Sukses

Ambisi India Jadi Negara ke-4 Menapaki Bulan Tertunda Jelang 56 Menit Terwujud

56 menit sebelum jadwal keberangkatan dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota di negara bagian Andhra Pradesh, Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) membatalkan misi India menapaki Bulan. Ada apa?

Liputan6.com, New Delhi - India menunda misinya untuk menapaki Bulan. Upaya mendaratkan rover di permukaan bulan dibatalkan karena "hambatan teknis" kurang dari satu jam sebelum meluncur pada Senin 15 Juli 2019 waktu setempat.

Menurut laporan CNN, Senin (15/7/2019), hanya 56 menit sebelum jadwal peluncuran Chandrayaan-2 dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, negara bagian Andhra Pradesh, Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) membatalkan misi tersebut. Alasannya sebagai tindakan pencegahan.

Sejauh ini belum diketahui kapan kelanjutan misi tersebut, kabarnya tanggal peluncuran yang direvisi akan diumumkan kemudian.

Misi tersebut digembar-gemborkan sebagai langkah penting bagi India untuk mewujudkan ambisi ruang angkasanya. Dalam 10 tahun terakhir, Badan Antariksa India telah meluncurkan beberapa misi ke luar angkasa untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Mars dan Bulan.

Negara ini berniat mengubah dirinya menjadi kekuatan angkasa luar global dan menempatkan astronot India ke luar angkasa pada tahun 2022.

Misi India yang dibatalkan itu terjadi hampir 50 tahun pada hari ketika Apollo 11 meluncurkan prestasi bersejarahnya menempatkan manusia pertama di bulan.

Misi ke Bulan India, Chandrayaan-2, yang berarti "kendaraan bulan" dalam bahasa Sanskerta, akan menjadi yang pertama bagi negara yang berusaha menjadi negara adidaya ruang angkasa. Bila program itu berjalan lancar, maka India akan menjadi negara keempat (setelah Amerika Serikat, Rusia dan China) yang berhasil menjajaki Bulan.

Selain bertepatan dengan peringatan ke-50 pendaratan Apollo di Bulan, peluncuran yang dibatalkan itu terjadi ketika badan antariksa lain meninjau kembali gagasan untuk mengirim manusia ke Bulan dan seterusnya.

Sebelumnya NASA telah menggembar-gemborkan rencana berani untuk mengembalikan astronot Amerika ke Bulan pada tahun 2024, sementara China sedang sibuk membangun stasiun ruang angkasa sendiri, dan Rusia baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengirim wisatawan ke luar angkasa dalam dua tahun ke depan.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Misi Ke-2 India

Chandrayaan-2 adalah misi kedua Indian Space Research Organisation (ISRO) untuk meneliti Bulan. Satelit ini berbobot 3.300 kg (sejumlah media menyebutnya 3,8 ton) dan terdiri dari tiga modul, yakni orbiter, lander yang disebut "Vikram", dan rover yang disebut "Pragyan".

Unit yang membawa 13 muatan itu akan ditempatkan dalam orbit melingkar 62 mil (100 kilometer) di permukaan Bulan.

Pengorbit akan disematkan kamera pemetaan medan untuk membantu menyiapkan peta 3D permukaan Bulan, spektrometer sinar-X yang mencari elemen utama (termasuk titanium dan natrium), serta kamera resolusi tinggi lainnya untuk membantu modul-modul lain mendarat dengan aman.

Vikram akan dibubuhi instrumen untuk mendeteksi aktivitas seismik di Bulan, dan penyelidikan termal yang akan memeriksa konduktivitas termal permukaan Bulan.

Sementara itu, Pragyan akan memiliki spektrometer sinar-X partikel alfa yang meneliti komposisi unsur permukaan Bulan dan spektroskopi kerusakan yang diinduksi laser yang melihat banyaknya berbagai unsur di sekitar Bulan.

Seluruh misi ini menelan biaya sekitar 10 miliar rupee.

Misi ini memiliki tiga elemen - pengorbit bulan, pendarat dan penjelajah, semua dikembangkan oleh Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO). Begitu berada di orbit, pendarat - dinamai Vikram setelah pelopor program luar angkasa India, Vikram Sarabhai - harus berpisah dari pengorbit dan mendarat dengan lembut di permukaan bulan dekat Kutub Selatan sekitar 6 September.

Robot penjelajah bernama Pragyan (kebijaksanaan) kemudian diharapkan untuk menyebarkan dan menghabiskan satu hari di bulan, atau 14 hari di Bumi, mengumpulkan sampel mineral dan kimia untuk memeriksa komposisi permukaan bulan. Tahun berikutnya, pengorbit akan memetakan permukaan bulan dan mempelajari atmosfer luar Bulan.

3 dari 3 halaman

Misi Sebelumnya

Misi pertama India terkait Bulan, Chandrayaan-1, diluncurkan pada 2008 dan dihentikan setahun lebih awal setelah para ilmuwan kehilangan kontak dengan pesawat ruang angkasa tak berawak ini. Satelit itu diyakini telah menabrak permukaan Bulan dan hancur.

Chandrayaan-1 adalah pengorbit bulan pertama India, diluncurkan pada 2008.

Misi yang menghabiskan dana sebesar US$ 69 juta ini diluncurkan di tengah euforia nasional, menempatkan India dalam perlombaan antariksa Asia bersama saingannya, China, dan memperkuat klaimnya untuk dianggap sebagai kekuatan global.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.