Sukses

Pantai-Pantai Cantik Sydney Berubah Jadi Hitam Akibat Kebakaran Hutan

Abu hitam tebal dari kebakaran hutan mengubah pantai-pantai Sydney dengan air birunya yang ikonik menjadi lumpur arang.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan yang melanda Australia tak hanya menimbulkan krisis asap. Abu hitam tebal dari kebakaran hutan itu juga telah mengubah pantai-pantai Sydney dengan air birunya yang ikonik menjadi lumpur arang.

Para ahli pun khawatir pasokan air minum kota pelabuhan tersebut juga bisa berisiko terkontaminasi.

"Kekhawatiran itu terletak pada kemungkinan bercampurnya abu ke dalam penampungan air tawar saat hujan," ungkap Emma Johnston, ahli ekologi dari Universitas New South Wales kepada jaringan penyiaran SBS Australia.

"Bukan tempat penampungan air asin yang harus dikhawatirkan masyarakat. Namun, ketika Anda meminum air tawar yang terkontaminasi, Anda bisa mengalami masalah kesehatan yang cukup serius," katanya.

Dengan lebih dari 2 juta hektare lahan semak belukar musnah dan puluhan kebakaran masih berkobar di wilayah pesisir timur Australia, Johnston menjelaskan bahwa jika abu itu masuk ke sejumlah penampungan air minum di Sydney, hal itu dapat menyebabkan tumbuhnya alga-alga beracun yang dapat menimbulkan kematian ikan secara massal.

"Dengan kepadatan partikulat yang tinggi, Anda akan melihat ikan-ikan mengalami penyumbatan pada insang atau hewan-hewan penyaring (filter feeder) mungkin kesulitan mencari makan," lanjut Johnston.

"Dan jika terjadi ledakan populasi alga yang sangat besar kemudian mulai membusuk, alga tersebut akan mengisap semua oksigen yang ada dan dapat membunuh ikan akibat lingkungan yang rendah oksigen."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bencana Kekeringan Terburuk

Di tengah bencana kekeringan terburuk yang pernah tercatat dan menyusutnya pasokan air minum, wilayah Greater Sydney dan Illawarra akan memberlakukan pembatasan air tingkat dua pada esok hari, yang melarang semua warga menggunakan selang air taman.

Di bawah peraturan baru itu, orang-orang akan diwajibkan menggunakan ember atau gembor (watering can) untuk mencuci mobil atau menyiram tanaman.

"Lebih dari 85 persen air di Greater Sydney dipasok lewat penampungan air hujan, dan akibat kekeringan saat ini, ketinggian air di bendungan mencapai tingkat terendahnya sejak peristiwa Kekeringan Milenium," tutur Menteri Sumber Daya Air, Properti dan Perumahan New South Wales Melinda Pavey, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (11/12/2019).

"Dengan memperkenalkan pembatasan tingkat dua, kita akan menghemat 78,5 gigaliter air," lanjutnya.

Warga yang melanggar peraturan tersebut akan didenda sebesar 220 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp 9.611), sementara bisnis-bisnis yang melanggar akan diganjar denda sebesar 550 dolar Australia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.