Sukses

Lain dari Apollo 11, Mengapa Misi Chandrayaan-2 ke Bulan Butuh 48 Hari?

Apollo 11 bisa mencapai Bulan hanya dalam waktu 4 hari. Chandrayaan-2, 48 hari. Mengapa demikian?

Liputan6.com, New Delhi - Misi penerbangan ke Bulan milik India, Chandrayaan-2, telah diluncurkan pada 22 Juli tahun ini, setelah sempat ditunda sebelumnya. Pesawat angkasa luar ini dijadwalkan akan masuk ke orbit Bulan pada 20 Agustus 2019.

Namun, untuk sampai ke permukaaan satelit alami Bumi, Chandrayaan-2 membutuhkan waktu selama 48 hari. Mengapa demikian? Sedangkan misi yang dijalankan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada lima dekade lalu, bisa dicapai hanya dalam beberapa hari --bahkan jam-- saja.

Luna 2 melakukan pendaratan di Bulan pada 13 September 1959, pukul 21.02 waktu Rusia, setelah menempuh 34 jam perjalanan dari Bumi pada 12 September 1959, jam 14.09 waktu setempat.

Sepuluh tahun setelahnya, pada 16 Juli 1969, Apollo 11 buatan NASA sukses dilepaskan ke Bulan dan berhasil mendaratkan manusia pertama di sana pada empat hari sesudahnya, yakni 20 Juli 1969.

Selain menjadi misi pertama yang mengangkut manusia ke Bulan, Apollo 11 juga menjadi pesawat ruang angkasa tercepat di dunia --dengan kru di dalamnya. Lantas, apa yang terjadi dengan Chandrayaan-2?

Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh sebuah pesawat ruang angkasa untuk sampai ke Bulan, bergantung pada roket pembawanya, kapasitas bahan bakar yang bisa dimuat, dan kecepatan maksimum pesawat itu sendiri.

Ketika berada di angkasa luar, sebuah pesawat yang menempuh perjalanan jauh membutuhkan kecepatan tinggi dan perlintasan yang lurus. Demikian seperti dikutip dari Times of India, Minggu (11/8/2019).

Dalam misi Apollo 11, NASA menggunakan roket Saturn V yang memang sengaja dirancang untuk mengangkut pesawat dengan bobot berat. Roket ini bahkan bisa meluncur dengan kecepatan 39.000 km/jam.

Roket berkekuatan super tersebut punya kapasitas pengangkutan sebesar 43 ton, termasuk lunar module (modul Bulan), service module (modul layanan), dan command module (modul komando) yang menaungi kapsul awak.

Saturn V dan pesawat ruang angkasa yang diangkutnya menggunakan mesin berkekuatan penuh untuk mencapai Bulan, mencakup jarak 3,8 lakh (sebuah unit dalam sistem penomoran India yang sama dengan seratus ribu) km hanya dalam waktu empat hari.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menelan Biaya Besar

Bagaimana pun, NASA harus merogoh kocek tak sedikit. Badan antariksa Amerika Serikat tersebut mendapat gelontoran dana dari pemerintah federal sebesar US$ 185 juta atau setara dengan US$ 1,2 miliar pada kurs dolar tahun ini, untuk masing-masing misi Apollo yang dibangun antara tahun 1969 dan 1971.

Dari anggaran US$ 185 juta tersebut, sebanyak US$ 100 juta (atau US$ 110 juta pada kurs dolar tahun ini) dipakai untuk menciptakan Saturn V.

Sementara itu, India tidak memiliki sebuah roket berkekuatan penuh, yang mampu mendorong Chandrayaan-2 dengan kecepatan tinggi dalam orbit lurus ke Bulan.

Inilah mengapa, Indian Space Research Organisation (ISRO) memilih untuk mengambil orbit melingkar dengan memanfaatkan gravitasi Bumi. Dengan cara tersebut, Chandrayaan-2 diharapkan bisa terlontar dalam posisi lurus ke Bulan.

Roket pengangkut Chandrayaan-2, GSLV-MkIII, punya keterbatasan untuk mengangkut Chandrayaan-2 yang berbobot 3,8 ton dalam orbit transfer geosinkron. Roket ini tidak bisa membawa pesawat dengan berat melebihi 4 ton.

Akan tetapi, saat ini sistem propulsi (penggerak) pesawat ruang angkasa tersebut telah meningkatkan orbitnya.

Nantinya, sesaat setelah Chandrayaan-2 sampai di apogee (titik terjauh Bulan dari Bumi) dan akselerasi sudah ditambahkan, orbit akhirnya akan sangat begitu longgar, sehingga bagian terjauh itu akan sangat dekat dengan orbit Bulan.

3 dari 3 halaman

Kapasitas Bahan Bakar Kecil

Pimpinan ISRO, K. Sivan, mengatakan: "Pesawat ini punya kecepatan paling minimum, yaitu 11 km/detik untuk mengantarnya ke Bulan. Dari jumlah ini, 10,3 km/detik-nya ditopang oleh roket pengangkutnya dan 700 meter/detik disediakan oleh sistem propulsi."

Kapasitas bahan bakar roket pun kecil. ISRO menggunakannya tidak secara berkelanjutan, namun dalam sekali hentakan singkat demi menciptakan manuver untuk pesawat.

"Jika kami punya mesin penampung bahan bakar secanggih Saturn V, kami pasti bisa sampai ke Bulan hanya dalam sekali lontar," imbuhnya, seperti 

Ia melanjutkan, Chandrayaan-2 harus bisa membaca tarikan gravitasi Bulan agar bisa menempatkannya di orbit Bulan.

"Diperkirakan, pesawat ini akan membutuhkan waktu selama 29 hari untuk mencapai orbit Bulan. Cara ini adalah trik paling efektif untuk pergi ke Bulan. Sama halnya dengan misi Beresheet milik Israel, mereka pakai rute serupa dengan kami."

Sivan menjelaskan lebih lanjut mengenai misi hemat biaya Chandrayaan-2. Agensi angkasa luar ini mendapat sokongan dana dari pemerintah India hanya sebesar 9,78 miliar rupee atau sekitar Rp 1,95 triliun.

Dari jumlah tersebut, 3,75 miliar rupee atau Rp 749 miliar dipakai untuk membangun roket GSLV-MkIII.

Meski demikian, perbandingan jauh antara NASA dan ISRO bukan terletak pada harga, melainkan ada tidaknya manusia di dalam misi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.