Sukses

Bank Makanan di AS Makin Dicari Saat Pandemi Corona COVID-19

Kebutuhan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan menjadi hal vital di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Nashville - Kebutuhan makanan di Amerika Serikat (AS) menjadi lebih vital dari biasanya di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19). Banyaknya warga yang tak bisa bekerja dan kesulitan mendapatkan pangan. 

Pemerintah AS memang memberikan bantuan, namun penyalurannya bertahap sehingga ada yang belum dapat. 

Itulah yang terjadi pada Brooklyn Dotson (25) di Nashville. Setelah dirumahkan, karena gudang tempatnya bekerja tutup dalam upaya mencegah penularan virus corona, belum menerima uang tunjangan dari pemerintah.

Dilansir VOA Indonesia, Rabu (22/4/2020). Dotson mengumpulkan uang untuk membeli bensin dan mengarahkan mobilnya ke "GraceWorks Ministries" di Franklin, 48 km dari tempat tinggalnya, untuk mendapat makanan gratis dari bank makanan tersebut. Di sana, ia antre, menunggu relawan yang mengenakan masker dan sarung tangan mengisi mobilnya dengan makanan bernilai sekitar $350.

"Saya tidak punya penghasilan. Saya bukan termasuk yang mendapat bantuan pangan rutin dari pemerintah, jadi sekarang ini susah mendapat bantuan," kata Brooklyn Dotson.

Bank makanan, seperti "GraceWorks", selalu sibuk bahkan pada masa terbaik ekonomi. Pandemi Virus Corona semakin membuat mereka sibuk, memenuhi lonjakan permintaan jutaan orang, seperti Dotson yang dirumahkan, atau orang-orang yang di-PHK karena tempat kerja mereka terimbas parah pandemi.

"Sekitar 50 persen orang yang antri ini belum pernah ke sini," ujar Presiden dan CEO "GraceWorks", Valencia A. Breckenridge. Ia menambahkan, seiring meningkatnya permintaan, pasokan bank-bank makanan jauh berkurang.

"Kami ingin tetangga kami, banyak dari mereka menganggur, atau dirumahkan, kami melihat banyak pekerja restoran datang, karena mereka tidak bekerja dan itu keterampilan mereka, dan sekarang ini mereka tidak memiliki sarana untuk mendapatkan pekerjaan lain,” kata Valencia A. Breckenridge.

Restoran, hotel dan resor yang tutup atau sangat mengurangi operasi akibat Virus Corona dan tidak lagi memasok makanan. Alhasil, pasokan bank-bank makanan merosot tajam. Para petani yang biasanya mengirim sayuran dan daging dalam jumlah besar, kini hanya bisa menjual hasil panen dalam kemasan kecil untuk pasar swalayan.

"Ini situasi buruk," ujar Katie Fitzgerald, Chief Operating Officer "Feeding America", asosiasi yang terdiri atas 200 bank makanan dan 60 ribu bank makanan skala kecil, yang disebut food pantry.

"Feeding America" melihat peningkatan permintaan dari 98 persen bank anggotanya, menurut survei terbaru. Peningkatan rata-rata untuk anggota adalah 63 persen, sementara 95 persen bank makanan asosiasi itu melaporkan peningkatan biaya operasional, kata organisasi itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Program Makanan

Kongres menambah bantuan yang signifikan dalam undang-undang bantuan penanggulangan Virus Corona baru, tetapi Fitzgerald memperingatkan, dana itu mungkin baru tiba ke daerah berbulan-bulan kemudian sementara bank makanan harus memenuhi lonjakan kebutuhan segera.

"Kalau ditanya apa yang paling dibutuhkan, kami membutuhkan makanan dan uang," ujar Nancy Keil, presiden dan CEO "Second Harvest Food Bank of Middle Tennessee".

Selain mencari cara untuk memenuhi lonjakan permintaan, bank makanan harus menemukan cara-cara baru yang kreatif untuk mendistribusi makanan dalam jumlah yang semakin besar, sambil menjaga stafnya aman dari paparan Virus Corona baru. 

Bank Makanan "Marin" di San Francisco, California membangun food pantry dadakan setelah sebagian dari 275 bank lainnya tutup selama pandemi, kata juru bicara Keely Hopkins. Food pantry baru itu, banyak di antaranya meladeni ratusan orang per hari, memperpanjang jam buka dan menggunakan ruang terbuka seperti tempat parkir agar social distancing tetap bisa diterapkan.

Para staf, yang dibayar, bekerja di banyak bank makanan untuk memasok, memilah dan mengemas makanan untuk pengiriman atau pengambilan, langkah yang diperlukan untuk melindungi sukarelawan, banyak dari mereka berusia lanjut dan berisiko mengalami komplikasi akibat virus itu. "Second Harvest Food Bank of Middle Tennessee" membatasi sukarelawan hingga 10 orang per ruangan untuk mengisi kotak-kotak makanan.

Dewan Kementerian Koperasi Nashville Timur mengusulkan agar bank makanan itu ditutup karena begitu banyak sukarelawan berusia lanjut, termasuk Judy Wahlstrom, pengelola program. Wahlstrom, usia 70 tahun, menolak tetapi mengambil tindakan pencegahan. Ia hanya membolehkan satu orang di dalam ruangan untuk memilih makanan dari rak; dan harus memakai masker dan sarung tangan. 

Di Regional "Food Bank of Oklahoma", juru bicara Cathy Nestlen mengatakan hampir 45 ribu sukarelawan membantu tahun lalu. Tahun ini, untuk menerapkan social distancing, staf menambah hari kerja untuk membantu.

Bank yang bertindak sebagai pusat distribusi makanan untuk ratusan lembaga anggota itu, kata Nestlen, kini beroperasi enam hari seminggu bulan ini dan akan mempertimbangkan untuk tujuh hari seminggu jika dibutuhkan.

Nestlen mencatat, Oklahoma adalah negara bagian paling lapar sebelum pandemi Virus Corona baru. Ia menyadari, peningkatan tajam permintaan bisa berlanjut berbulan-bulan, sehingga sumbangan menjadi semakin penting.

Untuk saat ini, yang pasti: Apa pun makanan yang mereka terima, langsung disumbangkan.

"Makanan datang dari pintu belakang, dan akan langsung ke luar ke penerima di pintu depan," ujar Courtney Vrablik, direktur eksekutif "The Store", pasar swalayan yang didirikan oleh penyanyi kantri Brad Paisley dan istrinya bulan lalu di Nashville untuk menyediakan makanan gratis bagi mereka yang membutuhkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.