Sukses

Presiden Prancis Emmanuel Macron Evakuasi Hampir 200 Orang Afghanistan dari Taliban

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut angkat bicara terkait masalah di Afghanistan.

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut bertindak dalam evakuasi warga Afghanistan setelah Taliban meraih kekuasaan. Evakuasi dilakukan bersama dengan warga Prancis di Afghanistan.

"Hampir 200 warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk Prancis atau yang terancam telah dievakuasi dari Kabul. Begitu pula warga Prancis dan asing," ujar Presiden Macron melalui Twitter, dikutip Rabu (18/8/2021).

Macron berterima kasih ke para tentara, polisi, serta korps diplomatik yang memungkinkan terjadinya evakuasi ini.

Selain itu, Macron menyebut Prancis siap ikut upaya internasional untuk menampung migrasi dari Afghanistan. Ia menekankan adanya upaya internasional yang terorganisasi dan adil.

Akan tetapi, ia mewanti-wanti agar tidak ada unsur yang berbahaya dalam aliran keimigrasian.

"Kita harus merencanakan dan melindungi diri kita aliran migrasi yang tidak reguler yang membahayakan yang orang-orang sekitar mereka dan menambah penyelundupan dalam berbagai jenis," ujar Macron. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inggris Bakal Terima 20 Ribu Pengungsi Afghanistan

Ribuan pengungsi Afghanistan akan dimukimkan kembali di Inggris setelah Taliban menguasai Kabul, seperti yang dijanjikan oleh pemerintah Inggris.

Melansir BBC, Rabu (18/8/2021), skema baru ini akan melihat hingga 20.000 warga Afghanistan menawarkan rute untuk mendirikan rumah di Inggris di tahun-tahun mendatang. 

Pada tahun pertama, 5.000 pengungsi yang memenuhi syarat - dengan prioritas perempuan, anak perempuan dan orang lain yang membutuhkan.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel mendesak negara-negara lain untuk membantu, dan mengatakan bahwa "kita tidak bisa melakukan ini sendirian".

Namun, beberapa partai oposisi mengkritik skema penyelesaian karena tidak berjalan cukup jauh. Rencana baru ini berada di atas skema yang ada untuk juru bahasa dan staf lain yang bekerja untuk Inggris.

Sekitar 5.000 warga Afghanistan dan anggota keluarga diharapkan mendapat manfaat dari kebijakan itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.