Sukses

Dokter Butuh 4,5 Jam Berjuang Selamatkan Nyawa Shinzo Abe

Dokter di Jepang pada konferensi pers mengatakan petugas medis menghabiskan empat setengah jam untuk menyelamatkan nyawa Shinzo Abe.

Liputan6.com, Nara - Tim Dokter yang merawat Shinzo Abe mengaku telah menghabiskan 4,5 jam untuk menyelamatkan nyawa mantan Perdana Menteri Jepang yang ditembak saat melakukan kampanye di Nara. Namun, Shinzo Abe tak tertolong dan telah dinyatakan meninggal dunia.

"Mereka mencoba menghentikan pendarahan dan melakukan transfusi darah," kata dokter di rumah sakit, dikutip dari laman BBC, (8/7/2022).

"Pihak rumah sakit menggunakan lebih dari 100 unit darah," katanya.

Dia membenarkan ada dua luka yang diyakini luka akibat tembakan, tapi dia menyatakan dokter tidak dapat menemukan peluru selama operasi.

Polisi telah menangkap seorang pria berusia 40-an karena melakukan percobaan pembunuhan dengan menembak mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, saat melakukan kampanye di Nara, Jepang.

Polisi menyebut, senjata yang digunakan oleh pelaku merupakan rakitan, menurut laporan NHK, Jumat (8/7/2022).

Dalam video yang beredar, tampak senjata rakitan pelaku tergeletak di tanah saat petugas keamanan membekuknya, menurut laporan The Asahi Shimbun. Polisi mengatakan bahwa tersangka dicurigai telah membuat senjatanya sendiri.

NHK melaporkan bahwa pelaku tidak mencoba melarikan diri dan langsung ditahan untuk diinterogasi di kantor polisi Nara Nishi.

"Ini bukan hanya langka, tetapi juga benar-benar tak terduga secara budaya," kata Nancy Snow, direktur Dewan Industri Keamanan Internasional Jepang mengatakan kepada CNN.

"Orang Jepang tidak memiliki budaya kepemilikan senjata seperti yang dimiliki warga Amerika Serikat. Saya benar-benar merasa kehilangan kata-kata. Saya berdoa yang terbaik untuk mantan perdana menteri (Shinzo Abe)."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengaku Sudah Lama Berniat Bunuh Shinzo Abe

Pria bernama Tetsuya Yamagami langsung ditangkap usai menembak mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berpidato kampanye di Nara, Jepang. Setelah dilarikan ke rumah sakit, nyawa Shinzo Abe tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. 

Pelaku berusia 41 tahun itu diketahui merupakan mantan Marinir Angkatan Laut dan pasukan bela diri Jepang hingga 2005. Tetsuya Yamagami diketahui menggunakan senjata rakitan sendiri.

Saat kejadian, terdengar dua kali tembakan di lokasi. Motif Tetsuya Yamagami melakukan penembakan diakui karena kecewa dengan Abe saat menjabat sebagai PM dan telah berniat membunuh Abe sejak lama.

Abe terkena luka di dada dan tenggorokan dan detak jantungnya berhenti. Ia langsung dibawa ke salah satu rumah sakit di Nara dengan helikopter, dan diterbangkan lagi ke Tokyo, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Berita kematian Abe sangat mengejutkan ketika media pertama kali mendengar bahwa dia telah ditembak sekitar pukul 11.30 waktu setempat pagi ini di kota Nara.

Jepang saat ini sedang melakukan pemilihan parlemen yang akan datang pada Minggu ini dan itulah sebabnya Shinzo Abe turun ke jalan memberikan pidato mendukung salah satu kandidat di kota itu, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/7/2022).

Rupanya kunjungan itu baru dikonfirmasi tadi malam sehingga bagaimana tersangka berhasil mengetahui hal ini dan mempersiapkannya masih menjadi pertanyaan terbuka. Kekerasan semacam ini sangat jarang terjadi di Jepang.

3 dari 4 halaman

Warga Jepang Berduka

Warga Jepang berduka atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Jumat (8/7) saat menyampaikan kampanye politik di Nara.

"Ini adalah berita yang ditakuti orang-orang di sini di Jepang selama enam jam," tulis Jurnalis BBC di Jepang Yuko Kato.

 "Ini adalah hasil terburuk yang mungkin terjadi," katanya, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/7/2022).

Kini, adalah sentimen di mana-mana, soal penggunaan senjata api.

"Apa pun yang dipikirkan orang tentang Abe, Jepang kini bersatu dalam kesedihan, kemarahan, dan keterkejutan," kata Kato.

Abe meninggal di rumah sakit. Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat partai Shinzo Abe saat sedang menerima perawatan medis, dekat dengan serangan di Nara, kata seorang pejabat senior Partai Demokrat Liberal, lapor lembaga penyiaran publik NHK.

Jepang, negara berpenduduk 127 juta orang dan kematian senjata tahunan jarang berjumlah lebih dari 10, adalah salah satu negara tersebut.

"Sejak senjata masuk ke negara itu, Jepang selalu memiliki undang-undang senjata yang ketat," Iain Overton, direktur eksekutif Action on Armed Violence, sebuah kelompok advokasi Inggris, mengatakan kepada BBC. 

"Mereka adalah negara pertama yang memberlakukan undang-undang senjata di seluruh dunia, dan saya pikir itu meletakkan dasar yang mengatakan bahwa senjata benar-benar tidak berperan dalam masyarakat sipil."

Namun kemudian, insiden penembakan justru menimpa mantan PM Shinzo Abe hingga menyebabkan ia tak sadarkan diri. 

Insiden kekerasan senjata jarang terjadi di Jepang, di mana senjata api dilarang.

4 dari 4 halaman

Video Detik-detik Shinzo Abe Ditembak

Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, ditembak dari belakang ketika sedang pidato di Nara. Ia sedang membantu kampanye untuk pemilihan legislatif 2022. 

Penembakan terjadi sekitar 11.30 siang waktu Jepang, Jumat (8/7/2022). Shinzo Abe tampak pidato di pinggir jalan di atas sebuah platform. 

Berdasarkan rekaman video dari netizen, Abe sedang berbicara ketika terdengar suara ledakan senjata, tak lama kemudian, muncul kepulan asap putih dan ada suara tembakan lain.

Video lain dari NHK melengkapi momen ketika Shinzo Abe ditembak. Pada tayangan berikutnya, Shinzo Abe sudah kolaps di lantai dan berusaha ditolong oleh tim medis. 

Abe sudah dibawa ke rumah sakit, namun dilaporkan bahwa tak ada tanda-tanda kondisi vital di tubuhnya. 

Seorang pria berusia 40 tahunan telah ditangkap atas insiden ini. Senjata api yang ia pegang juga telah diambil aparat. 

Insiden penembakan seperti ini sangatlah langka di Jepang. Aturan senjata api di negara itu juga sangat ketat.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.