melani Budianta, Putu Wijaya, Pratiwi Sudarmono, Ayu Kartika Dewi, dan Anies Baswedan; sedangkan dari AS adalah William Liddle, Danilyn Rutherford, Celia Lowe, Robert Hefner, Anne Rasmussen, Don Emmerson, Barbara Harvey, James Castle, Anna Tsing, dan Direktur Eksekutif AMINEF petahana Alan Feinstein, serta banyak lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.