Sukses

Kerap Menggertakkan Gigi Ternyata Pertanda Stres?

Dokter Chua Ea Kiam, konsultan senior di Unit Prostodontik Departemen Kedokteran Gigi Restoratif di National Dental Centre Singapura menjelaskan bahwa bukan hanya ciri-ciri stres saja.

Liputan6.com, Jakarta - Ciri-ciri seseorang yang mengalami stres serta gangguan tidur bisa terlihat dari sejumlah pertanda. Pertanda itu bisa ditampilkan lewat prilaku seseorang yang kerap mengepalkan rahang atau mengertakkan gigi mereka tanpa sadar.

Kondisi semacam ini dikenal dengan istilah bruxism -- mengertakkan gigi tanpa sadar di kehidupan sehari-hari, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (3/3/2020).

Sebanyak 38 persen pasien yang melaporkan dirinya tengah mengalami depresi, maka seseorang tersebut cenderung mengertakkan gigi. Mereka juga kerap mengeluhkan ada rasa nyeri pada persendian rahang lantaran melakukan aktivitas tersebut.

Dokter Chua Ea Kiam, konsultan senior di Unit Prostodontik Departemen Kedokteran Gigi Restoratif di National Dental Centre Singapura menjelaskan bahwa bukan hanya ciri-ciri stres saja, tapi ada kondisi psikologis lain.

"Saya juga melihat kondisi psikologis lain dalam beberapa kasus yang bisa mengakibatkan seseorang secara aktif melakukan bruxism," jelas Kiam.

"Setinggi 38 persen dari pasien yang terlihat di sini juga mengalami depresi yang signifikan, ketika mereka melaporkan gejala sendi rahang, yang kemungkinan merupakan akibat dari efek bruxism," kata Kiam.

Beberapa ahli menyebut bruxism sebagai clenching atau grinding gigi, sementara yang lain mengelompokkannya bersama, kata The American Academy of Oral Medicine (AAOM).

Tetapi apa pun tindakannya, bruxisme dapat terjadi dalam waktu tidur Anda dan bahkan selama jam bangun Anda.

Pada orang dewasa, bruxism dilakukan lebih sering daripada saat waktu tidur, demikian disampaikan oleh Kiam.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waktu yang Paling Berbahaya

Sementara itu, seorang dokter di DP Dental Orchard bernama Dr Yue Weng Cheu menjelaskan bahwa aktivitas mengertakkan gigi akan beda efeknya saat seseorang tengah terjaga dan tidur lelap.

Akan jauh lebih mengkhawatirkan apabila seseorang yang tengah tidur melakukan bruxisme. Lantaran otot-otot tenggorokan rileks selama tidur dan jika hal ini terjadi bisa menghalangi jalan napas sampai-sampai mengganggu pernapasan.

"Apa yang terjadi selanjutnya adalah tubuh mengirimkan respons stres untuk meningkatkan denyut jantung dan pernapasan untuk mendapatkan lebih banyak oksigen, kata Dr Yue.

Hampir setiap pasien yang menderita bruxisme saat tidur tidak menyadari kebiasaannya kecuali pasangan atau orang terdekat yang tidur di dekatnya mengeluh tentang kebisingan di malam hari.

Cara Menggatasinya

Dokter spesialis gigi menyarankan agar Anda segera melakukan langkah antisipasi. Jika aktivitas mengertakkan gigi itu masih terus berlangsung, maka Anda memerlukan alat yang bisa digunakan meminimalisirnya.

Pelindung gigi adalah jawabannya. Jika Anda pernah melihat atlet tinju yang sedang bertanding dan kerap menggunakan pelindung gigi, maka itu nyaris sama.

Ada banyak pelindung gigi yang dijual di pasaran. Namun ada satu lah yang perlu diingat. Pelindung gigi yang dijual di tempat bebas biasanya terbuat dari bahan yang tipis.

Ada baiknya jika Anda mengonsultasikan hal itu dengan dokter gigi di rumah sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.