Sukses

COVID-19 di China Melonjak, Warga Diminta Tinggal di Rumah Selama Liburan

COVID-19 kembali melanda China, tepatnya sebuah kota di China Tenggara, Xiamen, pemerintah pun menerapkan beberapa kebijakan, salah satunya adalah tetap di rumah selama masa liburan.

Liputan6.com, Fujian - Sebuah kota di China Tenggara dilanda COVID-19 selama masa liburan. Pada Sabtu (18/9), otoritas meminta penduduk diminta untuk tinggal di rumah selama liburan dan menutup berbagai tempat.

Dalam sebuah rangkaian pemberitahuan, pemerintah Xiamen menghimbau agar penduduk tidak meninggalkan rumah jika tidak perlu, menutup taman, wisata alam, tempat olahraga, dan kegiatan massal termasuk tur, pameran, dan pertunjukan.

Dilansir dari laman The Straits Times, Minggu (26/9/2021), langkah-langkah tersebut – lebih ringan dari kuncitara penuh – diterapkan pada hari pertama liburan Festival Pertengahan Musim Gugur yang berlangsung selama 4 hari, musim liburan di seluruh China.

Xiamen, kota indah dengan 5 juta jiwa penduduk adalah salah satu dari 4 kota di provinsi Fujian – hotspot COVID-19 terbaru China – yang telah melaporkan kasus dalam beberapa hari terakhir.

Pengunjung Xiamen memerlukan izin untuk masuk, lalu lintas kendaraan yang tidak penting dilarang masuk, makan di restoran, kafe, dan tempat lainnya pun dilarang.

Pusat transportasi untuk China Tenggara, Xiamen telah melaporkan 92 infeksi COVID-19 menular secara lokal dalam seminggu terakhir.

Angka tesebut sekitar setengah dari jumlah kota di dekatnya, Putian, di mana infeksi COVID-19 pertama dilaporkan pada 10 September.

Kedua kota memulai tes COVID-19 mencakup serluruh kota pada hari Selasa.

Sejak 10 September, provinsi Fujian telah melaporkan 292 infeksi COVID-19.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wabah Memukul Mundur Beberapa Sektor

Wabah terjadi menjelang liburan hari nasional selama seminggu yang dimulai pada 1 Oktober, di mana kunjungan turis jauh lebih banyak daripada festival Pertengahan Musim Gugur.

Wabah domestik terakhir pada akhir Juli hingga Agustus menyebar ke puluhan kota di China, merupakan pukulan keras untuk sektor pariwisata, perhotelan, dna transportasi China.

Pada hari Sabtu, China melaporkan 46 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi untuk 17 September, dibandingkan dengan 84 hari sebelumnya, menurut Komisis Kesehatan Nasional.

Dari infeksi baru, 31 ditrasmisikan secara lokal, yang semuanya berada di povinsi tenggara Fujian, ujar otoritas kesehatan. Itu dibandingkan dengan 62 kasus lokal sehari sebelumnya.

China melaporkan 17 kasus baru infeksi COVID-19 tanpa gejala yang tidak diklasifikasikan sebagai infeksi yang dikonfirmasi, dibandingkan dengan 20 kasus sehari sebelumnya.

Tidak ada kemarian baru yang dilaporkan.

Pada 17 September, China telah mencatat 95.623 kasus yang dikonfirmasi, dengan jumlah kematian kumulatif tidak berubah pada 4.636.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.