Sukses

Sang Raja Murka, Harapan Putri Thailand Jadi Perdana Menteri Pupus

Pimpinan Raksa Chart Party bersedia mematuhi perintah Raja Thailand untuk menarik pencalonan Putri Ubolratana.

Liputan6.com, Bangkok - Pimpinan Raksa Chart Party bersedia mematuhi perintah Raja Thailand dan membatalkan pencalonan Putri Ubolratana sebagai perdana menteri, Sabtu (9/2).

Dalam kesempatan itu partai menyatakan, sanggup menjaga "tradisi serta adat istiadat kerajaan" di bawah sistem monarki konstitusional Thailand yang telah berlangsung sejak 1932, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (9/2/2019).

Pengumuman itu praktis membatalkan keterlibatan Putri Ubolratana dalam pemilihan Maret mendatang. Keputusan partai diberikan pasca-teguran keras Raja Thailand Maha Vajiralongkorn yang disiarkan di seluruh stasiun televisi domestik.

Puangthong Pawakapan, dosen ilmu politik Universitas Chulalangkorn telah meramalkan sebelumnya, bahwa pernyataan raja secara otomatis akan membatalkan pencalonan sang putri.

"Ketidaksetujuan istana membatalkan pencalonannya," kata Pawakapan.

Meskipun demikian, menurut Channel News Asia, raja sebetulnya tidak mengkritik putri secara langsung. Justru, ia berfokus pada anggota partai politik yang mendorong Putri Ubolratana maju sebagai calon Perdana menteri Thailand.

Simak pula video berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Raja Thailand Mengecam

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mengutuk pencalonan kakaknya, Putri Ubolratana sebagai perdana menteri, Jumat (8/2).

Ia mengecam upaya pencalonan itu sebagai hal yang bersifat "tidak pantas", serta "menentang budaya bangsa".

Langkah Putri Ubolratana untuk turut berkontestasi dalam pemilihan Maret mendatang, dianggap mematahkan tradisi kerajaan Thailand untuk tidak terlibat dalam politik.

"Meskipun dia telah melepaskan gelar kerajaannya secara tertulis, namun dia mempertahankan statusnya dan menjadikan dirinya sebagai anggota Dinasti Chakri," kata Raja Vajiralongkorn dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh seluruh jaringan TV Thailand, dikutip dari BBC News, Sabtu (9/2/2019).

"Keterlibatan anggota keluarga kerajaan yang berpangkat tinggi dalam politik, dengan cara apapun, dianggap sebagai tindakan yang menentang tradisi, adat,dan budaya bangsa, dan karenanya dianggap tidak pantas," lanjutnya.

Sebelumnya, Putri Ubolratana membela diri melalui sebuah kiriman di instagran, terkait keputusan untuk mencalonkan diri sebagai perdana menteri.

Dalam kiriman itu, ia mengatakan telah melepaskan semua gelar kerajaannya dan sekarang hidup sebagai rakyat jelata. Dia juga menyatakan akan bekerja dengan segala ketulusan dan tekad demi kemakmuran rakyat Thailand.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.