Sukses

Bawa Plastik Sekali Pakai ke Kawasan Gunung Everest, Nepal Bakal Beri Sanksi

Setelah ditemukan 11 ton sampah, pemerintahan Nepal melarang penggunaan plastik sekali pakai di kawasan Gunung Everest mulai tahun depan.

Liputan6.com, Solukhumbu - Pemerintah Nepal secara resmi mengumumkan larangan penggunaan plastik sekali pakai di sekitaran kawasan Gunung Everest, pada Kamis 22 Agustus 2019. Pelarangan ini dimulai tahun depan, dalam upaya mengekang sampah-sampah plastik yang ditinggalkan oleh para pendaki atau wisatawan di gunung tertinggi di dunia ini.

Toko-toko di wilayah tersebut juga dilarang berjualan produk berbahan plastik. Sesuai yang dilansir dari Upi.com pada Jumat (23/8/2019).

"Semua jenis kantong plastik, botol, dan barang-barang yang tidak sesuai standar akan dilarang di sini. Siapapun yang melanggar aturan baru ini akan didenda," ujar Ganesh Ghimire, Kepala Petugas Administrasi Kota Khumbu Pasanglhamu.

Aturan baru akan mulai berlaku pada 1 Januari 2020.

Larangan tersebut muncul setelah meningkatnya pariwisata atau pendaki yang meninggalkan banyak sampah di Gunung Everest.

Larangan serupa pada tahun 1999 pernah dicetuskan namun tak pernah diterapkan, sebagian karena perlawanan dari penduduk setempat.

"Penduduk setempat sekarang benar-benar prihatin dengan masalah perubahan iklim dan polusi berlebihan di wilayah Khumbu, jadi kali ini larangan itu akan efektif," kata Ganesh.

 

Reporter: Windy Febriana

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditemukannya 11 Ton Sampah

Ekspedisi pembersihan Gunung Everest oleh pemerintah Nepal telah berhasil mengangkut turun 11 ton sampah dan 4 jasad pendaki, kata para pejabat setempat pada Rabu 5 Juni.

Tim ekspedisi yang kembali dari gunung setinggi 8.850 meter itu mengatakan sebagian besar lerengnya dipenuhi kotoran manusia, botol bekas oksigen, robekan tenda, tali, kantong plastik, dan masih banyak lainnya.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis 6 Juni 2019, pejabat setempat menilai temuan tersebut sebagai hal memalukan bagi sebuah negara yang mendapat pemasukan besar dari pendakian Gunung Everest.

Sebagian dari sampah tersebut diterbangkan ke ibu kota Kathmandu untuk diserahkan kepada pihak pendaur ulang pada hari Rabu, yang sekaligus mengakhiri ekspedisi pembersihan tersebut.

Para pejabat menyebutnya sebagai misi yang sukses, meski diakui oleh mereka, masih banyak sampah yang harus dikumpulkan di sepanjang area pendakian Gunung Everest. Beberapa di antaranya tertutup salju dan hanya terkuak ketika suhu udara meningkat.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.