Sukses

AS Klaim Bunuh Bos Al Qaeda Ayman al-Zawahiri di Afghanistan, 1 Teroris Paling Dicari AS

Zawahiri mengambil alih Al Qaeda setelah kematian Osama bin Laden pada tahun 2011. Dia dan Bin Laden mendalangi serangan 9/11 di Amerika Serikat, ia salah satu "teroris paling dicari" di AS.

Liputan6.com, Kabul - AS mengklaim telah membunuh pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri, dalam operasi kontra-terorisme di Afghanistan, media Amerika melaporkan.

Menurut BBC yang dikutip Selasa (2/8/2022), Ayman al-Zawahiri tewas dalam serangan pesawat tak berawak yang dilakukan oleh CIA di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu 31 Juli.

Tidak ada konfirmasi independen tentang hal ini saat ini. Namun, Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden akan memberikan rincian operasi di Afghanistan dalam beberapa jam ke depan.

CBS News mengatakan tiga sumber telah mengkonfirmasi pembunuhan itu. The New York Times, Washington Post dan CNN juga mengutip sumber tak dikenal yang mengidentifikasi korban.

Zawahiri mengambil alih Al Qaeda setelah kematian Osama bin Laden pada tahun 2011. Dia dan Bin Laden mendalangi serangan 9/11 di Amerika Serikat bersama-sama dan dia adalah salah satu "teroris paling dicari" di AS.

Seorang pejabat senior AS sebelumnya mengkonfirmasi telah terjadi operasi "berhasil" terhadap target "signifikan" Al Qaeda di Afghanistan.

Operasi itu berlangsung selama akhir pekan dan tidak ada korban sipil, tambah pejabat itu.

Pada saat yang sama, seorang juru bicara Taliban melaporkan bahwa serangan pesawat tak berawak AS telah terjadi pada hari Minggu di daerah perumahan Kabul.

Dia menggambarkannya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap prinsip-prinsip internasional.

"Tindakan seperti itu merupakan pengulangan dari pengalaman gagal selama 20 tahun terakhir dan bertentangan dengan kepentingan Amerika Serikat, Afghanistan, dan kawasan," tambah juru bicara itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Teroris Berharga $25 juta USD

Ayman al-Zawahiri adalah teroris paling dicari di Amerika. Penangkapannya bahkan memicu sayembara berhadiah  $25 juta USD atau sekitar Rp 371 miliar.

Ia masuk daftar perburuan AS sejak serangan Menara Kembar 9/11 pada 11 September 2011, yang juga didalangi Osama Bin Laden.

Mengutip guinnessworldrecords.com dari Biro Investigasi Federal AS, pada 16 Maret 2012 Zawahiri menjadi orang yang paling dicari di dunia.

Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri itu disebutkan masuk daftar Rewards for Justice Program dengan imbalan USD  $25 juta terkait penangkapan atau hukumannya.

Meskipun FBI tidak memberikan peringkat yang paling dicari, saat itu tidak ada orang lain yang memiliki imbalan lebih besar yang melekat pada nama mereka.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Operasi Gabungan AS-Afghanistan Bunuh Bos Al Qaeda di Asia Selatan

Sebelumnya, pemimpin kelompok Al Qaeda di Asia Selatan dilaporkan tewas pada operasi militer gabungan antara AS dan Afghanistan. 

National Directorate of Security (NDS) atau Direktorat Keamanan Nasional mengatakan bahwa Asim Umar yang merupakan pemimpin kelompok Al Qaeda di Subkontinen India (AQIS), tewas saat penggerebekan di kompleks Taliban di Musa Qala, Provinsi Helmand pada 23 September lalu.

Dilansir dari BBC, Rabu (9/10/2019), tak hanya Asim Umar yang menjadi korban, sekitar 40 warga sipil juga dilaporkan meninggal dunia pada operasi tersebut.

Di antaranya juga termasuk Abu Raihan yang dikenal sebagai kurir bagi pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri.

Selain itu, enam orang anggota AQIS yang kebanyakan berkebangsaan Pakistan juga tewas dalam peristiwa tersebut.

Namun hingga saat ini pihak Amerika Serikat maupun Al Qaeda masih belum mengonfirmasi kebenaran berita tersebut. 

Gempuran yang mematikan tersebut merupakan bagian dari rangkaian operasi pada 22-23 September dan didukung oleh pasukan udara AS. 

Berlawanan dengan berita yang telah tersebar, kelompok Taliban justru membantah kabar tersebut. Salah seorang juru bicaranya menolak kebenaran tersebut dan mengatakan bahwa itu hanyalah propaganda yang dibuat oleh kelompok musuh. Ia juga menambahkan bahwa serangan tersebut hanya menyebabkan kerugian besar bagi warga sipil.

Selengkapnya klik di sini...

4 dari 4 halaman

Pentagon: Serangan Udara AS Bunuh 'Otak' Teror 9/11

Sebelumnya lagi, seorang pemimpin senior Al Qaeda dipastikan tewas dalam serangan udara AS pada 8 Juli 2015 lalu, saat target dalam perjalanan di dekat Kota Sarmada, Provinsi Idlib, Suriah utara. Informasi itu disampaikan oleh markas militer AS, Pentagon Selasa 21 Juli 2015.

"Muhsin al-Fadhli adalah pemimpin jaringan operasi Al Qaeda yang disebut kelompok Khorasan. Grup itu merencanakan serangan terhadap AS dan negara-negara sekutu," kata juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari VOA News, Selasa (22/7/2015).

Davis mengatakan bahwa al-Fadhli adalah salah satu pemimpin senior Al Qaeda yang menjadi 'otak' serangan teror 11 September 2001.

"Al-Fadhli juga terlibat dalam serangan teroris yang terjadi pada Oktober 2002, termasuk serangan terhadap para marinir AS di Pulau Faylaka, Kuwait, serta serangan teror di kapal Perancis MV Limburg," tambah pihak Pentagon.

"Kematiannya akan melemahkan dan mengacaukan operasi eksternal Al Qaeda terhadap Amerika Serikat dan sekutu serta mitra Amerika," ujar Kapten Davis.

Sebelumnya pada Maret lalu, kepala militer militan Suriah 'sahabat' Al Qaeda, Al-Nusra dilaporkan tewas dalam sebuah serangan udara. Kelompok itu mengumumkan kematian tersebut melalui media sosial.

"Tiga pemimpin lain juga tewas bersama dengan Abu Homam al-Shami. Yaitu, Abu Musab Falastini, Abu Omar Kurdi, dan Abu Baraa Ansari," tulis mereka dalam postingan yang juga dikutip di BBC.

Kantor berita pemerintah Suriah mengatakan, militer negara itu telah menargetkan para pemimpin Al Nusra yang tengah menggelar pertemuan di bagian utara Provinsi Idlib.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.