Sukses

Peneliti: Hampir Setengah Warga Australia Sudah Terkena COVID-19

Setidaknya 46 persen warga dewasa Australia sudah pernah terkena COVID-19 hingga awal Juni 2022.

, Melbourne - Media Australia melaporkan bahwa hampir setengah warga Negeri Kanguru terinfeksi COVID-19.

Mengutip ABC Australia, Kamis (28/7/2022), setidaknya 46 persen warga dewasa Australia sudah pernah terkena COVID-19 hingga awal Juni 2022. Angka ini didapat dari tes darah yang dilakukan untuk mengetahui antibodi virus tersebut.

Para peneliti sudah melakukan "serosurvey", atau survei yang dilakukan dengan memeriksa darah, terhadap mereka yang menyumbangkan darah.

Ini adalah serosurvey kedua yang dilakukan untuk menemukan adanya antibodi terhadap SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Hasilnya, angka antibodi sudah meningkat hampir tiga kali lipat dari angka 17 persen di akhir Februari lalu.

Peneliti senior di Kirby Institute, Dorothy Machalek, mengatakan penemuan ini tidaklah mengejutkan walau angka antibodi ini sangat besar.

"Pada bulan April, perbatasan internasional dibuka dan berbagai pembatasan dilonggarkan, juga banyak warga yang tidak lagi mengenakan masker sehari-hari," kata Dr Machalek. "Kita juga memasuki musim dingin sehingga perilaku warga berubah - cuaca juga lebih dingin jadi kita lebih banyak berada dalam ruangan.

"Jadi ini bukan hal yang sangat mengejutkan, tetapi memang terjadi kenaikan besar."

Rendahnya angka pengetesan, banyaknya kasus tanpa gejala, dan juga tes antigen yang dilakukan di rumah menyebabkan kemungkinan angka kasus yang lebih tinggi daripada yang resmi dilaporkan.

Dr Machalek mengatakan, meskipun tes darah dari para pendonor ini bukan gambaran sempurna dari apa yang terjadi sebenarnya, namun telah memberikan gambaran lebih nyata mengenai berapa banyak warga Australia yang sebenarnya sudah terinfeksi COVID-19.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Infeksi Paling Banyak di Kalangan Dewasa Muda

 

Bukti dari angka-angka infeksi sebelumnya menunjukkan mereka yang paling banyak terjangkit adalah kelompok yang berusia antara 18-29 tahun, dengan jumlah 61,7 persen, sementara yang paling rendah, sebanyak 25,7 persen, adalah mereka yang berusia 70-89 tahun di negara bagian Victoria, NSW, Queensland dan Australia Barat.

Di Australia Barat, berdasarkan survei donor darah, terjadi kenaikan jumlah infeksi dari 0,5 persen ke angka 37,5 persen dalam tiga bulan.

Para peneliti mengecek 5.139 sampel dari para donor Australia yang berusia antara 18-89 tahun untuk menemukan adanya antibodi COVID-19.

Mereka mencoba menemukan dua tipe antibodi SARS-CoV-2 untuk mengetahui apakah infeksi itu terjadi selama beberapa bulan terakhir atau baru terjadi belakangan ini saja.

Sampel donor tersebut diambil dari periode tanggal 9 sampai 18 Juni tahun ini.

Dr Machalek mengatakan ada sejumlah keterbatasan yang mereka alami dan survei yang mereka lakukan tidaklah 100 persen akurat.

"Kami menyadari bahwa mungkin kami tidak bisa menangkap sekitar 20 persen infeksi yang ada," katanya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kasus akan Terus Melonjak

Pengecekan berikutnya terhadap para pendonor yang terdaftar di Palang Merah Australia akan dilakukan pada akhir Agustus.

Dr Machalek memperkirakan angka infeksi di kalangan warga Australia akan meningkat lagi dengan adanya varian baru Omicron yang muncul.

"Saya kira di satu titik tertentu tingkat antibodi ini akan mencapai titik stabil dan kemudian akan terjadi penurunan," katanya.

"Kita juga harus menyadari bahwa banyak kasus di kalangan warga tidaklah berarti tingkat kekebalan jadi tinggi.

"Jadi penting sekali untuk mendapatkan vaksinasi booster bila memang sudah waktunya atau jika Anda memenuhi syarat, serta mengenakan masker di tempat yang berisiko terkena virus. Kepala Bidang Kesehatan Australia, Professor Paul Kelly, mengatakan data yang dikumpulkan dari berbagai survei ini merupakan data penting untuk menentukan kebijakan terkait pandemi.

Data tersebut nantinya akan didistribusikan ke semua negara bagian dan pemerintah federal. 

 

4 dari 4 halaman

Kasus dan Kematian COVID-19 Australia Saat Ini Salah Satu yang Tertinggi di Dunia

Kasus COVID-19 di Australia saat ini juga terpantau kembali naik.

Jumlah kasus dan kematian per kapita akibat COVID-19 di Australia dalam sepekan terakhir merupakan ketiga tertinggi di dunia dan angkanya terus memburuk.

Mengutip ABC Australia, Rabu (27/7/2022), angka terbaru menunjukkan lebih dari 12.625 warga Australia meninggal karena COVID, lebih dari 5 ribu orang dirawat di rumah sakit, termasuk 159 di ruang perawatan intensif.

Professor Mike Toole, epidemiolog dari Burnet Institute, mengatakan Australia saat ini mengalami masa pandemi terburuk.

"Sembilan puluh lima persen kasus yang dilaporkan terjadi di tahun 2022," katanya.

Professor Toole sudah mempelajari data internasional dan menemukan Australia merupakan salah satu negara dengan jumlah kematian karena COVID tertinggi di dunia per kapita.

"Dalam sepekan terakhir, Australia berada di peringkat ketiga dalam kasus per satu juta penduduk," kata Professor Toole.

"Kita juga berada di peringkat ketiga dalam jumlah kematian per jumlah penduduk, jauh lebih tinggi dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.