Sukses

Kebun Binatang Baru di Sydney Dibuka Menuai Kontroversi

Dengan adanya perdebatan tentang kesejahteraan, bisakah kebun binatang menjadi solusi?

Liputan6.com, Sydney - Kebun binatang telah berevolusi secara signifikan sejak pertama kali diciptakan.

Dilansir BBC, Jumat (6/12/2019), tujuan awal kebun binatang adalah braggadocio - cara bagi orang kaya untuk menampilkan kekuatan mereka dalam koleksi pribadi. Kemudian, kebun binatang membantu penelitian sains, dan akhirnya menjadi tempat wisata yang akan dibayar publik untuk dilihat.

Beberapa akademisi kesejahteraan hewan berpendapat bahwa kandang kebun binatang telah jauh meningkat dalam 50 tahun terakhir.

Seorang akademisi mengatakan kepada BBC: "Kami tidak perlu lebih banyak kebun binatang."

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kebun Binatang Sydney Dibuka

Kebun Binatang Sydney, sekitar 40 km (25 mil) dari barat ke pusat, sedang memasarkan dirinya ke tempat-tempat wisata terbesar di Australia.

Adapun binatang yang dipamerkan adalah singa Afrika, harimau Sumatera, cheetah dan simpanse serta satwa liar asli Australia.

"Ayah saya memiliki ide original di tahun 80-an sambil mengelola Sydney Aquarium," kata Jake Burgess, Direktur Pengelola Kebun Binatang Baru.

"Bersama-sama kita menyegarkannya setelah menemukan sebidang tanah yang sempurna di Sydney barat."

Saingan utamanya adalah Kebun Binatang Taronga, objek wisata yang sangat populer yang dibuka pada tahun 1916 di dekat pusat kota. Dengan suhu yang jauh lebih panas dari pantai, Kebun Binatang Sydney telah berinvestasi dalam teknologi kontrol iklim, guna mendorong para tamu untuk mengunjungi kebun binatang serta menjaga hewan tetap dingin.

3 dari 3 halaman

Pendapat Tentang Anti-Kebun Binatang

Kebun binatang baru Sydney ini mengatakan kesejahteraan hewan menjadi pertimbangan utama. Meski demikian, lawan untuk bersaing tetap ada.

"Respons sederhana saya adalah: kita tidak perlu lebih banyak kebun binatang," kata Marc Bekoff, profesor biologi evolusi di University of Colorado dan seorang kritikus, demikian dikutip dari BBC, Senin (9/12/2019).

Penelitian Prof Bekoff tentang perasaan hewan melaporkan tentang adanya stres, ketakutan, dan kebosanan yang akan dialami hewan ketika terkurung dalam kandang kebun binatang.

"Mereka akan merasakan emosi yang sama persis dengan hewan pendamping - anjing dan kucing - jika mereka terus dikurung," katanya.

Hal ini didukung sebuah penelitian yang menemukan bahwa gajah di kebun binatang sering mengalami stres dan memiliki masa hidup yang jauh lebih pendek daripada gajah liar.

Pendapat ini terus diperkuat dengan beberapa kasus yang pernah terjadi di kebun binatang, yakni Harambe si gorila ditembak dan dibunuh pada 2016 setelah menyeret seorang anak yang naik ke kandang di Kebun Binatang Cincinnati.

Ada pula Tilikum Orca yang membunuh pelatih Dawn Brancheau di Sea World Orlando, Penjaga Kebun Binatang London, Jim Robson pun juga dibunuh oleh seekor gajah di depan kerumunan yang penuh sesak pada 2001.

 

 Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.