Sukses

Intelijen Inggris Laporkan Ancaman Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul Afghanistan

Intelijen Inggris melaporkan adanya kelompok militan yang sedang merencanakan serangan terhadap orang-orang yang berkumpul di bandara Kabul, Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta - Intelijen Inggris melaporkan adanya kelompok militan yang sedang merencanakan serangan terhadap orang-orang yang berkumpul di Bandara Kabul, Afghanistan. Orang-orang itu merupakan warga yang berupaya melarikan diri dari Afghanistan.

Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey menyebut laporan intelijen itu "dapat dipercaya". 

Kementerian Luar Negeri Inggris pun menyarankan orang-orang untuk tidak melakukan perjalanan ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai, di mana ribuan orang menunggu penerbangan ke luar negeri menjelang batas waktu 31 Agustus ketika Amerika Serikat dan sekutunya akan menarik pasukan mereka yang tersisa di Afghanistan.

"Sekarang ada laporan yang sangat, sangat bisa dipercaya tentang serangan yang akan segera terjadi, dan itulah sebabnya imbauan Kementerian Luar Negeri diubah tadi malam, bahwa orang-orang tidak boleh datang ke Bandara Kabul, mereka harus pindah ke tempat yang aman dan menunggu instruksi lebih lanjut," kata Heappey kepada radio BBC, Kamis (26/8/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Serangan Bom Bunuh Diri

Heappey menegaskan, laporan intelijen tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri oleh militan ISIS telah menjadi "jauh lebih kuat".

"Saya pikir ada keinginan besar di antara banyak orang dalam antrian untuk mengambil kesempatan mereka, tetapi pelaporan ancaman ini memang sangat kredibel. Ada waktu yang nyata untuk itu," tutur dia.

Dia mengatakan bahwa negara-negara Barat mengandalkan Taliban untuk keamanan di luar bandara, dan meskipun ada peringatan, masih banyak orang yang menunggu di sana.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa ancamannya sangat parah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi mereka yang ada di sana," kata Heappey.

"Ada kemungkinan bahwa saat laporan lebih lanjut masuk, kami mungkin dapat mengubah imbauan dan memproses orang lagi, tetapi tidak ada jaminan untuk itu," ujar dia, melanjutkan.

3 dari 3 halaman

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.