Sukses

Menlu AS Ingin Angkat Isu Uighur Xinjiang di Majelis Umum PBB

Amerika Serikat akan menggunakan Majelis Umum PBB bulan ini untuk menggalang dukungan bagi etnis Uighur, di Xinjiang, China, kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Liputan6.com, Kansas City - Amerika Serikat akan menggunakan Majelis Umum PBB bulan ini untuk menggalang dukungan bagi etnis Uighur, di Xinjiang, China, kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Jumat 6 September 2019.

Pompeo mengatakan bahwa penahanan massal Tiongkok atas etnis Uighur yang mayoritas Muslim akan menjadi prioritas bagi Amerika Serikat pada KTT tahunan para pemimpin dunia di PBB tersebut, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (9/9/2019).

"Kami akan melakukan sejumlah pertemuan di mana upaya kami akan membuat negara lain membantu kami menyoroti peristiwa yang sedang berlangsung ini," kata Pompeo di Universitas Negeri Kansas.

"Seperti yang saya katakan sebelumnya, ini mungkin berakhir menjadi salah satu noda terburuk di dunia abad ini. Ini sebesar itu," katanya mereferensi isu Uighur di Xinjiang.

"Ini pada dasarnya bukan tentang keamanan nasional bagi mereka, ini bukan tentang ekstremisme Islam di China barat. Ini tentang kebebasan dan martabat bagi individu," kata Menlu AS merujuk isu Uighur Xinjiang tersebut.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Isu Uighur di Xinjiang

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para ahli mengatakan lebih dari satu juta warga Uighur dan orang-orang dari etnis minoritas Muslim lainnya telah ditangkap di Xinjiang. Tiongkok dituduh secara paksa berusaha menjauhkan mereka dari adat istiadat Islam dan mengintegrasikannya ke dalam budaya mayoritas Han.

China konsisten membantah tuduhan dan menyebut bahwa fasilitas itu adalah "pusat pelatihan vokasional" yang juga berfungsi sebagai cara untuk menanggulangi benih-benih "separatisme, radikalisme dan ekstremisme."

Para pejabat Tiongkok juga mengatakan bahwa "sebagian besar" orang telah pergi, tanpa merinci angkanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.