Sukses

22 November 1942: Kepungan Tentara Merah Soviet Usir Nazi Jerman dari Stalingrad

Pada 22 November 1942, serangan balasan Soviet terhadap tentara Jerman membuahkan hasil ketika Tentara Merah menjebak sekitar seperempat juta tentara Jerman di selatan Kalach, di Sungai Don, Stalingrad.

Liputan6.com, Stalingrad - Pada 22 November 1942, serangan balasan Uni Soviet terhadap tentara Nazi Jerman membuahkan hasil ketika Tentara Merah menjebak sekitar seperempat juta tentara Jerman di selatan Kalach, di Sungai Don, Stalingrad.

Ketika pengepungan Soviet diperketat, Jenderal Jerman Friedrich Paulus meminta izin kepada komandan tertinggi militer Nazi Jerman untuk mundur dari kota Negeri Tirai Bambu tersebut, demikian seperti dikutip dari History, Senin (22/11/2021).

Pertempuran Stalingrad dimulai pada musim panas 1942, ketika pasukan Jerman menyerang kota, sebuah pusat industri utama dan menandai keberhasilan strategis militer Nazi, jika itu bisa diduduki.

Tetapi, kerja keras Angkatan Darat ke-6 Jerman, di bawah Paulus, dan bagian dari Tentara Panzer ke-4, di bawah Ewald von Kleist, tidak dapat menembus pertahanan total Angkatan Darat ke-62 Soviet, yang dipimpin oleh Jenderal Vasily I. Chuikov.

The Third Reich sempat berhasil mendorong Soviet hampir ke Sungai Volga pada pertengahan Oktober dan mengepung Stalingrad. Keberhasilan nampak di depan mata, namun semua berubah menyusul berbagai hal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keadaan Berbalik Menguntungkan Soviet

Berkurangnya sumber daya, serangan gerilya partisan, dan kekejaman musim dingin Rusia mulai berdampak pada Jerman.

Pada tanggal 19 November, Soviet membuat langkah mereka, meluncurkan serangan balasan yang dimulai dengan pemboman artileri besar-besaran dari posisi Jerman.

Soviet kemudian menyerang mata rantai terlemah dalam pasukan Rumania yang tidak berpengalaman pasukan Jerman; 65.000 orang akhirnya ditawan oleh Soviet.

Soviet kemudian membuat langkah strategis yang berani, mengelilingi musuh, meluncurkan gerakan penjepit dari utara dan selatan secara bersamaan, bahkan ketika Jerman mengepung Stalingrad.

Jerman seharusnya mundur, tetapi Hitler tidak mengizinkannya. Dia ingin pasukannya bertahan sampai mereka bisa diperkuat.

Pada saat pasukan baru itu tiba pada bulan Desember, semua sudah terlambat.

Posisi Soviet terlalu kuat, dan Jerman kelelahan. Saat itu hanya masalah waktu sebelum Jerman dipaksa untuk menyerah dan mundur total dari Stalingrad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini