Sukses

Air Keran di AS Terkontaminasi Bahan Radioaktif dan Pestisida

Ilmuwan mengidentifikasi 56 bahan kimia baru dalam persediaan air di AS, beberapa termasuk berkaitan dengan penyakit kritis.

Liputan6.com, New York - Utilitas dan regulator air di Amerika Serikat telah mengidentifikasi 56 kontaminan baru pada air minum dalam dua tahun terakhir. Daftar kontaminan mencakup zat berbahaya yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, gangguan reproduksi, penyakit hati, dan banyak lagi.

Dilansir The Guardian, Kamis (4/11/2021), pengungkapan ini merupakan bagian dari analisis catatan kontaminasi utilitas air nasional oleh Environmental Working Group, advokat air bersih yang kini telah memperbarui basis datanya untuk pertama kali sejak 2019.

Ditemukan bahwa perbaruan ini sebagian besar didorong oleh PFAS (senyawa alkil per dan polifluorinasi, bahan kimia) yang baru diidentifikasi, kelas beracun forever chemical yang banyak digunakan di lusinan industri dan dianggap mencemari air minum untuk lebih dari 100 juta orang. Pestisida, produk sampingan disinfektan air, dan bahan radioaktif adalah zat-zat lain yang diidentifikasi oleh regulator.

"Ini menunjukkan fakta bahwa kita hampir tidak memiliki peraturan yang cukup kuat untuk melindungi air minum dan proses regulasinya terlalu lambat," kata ilmuwan senior Environmental Working Group (EWG) Tasha Stoiber. "Kami sedang menguji hal-hal yang sudah dalam air minum setelah fakta dan kita tidak bisa mengimbangi bahan kimia ini."

Daftar kontaminan tersebut mencakup beberapa zat berbahaya yang telah diproduksi dan digunakan selama bertahun-tahun, tetapi baru sekarang dipantau oleh regulator karena hubungannya dengan masalah kesehatan menjadi jelas. Kontaminan lainnya juga ada, termasuk yang baru mulai digunakan industri dalam jumlah yang lebih besar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Regulasi yang Lambat

Banyak zat diidentifikasikan sebagai bagian dari aturan pemantauan kontaminan (UMCR) yang tidak diatur dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), yang merupakan salah satu langkah awal dalam proses regulasi. Langkah ini melacak keberadaan bahan kimia di beberapa sistem air dan tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kepada EPA tentang seberapa luas kontaminasi bahan kimia sebelum batas baru ditetapkan.

Di antara zat yang terdeteksi, ditemukan HAA-9, produk sampingan dari proses desinfeksi air minum. Regulator sebelumnya menetapkan batas untuk HAA-5, kontaminan dalam keluarga yang sama yang ditemukan menyebabkan masalah kesehatan. Industri mengklaim HAA-9 aman, tetapi penelitian terbaru mengaitkannya dengan tingkat kelahiran yang rendah sehingga EPA mulai melacaknya.

Namun, menetapkan batas dapat menjadi proses yang panjang dan EPA telah gagal untuk menetapkan batas baru di bawah UMCR dalam 20 tahun sejak aturan tersebut diterapkan. Badan tersebut menemukan apa yang dicirikan Stoiber sebagai tingkat senyawa PFAS yang "membuka mata" pada tahun 2013. Namun, bertujuan untuk menetapkan batas air hanya untuk dua jenis pada tahun depan.

Kontaminan lain dalam daftar baru terdeteksi oleh negara bagian yang bergerak untuk menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk bahan kimia, seperti PFAS.

3 dari 4 halaman

Upaya untuk Warga

Sementara itu, tidak banyak yang dapat dilakukan orang selain pendidikan mandiri tentang kontaminan mana yang ada dalam sistem air minum mereka, membeli filter, dan mengadvokasi peraturan yang lebih kuat. Basis data EWG memungkinkan pengguna untuk mencari kontaminan dalam sistem air dengan kode pos dan menyediakan panduan tentang bahan kimi yang dapat dihilangkan oleh filter air.

"Semua orang bisa dididik," kata Stoiber. "Hubungi utilitas lokal, ajukan pertanyaan tentang apa yang mereka lakukan dan dorong peraturan yang lebih kuat yang melindungi kesehatan masyarakat."

 

 

Penulis: Anastasia Merlinda

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Gedung-Gedung Jakarta Bakal Dilarang Memakai Air Tanah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini