Sukses

Ilmuwan Sukses Sambung Ginjal Babi ke Tubuh Manusia dalam 54 Jam Operasi, Begini Hasilnya

Ilmuwan melakukan percobaan dengan menghubungkan ginjal hewan ke tubuh manusia. Mereka memakai ginjal babi yang sudah dimodifikasi.

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan melakukan percobaan dengan menghubungkan ginjal hewan ke tubuh manusia. Mereka memakai ginjal babi yang sudah dimodifikasi secara genetik untuk pasien manusia.

Para ilmuwan lalu menyaksikan bahwa organ berhasil menyaring limbah dari tubuh manusia.

Dilansir Live Science, Jumat (22/10/21), percobaan dilakukan kepada pasien yang telah meninggal. Tentu hal ini telah diberikan izin oleh pihak keluarga. Selama 54 jam percobaan, ginjal tetap berada di luar tubuh pasien di mana ahli bedah dapat mengamati organ dan mengambil sampel jaringan.

Para ahli mengatakan masalah dengan transplantasi hewan ke manusia biasanya berkembang saat terjadi interaksi antara darah manusia dengan jaringan hewan, seperti di pembuluh darah. Dibanding dengan organ primata, organ babi menawarkan sejumlah keuntungan untuk transplantasi.

Namun, terdapat satu rintangan utama, jaringan babi membawa gen yang mengkode molekul gula yang disebut alpha-gal, yang dapat membuat sistem kekebalan manusia menjadi bergejolak dan menyebabkan penolakan organ.

Percobaan yang dilakukan bulan lalu dipimpin tim bedah di NYU Langone Health yaitu Dr. Robert Montgomery, tim menggunakan ginjal dari babi rekayasa genetika yang tidak memiliki gen penghasil gula. Lalu, tim memodifikasi ginjal dengan satu cara tambahan, mereka mentransplantasikan timus babi, kelenjar kecil yang membantu melatih sel-sel kekebalan untuk melawan infeksi ke dalam ginjal.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses Pengamatan Ginjal Babi di Tubuh Manusia

Dengan memindahkan timus hewan ke penerima transplantasi dapat membantu mendidik ulang sistem kekebalan penerima, sehingga tubuh menerima transplantasi dalam jangka panjang. Maka itu, dalam menggunakan ginjal babi dilengkapi dengan kelenjar timus, untuk jangka panjang.

Selama percobaan 54 jam, tim mengawasi respons imun yang lebih cepat terhadap ginjal, di mana antibodi dalam suplai darah manusia menyerang organ saat masuk. Untungnya, tidak terjadi serangan, justru sebaliknya, ginjal mulai memproduksi urin dalam jumlah besar dalam beberapa menit setelah disambungkan ke pembuluh darah pasien.

Revivicor, anak perusahaan United Therapeutics, mengembangkan babi yang dimodifikasi secara genetik untuk digunakan dalam transplantasi baru-baru ini. Babi yang disebut GalSafe perusahaan itu dibersihkan untuk penggunaan dan konsumsi medis oleh administrasi makanan dan obat-obatan AS tahun lalu.

Revivicor tidak memiliki rencana segera untuk menjual babi mereka sebagai makanan, tetapi produk tersebut berpotensi menarik untuk mereka yang memiliki alergi alpha-gal, misalnya. Sementara itu, beberapa laboratorium mengambil pendekatan yang sangat berbeda untuk masalah transplantasi, menumbuhkan jaringan dan organ manusia di dalam babi sehingga nantinya dapat dipanen untuk transplantasi.

 

Penulis : Alicia Salsabila

 

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.