Sukses

Imbas Pandemi Corona COVID-19, Umat Muslim Dunia Rayakan Idul Fitri Virtual

Perayaan Idul Fitri pada tahun ini berbeda lantaran dirayakan secara virtual oleh seluruh umat muslim di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Idul Fitri pada tahun ini sangat tidak menyerupai tahun-tahun sebelumnya diakibatkan oleh pandemi Virus Corona COVID-19 yang terus melumpuhkan pergerakan manusia di seluruh dunia.

Banyak negara mayoritas Muslim seperti Turki, Qatar dan termasuk Indonesia telah menangguhkan sebagian besar kegiatan terkait Idul Fitri, termasuk salat Ied. Demikian seperti mengutip Al Jazeera, Minggu (24/5/2020). 

Di Saudi, masjid-masjid akan menyiarkan panggilan untuk salat Id, tetapi tidak ada jemaah yang diizinkan untuk hadi. Orang-orang diminta untuk melakukan salat di rumah, mirip dengan langkah-langkah sepanjang Ramadan tahun ini.

Sementara untuk negara dengan populasi Muslim minoritas, seperti yang ada di Amerika Utara dan Latin, Idul Fitri juga akan dirayakan di bawah penguncian dan pembatasan terkait.

"Tahun ini perayaan Idul Fitri menyedihkan," kata Fuad Musa, dari Islamic Center of Chile di Santiago.

"Di satu sisi, ada kegembiraan yang datang setelah bulan puasa berakhir, tetapi akan aneh karena kita ingat bagaimana perayaan itu di tahun-tahun sebelumnya ... di mana kita semua berkumpul, berpakaian di pagi hari, melaksanakan doa," tambahnya.

Saksikan juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Idul Fitri Virtual

Sebaliknya, organisasi dan individu Muslim menemukan alternatif teknologi dan virtual untuk menjaga tradisi Idul Fitri tetap hidup, seperti khotbah virtual, perayaan media sosial, dan konser online.

Pusat Islam tempat Musa bekerja telah pada tahun-tahun sebelumnya mengundang para sarjana Muslim dari Timur Tengah untuk memberikan ceramah tentang Idul Fitri, yang dihadiri langsung oleh banyak orang di komunitas Muslim Chili - yang didirikan lebih dari 100 tahun di negara Amerika Latin.

Namun, karena pembatasan perjalanan, Musa mengatakan tidak ada pilihan selain mendengarkan sarjana yang diundang melalui konferensi video.

"Kami pertama-tama akan berdoa, kemudian mendengarkan [sarjana] Sheikh, kemudian kami akan menunjukkan makanan dan manisan kami secara online [saya tidak yakin]. Kami belum pernah melakukan ini sebelumnya, jadi saya tidak bisa memberi tahu Anda bagaimana tepatnya akan berubah, saat kita membuat jalan saat kita berjalan," katanya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.