Sukses

Vladimir Putin Kritik Amerika Serikat dan NATO di Krisis Ukraina

Kondisi di Ukraina masih bergejolak karena ancaman invasi Rusia. Negara barat sudah mulai merapatkan barisan.

Liputan6.com, Moskow - Situasi di Ukraina masih bergejolak akibat potensi invasi Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa mulai merapatkan barisan dan penduduk Ukraina mulai latihan militer.

Akan tetapi, Presiden Rusia Vladimir Putin membantah adanya invasi. Ia juga berkata kekhawatirannya terkait NATO tidak didengarkan, dan Amerika Serikat hanya berniat memberikan lebih banyak sanksi ke Rusia.

"Sepertinya bagi saya Amerika Serikat tidak terlalu mengkhawatirkan keamanan Ukraina," ucap Presiden Putin seperti dikutip BBC, Rabu (2/2/2022).

"Tetapi tugas utamanya adalah untuk mengekang pertumbuhan Rusia. Dalam hal ini, Ukraina sendiri adalah alat untuk meraih tujuan tersebut," tambahnya.

Terkait NATO, Presiden Putin mengkritik apabila Ukraina bergabung dengan NATO. Bila itu terjadi, Putin resah Ukraina akan merebut kembali Krimea yang dicaplok Rusia secara sepihak. 

"Bayangkan bahwa Ukraina adalah anggota NATO dan operasi militer dimulai," ujarnya. "Apa kami akan bertempur dengan NATO? Adakah seseorang yang memikirkan hal ini? Sepertinya mereka belum memikirkannya."

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Erdogan Siap Jadi Juru Damai

Sebelumnya dilaporkan, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tidak setuju pada ancaman invasi Rusia terhadap Ukraina. Turki menyiratkan siap memenuhi kewajiban sebagai anggota NATO apabila terjadi invasi.

Tak hanya itu, Presiden Erdogan mengaku telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas diplomasi.

"Saya harap Rusia tidak akan membuat serangan bersenjata atau menduduki Ukraina. Langkah tersebut tidak akan menjadi tindakan bijak untuk Rusia atau kawasan," tegas Presiden Recep Tayyip Erdogan, dilansir Al Arabiya, Kamis (27/1).

Presiden Erdogan berkata perlu ada dialog untuk mendengarkan keresahan dari pihak Rusia dalam hal keamanan.

Sebagai sekutu Rusia dan Ukraina, Erdogan berkata bahwa memiliki niat baik untuk menjembatani Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelenskiy.

"Saya ulangi bahwa kami siap melakukan segala hal yang perlu dan saya menyampaikan pesan-pesan ini kepada Presiden Putin dan Presiden Zelenskiy," jelas Erdogan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.