Sukses

Hari Mengenang Nelson Mandela, Pejuang Kemanusiaan Sang Pahlawan Anti-Apartheid

Tanggal 18 Juli telah ditetapkan sebagai Hari Internasional Nelson Mandela yang dirayakan setiap tahun untuk mengenang warisan lelaki yang mengubah abad ke-20 dan membantu membentuk abad ke-21 tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 18 Juli telah ditetapkan oleh PBB sebagai Nelson Mandela International Day atau Hari Internasional Nelson Mandela. Diperingati setiap tahun untuk mengenang warisan pria yang mengubah abad ke-20 dan membantu membentuk abad ke-21.

Ini adalah momen bagi semua untuk mengubah diri dengan nilai-nilai yang menginspirasi dari Nelson Mandela.

Menurut situs UN.org, Nelson Mandela International Day yang ditetapkan pada November 2009 ini sebagai pengakuan atas kontribusi mantan Presiden Afrika Selatan tersebut atas budaya perdamaian dan kebebasan.

Majelis Umum PBB menyatakan 18 Juli sebagai Nelson Mandela International Day melalui Resolusi A / RES / 64/13, mengakui nilai-nilai Mandela dan dedikasinya untuk pelayanan kemanusiaan dalam: resolusi konflik; hubungan ras; promosi dan perlindungan hak asasi manusia; rekonsiliasi; kesetaraan gender dan hak-hak anak dan kelompok rentan lainnya; perjuangan melawan kemiskinan; promosi keadilan sosial. Resolusi tersebut mengakui kontribusinya pada perjuangan untuk demokrasi internasional dan promosi budaya perdamaian di seluruh dunia.

Mengutip unesco.org, Sabtu (18/7/2020), Nelson Mandela adalah seorang negarawan yang hebat, penganjur kesetaraan yang sengit, pendiri perdamaian di Afrika Selatan. Di mana tekadnya yang mutlak, komitmennya yang mendalam terhadap keadilan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar, keyakinan yang mendalam akan kesetaraan dan martabat setiap wanita dan pria, keterlibatannya yang tanpa henti untuk dialog dan solidaritas di semua kalangan merupakan sikap yang patut dicontoh dari seorang Nelson Mandela.

Di masa-masa yang penuh gejolak, Nelson Mandela menunjukkan kepada kita kekuatan melawan penindasan, keadilan atas ketidaksetaraan, martabat atas penghinaan, pengampunan atas kebencian. Ketika dunia mengedepankan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan berusaha untuk mengatasi sumber-sumber kesulitan baru, Nelson Mandela tetap berpegang teguh pada prinsipnya, “Untuk menjadi bebas bukan hanya membuang seseorang rantai, tetapi hidup dengan cara yang menghormati dan meningkatkan kebebasan orang lain", yang ia jadikan sebagai pembimbingnya.

Goodwill Ambassador dan Laureate of the Houphouët-Boigny Peace Prize 1991 merupakan warisan Nelson Mandela bersama misi UNESCO, untuk memberdayakan semua wanita dan pria berdasarkan kesetaraan hak dan martabat mereka, mempromosikan dialog dan solidaritas untuk keadilan dan kekal perdamaian. Tindakan dan semangat yang tidak pernah begitu penting sebelumnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan Direktur Jenderal UNESCO

Pada Hari Internasional Nelson Mandela yang dirayakan oleh UNESCO, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menyampaikan sepenggal pesan mengenang pahlawan anti-apartheid-- yang memperjuangkan keadilan bagi ras kulit hitam di Afrika Selatan.

"Dalam pidato legendarisnya yang disampaikan di Pengadilan Rivonia di Afrika Selatan pada tahun 1964, Nelson Mandela mengatakan, 'Saya menghargai cita-cita masyarakat yang demokratis dan bebas di mana semua orang hidup bersama dalam harmoni dan dengan kesempatan yang sama. Ini adalah cita-cita yang saya harapkan untuk tercapai dan tetap hidup. Bahkan, itu adalah cita cita sebelum saya mati'," kata Audrey Azoulay.

Audrey Azoulay mengatakan, misi Nelson Mandela sebagai revolusioner anti-apartheid adalah membangun kesetaraan dan kebebasan untuk semua wanita, pria dan anak-anak. hak-hak dasar semua manusia, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan atau ras. Ini juga yang akhirnya membuat pria yang karib disapa Madiba itu dipenjara selama 27 tahun.

Meskipun dipenjara, sambung Audrey Azoulay, Nelson Mandela terus percaya pada cita-cita ini, dan pada saat pembebasannya, terus mempraktikkannya.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.