Sukses

Amerika Investigasi Sebab Penyakit Paru-Paru Misterius

Dari seratusan kasus yang diinvestigasi, setidaknya 31 telah dikonfirmasi berhubungan dengan vape.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 100 kasus penyakit paru-paru misterius tengah ditangani pejabat kesehatan Amerika Serikat, baik negara bagian maupun federal. Kasus-kasus itu diduga terkait dengan penggunaan rokok elektrik atau vape di 14 negara bagian.

Banyak di antara penderita penyakit masih berusia remaja maupun pemuda, lapor The Washington Post seperti dikutip dari Sciencealert.com, Senin (19/8/2019). Sebagian besar dari mereka yang mengalami penyakit itu telah dirawat di rumah sakit.

Beberapa dalam perawatan intensif. Pihak rumah sakit mengatakan, tidak jelas apakah pasien itu akan dapat pulih. 

Dari total kasus yang diinvestigasi, setidaknya 31 telah dikonfirmasi berhubungan dengan vape pada Jumat pekan lalu.

Para pejabat memperingatkan dokter dan masyarakat agar waspada terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai cedera paru-paru yang parah. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, sesak napas, atau nyeri di bagian dada.

Pejabat kesehatan mengatakan pasien juga melaporkan demam, batuk, muntah, dan diare.

Pemerintah AS berusaha menentukan penyebab kondisi tersebut setelah penyakit paru misterius yang berkaitan dengan vape dilaporkan menimpa kalangan remaja dan pemuda pada beberapa pekan terakhir setidaknya lima negara bagian. Di antaranya adalah California, Illinois, Indiana, Minnesota, dan Wisconsin.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Produsen Vape

Produsen merek terkemuka vape Juul, mengatakan sedang memantau laporan penyakit dan memiliki "sistem pemantauan keselamatan yang kuat".

Sementara itu, Gregory Conley, presiden American Vaping Association, sebuah kelompok yang mengadvokasi produk vaping, mengatakan produk yang menyebabkan kerusakan paru-paru adalah vape jalanan buatan amatir.

"Yang mengandung THC atau obat-obatan terlarang, bukan nikotin," katanya.

Tetapi otoritas kesehatan sama sekali tidak yakin hal itu benar. 

3 dari 3 halaman

Vape Marak Dikonsumsi

Rokok elektrik adalah kelompok beragam produk yang mengandung elemen pemanas yang menghasilkan aerosol dari cairan yang dapat dihirup pengguna melalui corong. Jutaan orang Amerika mengpnsumsi vape, dengan pengguna terbesar adalah remaja dan pemuda.

Pada tahun 2018, lebih dari 3,6 juta siswa sekolah menengah dan menengah AS mengatakan mereka telah menggunakan rokok elektrik dalam 30 hari terakhir, menurut CDC.

Vape telah populer selama satu dekade terakhir meskipun ada sedikit penelitian tentang efek jangka panjangnya. Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas kesehatan telah memperingatkan epidemi vaping oleh remaja di bawah umur.

Sebuah Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan, Teknik dan Kedokteran laporandi Januari 2018 menemukan bahwa sementara bukti menunjukkan bahwa e-rokok cenderung kurang berbahaya daripada rokok konvensional, yang menghasilkan rakit zat beracun ketika dibakar, mereka masih menimbulkan risiko kesehatan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.