Sukses

Apartemen di Turki Ambruk, 11 Orang Dinyatakan Tewas

Gubernur Istanbul, Turki Ali Yerlikaya membenarkan jumlah korban jiwa setelah mendapat laporan dari tim di lapangan yang memantau apartemen ambruk itu.

Liputan6.com, Istanbul - Sedikitnya 11 orang dinyatakan tewas setelah sebuah apartemen delapan lantai di Istanbul, Turki, runtuh pada Rabu 7 Februari 2019.

Dikutip dari laman Daily Sabah, Jumat (8/2/2019), Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya membenarkan jumlah korban jiwa setelah mendapat laporan dari tim di lapangan.

Dirinya juga menyebut sejauh ini sudah ada 13 orang lain yang mengalami luka-luka. Belasan orang tersebut kini sudah dilarikan ke rumah sakit Istanbul, Turki untuk perawatan lebih lanjut.

Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Kawasan tersebut diketahui padat akan penghuni.

Dari pantauan rekaman kamera CCTV terlihat jelas beberapa orang, termasuk murid sekolah yang masih membawa tas ransel di punggung tengah berlarian menghindar ketika apartemen itu runtuh dan debu memenuhi lokasi di sana.

Operasi penyelamatan yang intens terus dilakukan. Pada Kamis pagi, Havva Tekgöz yang berusia 5 tahun diselamatkan dari reruntuhan setelah 18 jam terjebak.

Tekgöz adalah anak kedua yang diselamatkan. Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun diselamatkan pada hari sebelumnya.

Menurut otoritas di Turki, ada kesalahan mendasar dari kejadian ini.

"Bangunan itu tergolong tua. Dibangun tahun 1992 dengan lima lantai. Kini sudah ada delapan lantai. Itulah penyebabnya," ujar polisi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

36 Jam Tertimpa Apartemen Ambruk di Rusia, Bayi 11 Bulan Ini Selamat

Kejadian ambruknya apartemen juga terjadi awal tahun ini. Seorang bayi berusia 11 bulan yang tertimpa bangunan selama lebih satu hari berhasil diselamatkan.

Dikutip dari VOA Indonesia, bayi malang ini mengalami luka-luka akibat insiden tersebut. Burung besi yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan Rusia tersebut meninggalkan kota Magnitogorsk pada Selasa malam, 1 Januari 2019 waktu setempat, sekitar 6 jam setelah bayi itu ditemukan di bawah puing-puing reruntuhan apartemen.

Bayi berusia 11 bulan itu dilaporkan menderita patah tulang, cedera kepala dan hipotermia, diduga karena ia berada selama lebih dari 36 jam pada suhu di bawah nol derajat Celcius.

Sementara itu, sembilan jasad berhasil ditemukan di bawah puing-puing reruntuhan apartemen itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.