Sukses

Presiden Mesir Rombak Kabinet, Ini Alasannya

Presiden Mesir Abdel Fattah El Sissi hari Sabtu (13/8) mengumumkan perombakan kabinet.

Liputan6.com, Kairo - Presiden Mesir Abdel Fattah El Sissi hari Sabtu (13/8) mengumumkan perombakan kabinet untuk memperbaiki kinerja pemerintahannya yang sejauh ini menghadapi persoalan ekonomi yang rumit, yang sebagian besar disebabkan oleh perang Rusia di Ukraina.

Perombakan kabinet yang disetujui oleh parlemen dalam sebuah pertemuan darurat itu akan menimbulkan dampak pada 13 portofolio atau kementerian, termasuk kesehatan, pendidikan, kebudayaan, pembangunan daerah dan irigasi, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (15/8/2022).

Salah satu yang juga dirombak adalah posisi menteri pariwisata, suatu jabatan penting ketika Mesir berjuang memulihkan sektor yang menguntungkan itu, yang selama bertahun-tahun telah diguncang oleh gejolak politik, pandemi dan kini perang di Eropa.

El Sissi mengatakan perombakan itu dilakukan setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri Mustafa Madbouly.

Perombakan ini merupakan yang ketiga sejak Madbouly menjadi perdana menteri pada Juni 2018.

Kementerian yang tidak dirombak adalah keuangan, luar negeri, dalam negeri dan pertahanan yang juga mencakup kekuatan polisi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gereja Koptik di Mesir Kebakaran

Kebakaran gereja koptik di Giza, Mesir, menewaskan setidaknya 41 orang. Sejumlah 18 korban adalah anak-anak usia 3 sampai 16 tahun. Anak kembar tiga juga menjadi korban. Insiden kebakaran gereja itu terjadi pada Minggu (14/8) waktu setempat.

Dilaporkan CNN, kebakaran dipicu oleh masalah listrik di AC pada lantai dua gereja pada Minggu pagi. Pihak gereja meyakini kebakaran itu terjadi karena kecelakaan. Gereja Koptik Abu Sefein itu berlokasi di Giza. Gereja itu merupakan gereja kecil.

Pemimpin Gereja Koptik, Paus Tawadros II, berkata telah berkomunikasi dengan pihak Kementerian Kesehatan dan otoritas terkait. Salah orang yang baru saja hadir di gereja itu berkata kebakaran dimulai beberapa menit setelah ia beranjak pergi.

"Saya meninggalkan gereja setelah Misa Minggu dan pergi bekerja ketika ibu saya menelepon. Ia mengira saya kena kebakaran. Saya menengok ke belakang dan melihat gerejanya terbakar," ujar Mariam Malak (23) kepada CNN. Malak berkata pendeta yang memimpin Misa juga menjadi korban.

Insiden ini mengguncang keluarga para korban. Pada sore harinya, doa untuk para korban lantas digelar. Beberapa peti mati berukuran sangat kecil, sebab ada korban berusia 3 hingga 5 tahun.

Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi turut memberikan ucapan duka citanya.

"Saya memberikan duka cita mendalam kepada para keluarga korban-korban yang tidak bersalam yang pergi ke sisi Tuhan di salah satu rumah ibadah," ujar Presiden El Sisi.

Presiden Mesir juga berkata peristiwa kebakaran itu adalah "kecelakaan tragis" dan meminta lembaga-lembaga terkait untuk mengurusnya, serta memberikan perawatan kepada korban luka.

3 dari 3 halaman

Kembar Tiga Ikut Meninggal

Ratusan orang ikut mengiringi jenazah pada Minggu sore. Pemain sepak bola Mesir, Mo Salah, turut memberikan ucapan duka cita.

"Duka cita terdalam saya yang tulus kepada korban Gereja Abu Sefein, dan keinginan terbaik saya agar semua yang terluka cepat pulih," ujarnya.

Investigasi awal dari Jaksa Agung Mesir Hamada El Sawy mengindikasikan adanya korsleting listrik. El Sawy juga sudah mengunjungi TKP dan berkata saksi mata menyebut ada korslet di power generator.

14 orang yang terluka telah dimintai keterangan oleh pihak berwenang. Pihak kejaksaan juga meminta agar barang bukti dikumpulkan.

AP News menyebut ada sejumlah orang yang melompat dari lantai atas ketika kebakaran terjadi. Saksi mata berkata korban-korban meninggal akibat sesak nafas.

Gereja itu memiliki lantai empat dan warga kesulitan untuk menyelamatkan mereka. Banyak korban berada di lantai atas.

Di antara korban anak-anak yang meninggal ada juga kembar tiga berusia 5 tahun yang meninggal dunia bersama ibu, nenek, dan bibinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.