Sukses

AS Semakin Membeku Akibat Polar Vortex, 21 Orang Tewas

Hantaman polar vortex membuat wilayah Midwest AS kian membeku, dan sejauh ini sebanyak 21 orang dilaporkan tewas.

Liputan6.com, Chicago - Puluhan juta warga Amerika Serikat (AS) tengah berjuang menghadapi kondisi ekstrem seperti di Kutub Utara, di mana suhu udara terendah mencapai minus 49 derajat Celsius, pada Kamis 31 Januari.

Hembusan angin dari utara yang dikenal sebagai polar vortex itu melumpuhkan wilayah Midwest, dan menyebabkan sedikitnya 21 kematian, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Jumat (1/2/2019).

Meski cuaca yang lebih hangat disebut tengah "dalam perjalanan" ke Midwest, namun hal itu tidak cukup membantu sebagian populasi yang rentan terhadap radang dingin mematikan, seperti pada tuna wisma dan orang-orang usia lanjut.

Para pejabat di berbagai negara bagian menghubungkan banyak kematian dengan udara yang sangat dingin akibat terjangan polar vortex.

Korban tewas telah meningkat dari 12 orang menjadi 21 pada hari Kamis, di mana mayoritas disebabkan oleh cedera yang berkaitan dengan udara dingin, kata Dr Stathis Poulakidas dari Rumah Sakit John H Stroger, Chicago.

Salah seorang mahasiswa Iowa University ditemukan tewas di area kampus, yang kemungkinan disebabkan oleh paparan udara dingin sejak Rabu malam.

Angin dingin, ketika polisi menemukan Gerald Belz (18), tercatat pada suhu minus 46 derajat Celsius, lapor Layanan Cuaca Nasional.

Para tunawisma dan orang-orang terlantar adalah kelompok yang sangat berisiko terkena gangguan kesehatan akibat polar vortex, di mana Chicago dan kota-kota utama lainnya mendirikan perlindungan darurat untuk menghangatkan diri.

Sayangnya, hal itu dinilai kurang efektif karena berbentuk perkemahan dan shelter di beberapa bangunan kosong, yang kurang kuat dalam menghalau terjangan udara dingin akibat polar vortex.

Sementara itu, seorang wanita berusia 60 tahun ditemukan tewas di sebuah rumah yang ditinggalkan di Kota Lorain, negara bagian Ohio. Dia diyakini meninggal karena hipotermia, alias gangguan kesehatan akibat terpapar suhu rendah yang ekstrem.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih dari 30 Rekor Suhu Terendah

Layanan cuaca nasional AS mengatakan bahwa kondisi beku di Midwest adalah pengulangan dari hal serupa pada lebih dari 20 tahun silam, ketika hembusan angin Arktik membuat lumpuh wilayah Midwest dan pantai timur laut negara itu.

Sementara itu, hantaman polar vortex kali ini mencatat lebih dari 30 rekor suhu paling rendah terjadi di wilayah Midwest.

Kota Cotton, negara bagian Minnesota, diketahui memiliki suh nasional terendah pada hari Kamis pagi, yakni mencapai 48 derajat Celsius, sebelum cuaca kembali menghangat beberapa waktu kemudian.

Banyak rumah dan sektor bisnis di Midwest dan pantai timur AS menggunakan rekor jumlah gas alam untuk pemanasan pada hari Rabu, lapor hasil survei awal dari penyedia data keuangan Refinitiv.

Di Detroit, General Motors Co menghentikan sementara kegiatan operasional pada 11 pabriknya yang terletak di negara bagian Michigan, setelah sebuah utilitas memicu permintaan darurat untuk menghemat gas alam.

Perusahan otomotif lainnya, Fiat Chrysler Automobiles NV, juga membatalkan jadwal shift pada hari Kamis di dua pabriknya.

Cuaca lebih hangat diperkirakan kembali muncul pada akhir pekan ini. di mana Chicago akan mengalami pencairan es ketik suhu naik sekitar 10 derajat Celsius, atau lebih rendah.

Di Washington DC, suhu terendah tercata pada minus 12 derajat Celsius, dan diharapkan akan naik sampai 4 derajat Celsius pada akhir pekan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.