Sukses

Arab Saudi Akan Izinkan Minuman Alkohol, Wine, dan Sampanye?

Kabar terkait Alkohol yang akan dilegalkan datang dari Arab Saudi, negara dengan kerajaan yang konservatif yang melarang pembelian dan kepemilikan alkohol.

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi berencana untuk memperbolehkan penjualan alkohol, wine, cocktails, dan champagne (sampanye) dengan menyajikannya di sebuah resort baru yang dijadwalkan akan dibuka tahun depan.

Mengutip dokumen perencanaan yang ditinjau Wall Street Journal dan sumber-sumber yang mengetahui terkait proyek tersebut, surat kabar itu melaporkan bahwa selain alkohol, resort tersebut juga akan menjual minuman anggur, koktail, dan sampanye.

Hal ini menandai pertama kalinya akohol diizinkan untuk dijual di negara kerajaan islam, di mana saat ini, kepemilikan dan penjualan minuman alkohol dilarang. Pelanggar akan dihukum dengan penjara, denda, atau bahkan hukuman cambuk.

Resor tersebut, mengutip Times of Israel, Kamis (22/9/2022), berlokasi di Pulau Sindahlah yang merupakanbagian dari Laut Merah Neom. Hal ini dilakukan sebagai upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MSB) untuk mendiversifikasi ekonomi negara telik yang bergantung pada minyak.

Di pulau tersebut akan dibangun bar wine premium, bar untuk koktail, dan bar untuk sampanye dan makanan penutup, menurut dokumen perencanaan yang dilihat oleh Wall Street Journal. Sumber mengatakan direncanakan juga pengadaan toko wine, marina, dan lapangan golf.

Pulau tersebut terletak hanya beberapa mil dari Resor Sharm El Sheikh Mesir, tempat di mana minuman alkohol disajikan.

Gambar-gambar yang terlihat dalam master plan bulan Juni menunjukkan ada seorang bartender yang menuangkan koktail di depan botol-botol vodka, wiski, dan anggur seraya para tamu menikmati botol sampanye dingin.

Gambar-gambar lain juga menunjukkan ada wanita berbikini dan pria bertelanjang dada, sebuah pemandangan yang tidak biasa dari negara dengan kerajaan yang konservatif.

Meskipun kata 'alkohol' tidak disebutkan jelas dalam dokumen perencanan itu, sumber-sumber lain yang dekat dengan proyek Neom mengonfirmasi kepada Wall Street Journal bahwa Sindalah akan menjual minuman beralkohol.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Demi Reformasi Ekonomi?

Pangeran MBS dikenal sebagai pangeran yang membawa reformasi ekonomi dan budaya yang bertujuan untuk menarik wisatawan asing dan pebisnis untuk tinggal di negara tersebut.

Neom adalah bagian dari strategi pariwisata senilai satu triliun dolar atau 15 quadrilliun rupiah untuk menjadikan Arab Saudi sebagai tujuan global. MBS melihat proyek tersebut untuk mencegah warga lokal berbelanja di negara lain dan juga untuk menciptakan sektor ekonomi alternatif baru dari minyak.

Survei konsumen dari tahun 2018 memperlihatkan bahwa di antara ekpatriat dari berbagai negara, lebih dari 95 persen menyatakan bahwa alkohol merupakan aspek penting bagi mereka sebagai pertimbangan mereka untuk pindah ke kota.

Namun, masih belum pasti apakah resor Neom akan dibuka dan menawarkan minuman beralkohol pada menunya atau tidak. Pasalnya, hal ini berisiko bagi Arab Saudi sebagai rumah bagi situs suci umat Islam, Makkah dan Madinah.

MBS juga dikenal sebagai pangeran yang telah melonggarkan beberapa undang-undang di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengizinkan wanuta untuk mengemudi, membuka kembali bioskop, dan mengizinkan jenis kelamin yang berbeda bercampur dengan bebas.

3 dari 4 halaman

Arab Saudi Akan Bolehkan Pemegang Visa Turis Beribadah Umrah

Berbicara mengenai aturan yang ada di Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyatakan bahwa pengunjung yang telah memperoleh visa turis dan komersial sekarang akan diizinkan untuk melakukan umrah selama mereka tinggal di Arab Sausi, menurut seorang pejabat kerajaan.

“Ini menjadi mungkin bagi siapa saja yang datang ke Arab Saudi dengan jenis visa apa pun, baik itu untuk pariwisata atau untuk tujuan lain seperti pekerjaan atau bisnis guna melakukan umrah,” pejabat itu menegaskan.

Dikutip dari laman english.alaraby.co.uk, Senin (15/8/2022) perubahan peraturan sekarang akan memungkinkan calon peziarah dari 49 negara untuk melakukan ziarah, menurut pernyataan itu.

Visa dapat diperoleh melalui portal Visit Saudi Arabia atau pada saat kedatangan di bandara Saudi mana pun.

Mereka yang memenuhi syarat untuk haji umrah akan mencakup pemegang visa AS, Inggris dan Schengen, yang semuanya sebelumnya dibuat untuk mengajukan izin melalui aplikasi khusus bernama Eatmarna.

Pengunjung yang memenuhi syarat bisa mengunjungi kota dan wilayah di seluruh kerajaan Teluk, sementara visa akan berlaku untuk jangka waktu hingga 12 bulan, menurut The Khaleej Times.

Langkah ini bertujuan untuk memenuhi Visi Saudi 2030 untuk menarik 30 juta jemaah umrah per tahun.

Selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

Arab Saudi Disebut Jadi Ibu Kota Narkoba di Timur Tengah

Selain itu, kabar terkait Arab Saudi datang dari sebuah pembunuhan mengerikan akibat narkoba memikat media di Arab Saudi pada April 2022, ketika seorang pria di Eastern Province (Provinsi Timur) negara itu membakar rumah keluarganya sebelum berbuka puasa dan menewaskan empat anggota keluarganya.

Polisi mengatakan dia berada di bawah pengaruh sabu-sabu, metamfetamin, menurut surat kabar setempat.

Saudi juga telah mengeluarkan peringatan akhir-akhir ini atas meningkatnya penggunaan narkoba, dengan salah satu analis menggambarkan pengiriman narkotika ke Arab sebagai "perang terbuka melawan kita, lebih berbahaya daripada perang lainnya."

Pada hari Rabu (31/8), pihak berwenang Arab mengumumkan penyitaan obat-obatan terlarang terbesar dalam sejarah di negara itu setelah hampir 47 juta pil amfetamin disembunyikan dalam pengiriman tepung dan disita di sebuah gudang di ibu kota Riyadh.

Rekor penyitaan menunjukkan apa yang dikatakan para ahli adalah peran Arab Saudi yang berkembang sebagai ibu kota narkoba di Timur Tengah, mendorong permintaan dan menjadi tujuan utama para penyelundup dari Suriah dan Lebanon.

Menurut laporan, Arab Saudi adalah salah satu tujuan regional terbesar dan paling menguntungkan untuk narkoba, dan status itu kian meningkat.

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika Saudi, operasi pada hari Rabu adalah upaya penyelundupan tunggal terbesar narkotika yang pernah disita. Sementara pihak berwenang tidak menyebutkan nama obat yang disita atau dari mana asalnya.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.