Sukses

China Mulai Operasikan Matahari Buatan untuk Pencarian Energi Fusi Nuklir

China sudah mengoperasikan teknologi terbaru mereka untuk menemukan energi fusi nuklir.

Liputan6.com, Beijing - China membuat satu langkah maju dalam melakukan pencarian energi bersih melalui fusi nuklir terkontrol, dengan mengoperasikan matahari buatan. Benda itu adalah fasilitas penelitian reaktor fusi nuklir generasi baru yang beroperasi pada suhu 10 kali lebih panas dari matahari.

Menurut China National Nuclear Corporation (CNNC), perangkat HL-2M Tokamak mampu beroperasi pada suhu 150 juta derajat Celcius atau hampir tiga kali lebih panas dari versi sebelumnya yang disebut HL-2A.

Dikutip dari Scmp, Sabtu (5/12/2020), kemampuan menghasilkan suhu ultra tinggi tersebut penting untuk penelitian proses fusi, mereplikasi cara matahari menghasilkan energi dengan menggunakan gas hidrogen dan deuterium sebagai bahan bakar. Matahari hanya beroperasi pada suhu 15 juta derajat Celcius.

Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), yang sedang dibangun di Prancis selatan, juga dirancang untuk dapat beroperasi pada suhu 150 juta derajat Celcius (270 juta Fahrenheit).

Institut Korea Fusion Energy mengumumkan bahwa sekitar seminggu yang lalu, reaktornya telah berhasil beroperasi pada suhu 100 juta derajat Celcius setidaknya selama 20 detik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

HL-2M Lebih Baik dari HL-2A

Yang Qingwei selaku kepala insinyur Institut Sains Fusion CNNC di Institut Fisika Barat Daya mengatakan bahwa HL-2M dapat mencapai waktu pengurungan plasma magnetik hingga 10 detik.

"HL-2M adalah matahari buatan terbesar di China dengan parameter terbaik," imbuh Xu Min selaku direktur institut tersebut.

Fasilitas baru ini juga memiliki volume plasma tiga kali lipat dan intensitas arus plasma enam kali lipat dibandingkan dengan HL-2A. Dengkan kata lain, akan meningkatkan penelitian dan pengembangan teknologi generator fusi di China.

Yang mengatakan bahwa proyek itu akan menjadi "pilar penting" bagi ITER, di mana China menjadi anggotanya bersama dengan Amerika Serikat, India, Jepang, Rusia dan Korea Selatan.

China bertujuan untuk mengembangkan teknologi fusi karena berencana untuk membangun reaktor eksperimental paling cepat tahun depan, membangun prototipe industri pada tahun 2035 dan mulai digunakan secara komersial skala besar pada tahun 2050.

Beijing merilis kerangka kerja pengembangan teknologi nasional yang berkomitmen untuk mencapai terobosan dalam teknologi termasuk kecerdasan buatan, ilmu kedirgantaraan dan eksplorasi bumi dan laut dalam.

Jauh di atas atmosfer, pesawat luar angkasa Chang'e 5 telah mengangkat 2 kg (4,4 lbs) debu dan batu bulan dari Bulan untuk dibawa kembali ke Bumi, sementara pesawat ruang angkasa Tianwen-1 Mars diharapkan tiba di Mars. dalam tiga bulan.

 

Reporter: Ruben Irwandi

3 dari 3 halaman

Infografis Perang Dagang AS-China Segera Berakhir

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.