Sukses

Korea Utara Cabut Aturan Pembatasan COVID-19

Korea Utara telah berada dalam pertempuran sengit melawan gelombang COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mencabut pembatasan aturan pergerakan yang diberlakukan di ibu kota Pyongyang setelah penerimaan pertama wabah COVID-19 beberapa minggu yang lalu.

Hal ini dilaporkan media setempat ketika negara yang terisolasi itu mengatakan bahwa situasi virus sekarang terkendali.

Korea Utara telah berada dalam pertempuran sengit melawan gelombang COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional bulan ini.

Akibatnya, memicu kekhawatiran tentang kurangnya vaksin, pasokan medis, dan kekurangan makanan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (30/5/20220.

Pada Minggu (29/5), pembatasan telah dicabut, kata kantor berita Jepang Kyodo, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Beijing.

Seorang juru bicara kementerian unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut, karena media pemerintah Korea Utara belum mengumumkan keputusan tersebut.

Laporan Kyodo muncul tak lama setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memimpin pertemuan politbiro untuk membahas revisi pembatasan anti-epidemi, menilai situasi wabah COVID-19 pertama negara itu "membaik".

"Biro Politik memeriksa masalah koordinasi dan penegakan peraturan dan pedoman anti-epidemi secara efektif dan cepat mengingat situasi anti-epidemi yang stabil saat ini," kata media pemerintah Korea Utara, KCNA, Minggu.

Korea Utara melaporkan 100.710 lebih banyak orang menunjukkan gejala demam dan satu kematian tambahan pada Minggu (29/5) malam, dibandingkan dengan sekitar 390.000 dua minggu lalu, kata KCNA. Korban meninggal naik menjadi 70 orang.

Korea Utara belum mengkonfirmasi jumlah total orang yang dites positif virus corona, tampaknya kekurangan pasokan pengujian.

Para ahli mengatakan, angka yang diumumkan mungkin tidak dilaporkan, dan sulit untuk menilai skala situasi yang sebenarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kim Jong-un ke Pemakaman Tak Bermasker

Kim Jong-un terlihat tanpa masker sebagai salah satu pengusung jenazah pada pemakaman kenegaraan untuk seorang perwira tinggi militer, media pemerintah Korea Utara melaporkan Senin 23 Mei 2022. Ini beberapa hari setelah Pyongyang mengklaim wabah COVID-19 sudah terkendali.

Kim Jong-un pada Minggu 22 Mei menghadiri pemakaman Hyon Chol Hae, seorang marshal Tentara Rakyat Korea dan dilaporkan sebagai mentor Kim, mempersiapkannya untuk kepemimpinan sebelum ayah dan pendahulunya Kim Jong-il meninggal pada tahun 2011.

Korean Central News Agency (KCNA) seperti dikutip dari AFP, Selasa (24/5/2022), merilis foto Kim tidak mengenakan masker, mengangkat peti mati Hyon bersama dengan pejabat rezim lainnya, yang bermasker.

Pemimpin Korea Utara telah menempatkan dirinya di depan dan di tengah tanggapan COVID-19 negaranya, menyalahkan pejabat negara yang malas karena memperburuk wabah dipicu varian Omicron.

Selama akhir pekan, KCNA mengatakan epidemi itu sekarang "dikendalikan secara stabil", dan melaporkan jumlah kematian "menurun tajam dari hari ke hari".

 

3 dari 4 halaman

Kim Jong-un Terlihat Pakai Masker Pertama Kali Saat Wabah Dilaporkan

Pengakuan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Kamis 12 Mei, menandai berakhirnya dua tahun klaim Korea Utara untuk bebas dari COVID-19.

Pada pertemuan yang menguraikan aturan baru COVID-19 pada hari Kamis, Kim terlihat mengenakan masker di televisi untuk pertama kalinya.

Dia memerintahkan kontrol virus "darurat maksimum", yang tampaknya mencakup perintah untuk lockdown lokal dan pembatasan berkumpul di tempat kerja.

Korea Selatan mengatakan pihaknya menawarkan bantuan kemanusiaan setelah pengumuman Kamis, tetapi Pyongyang belum menanggapi.

 

4 dari 4 halaman

Hitungan Kasus di Korea Utara Dipertanyakan

Para ahli mempertanyakan klaim dan penghitungan resmi, mengingat bahwa negara miskin itu memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia dan tidak ada obat COVID-19 atau kemampuan pengujian massal.

Korea Utara juga belum memvaksinasi sekitar 25 juta penduduknya, setelah menolak suntikan vaksin yang ditawarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Korea Utara mengumumkan kasus Virus Corona pertamanya pada 12 Mei, meskipun blokade dua tahun dipertahankan sejak awal pandemi.

Pyongyang melaporkan 167.650 kasus "demam" pada Senin 23 Mei melalui KCNA, penurunan penting dari puncak sekitar 390.000 yang dilaporkan sekitar seminggu sebelumnya.

Korea Utara melaporkan satu kematian lagi dan mengklaim tingkat kematian untuk "demam" adalah 0,002 persen.

Laporan media pemerintah tidak merinci berapa banyak kasus dan kematian yang dites positif terkena Virus Corona COVID-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini