Sukses

Riset Temukan Gunung Berapi Baru di Hawaii, Disebut yang Terbesar di Bumi

Lebih panas dan besar dari gunung berapi lainnya di Bumi!

Liputan6.com, Hawaii - Baru-baru ini di Hawaii, muncul gunung berapi baru yang muncul 952 kilometer dari barat laut Honolulu, Hawaii. Gunung itu muncul dengan tinggi 170 kaki (52 meter) di atas permukaan laut, seperti yang dikutip dari Livescience, Sabtu (23/05/2020). 

Pūhāhonu yang diartikan kura-kura mencari nafas, merupakan rantai panjang gunung dan gunung berapi bawah laut yang membentang dari Kepulauan Hawaii ke tepi timur Rusia. Pada rangkaian itu, terdapat setidaknya 120 gunung berapi yang sudah mati dan terkubur di bawah laut. Namun puncaknya yang muda, yang membentuk Kepulauan Hawaii, masih berada di atas laut.

Sebelum Pūhāhonu ditemukan, Mauna Loa telah lama menyandang status gunung berapi terbesar di dunia. Puncak dari Mauna Loa diatas laut sendiri mencapai lebih dari 30.000 kaki (9.170 m), dan secara teknis Mauna Loa lebih tinggi dari gunug Everest. Namun Pūhāhonu diperkirakan lebih besar dari Mauna Loa.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seberapa Besar Pūhāhonu?

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Earth and Planetary Science Letters, Pūhāhonu memiliki bagian yang jauh tenggelam di lautan, mengandung 36.000 mil kubik (150.000 km kubik) batu, dan ukuran itu adalah dua kali lipat dari Mauna Loa. Hasil ini didapatkan dari detektor sonar dan gravitasi untuk mengukur seluruh jejak topografi Pūhāhonu.

Saat ini hanya 30% dari Pūhāhonu yang terlihat dari permukaan laut. Tim juga menuliskan bahwa, Pūhāhonu tenggelam jauh dibawah laut dan menekan tanah di bawah laut itu tertekan, menyebabkan Pūhāhonu ini hanya telihat sedikit selama 14 juta tahun. 

Tak hanya menjadi yang terbesar, tapi Pūhāhonu menjadi gunung berapi terpanas di Bumi. Tim memeriksa beberapa sampel olivin --mineral yang terbentuk ketika magma mendingin dan mengkristal dan hasilnya mereka menemukan bahwa magma tersebut belum mengalami pengkristalan penuh. Para ilmuwan memprediksi bahwa suhu magma dari Pūhāhonu mencapai  3.100 derajat Fahrenheit (1.700 derajat Celcius)  saat pertama kali keluar. 

 

Reporter: Yohana Belinda

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.