Sukses

Cuaca Panas Ekstrem di Australia Bikin Ular Mengungsi ke Toilet

Begitu panasnya cuaca yang melanda Australia dalam beberapa pekan terakhir, membuat banyak ular mengungsi ke toilet.

Liputan6.com, Melbourne - Cuaca panas ekstrem terus melanda sebagian besar wilayah Australia sejak awal tahun, dengan suhu rata-rata tercatat 32 derajat Celsius di sepanjang Januari.

Ditambah dengan kondisi kering dan sedikitnya awan yang terbentuk, memicu dampak tidak hanya pada manusia, namun juga hewan.

Luke Huntley, seorang penangkap ular di negara bagian Queensland, harus mengeluarkan seekor ular dari kamar mandi sebuah rumah, karena negara itu mengalami gelombang panas yang memecahkan rekor.

Pekan lalu, sebagaimana dikutip dari Chicago Tribunes pada Jumat (1/2/2019), ia mengeluarkan ular sanca sepanjang tujuh kaki (setara 2,1 meter) yang merayap ke pintu terbuka, dan naik ke pancuran kamar mandi, guna menghindari panas ekstrem di luar ruang.

Beberapa hari sebelumnya, Luke juga mengaku telah menarik beberapa ekor ular pohon berukuran kecil, yang meringkuk di wastafel rumah penduduk.

"Dengan hari-hari yang begitu panas dan cuaca kering, ular-ular ini berusaha melembabkan diri dan tetap tenang seperti kita," tulis Huntley di halaman Facebook-nya.

Juga baru-baru ini, seorang wanita yang tidak menaruh curiga apapun pergi ke kamar mandi yang remang-remang di sebuah rumah di Kota Brisbane.

Setelah duduk di kloset, dia merasakan "ketukan" di kulit bokongnya diikuti oleh rasa sakit seperti ditusuk benda tajam. Ketika berdiri dan melihat ke dalamnya, dia menyadari seekor ular sanca tengah menatapnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banyak Ular di Australia

Australia memiliki sekitar 140 spesies ular darat.

Seiring perkembangan kota yang merambah habitat hewan endemik, penduduk --dan hewan peliharaan mereka-- lebih mungkin bertemu ular, terutama di musim semi, kata para peneliti di University of Melbourne.

"Saat udara menjadi begitu panas, dan Matahari bersinar dengan sangat terik, ular keluar untuk berjemur," ujar Timothy Jackson, seorang rekan peneiliti pada Unit Penelitian Racun Ular Australia.

"Ketika mereka telah merasa cukup hangat, ular akan menjadi lapar, karena mungkin sudah tidak makan selama berbulan-bulan," lanjutnya.

Namun, ular tidak perlu ditakuti.

"Ini tidak perlu diwaspadai, tapi memberi kita alasan tambahan untuk memperhatikan lingkungan sekitar, karena seperti kita semua tahu, pertemuan dengan ular tidak selalu berakhir dengan baik," kata Jackson.

3 dari 3 halaman

Cuaca Panas Ekstrem Selama Berminggu-Minggu

Gelombang panas telah melanda sebagian besar wilayah Australia selama lebih dari tiga pekan, memicu kebakaran hutan yang merusak, dan mendorong permintaan listrik yang lebih besar untuk pendingin udara, lapor Anglea Fritz dari lembaga Capital Weather.

Suhu melonjak hingga 116 derajat Fahrenheit (setara 46 derajat Celsius) pada hari Kamis di Adelaide, Australia Selatan.

Iklim rata-rata di Australia telah menghangat lebih dari 2 derajat Celsius sejak 1910, yang menyebabkan gelombang panas lebih sering terjadi, dan kondisi kekeringan semakin parah, lapor Biro Meteorologi setempat.

Delapan dari 10 tahun terpanas di Australia yang tercatat telah terjadi dalam 13 tahun terakhir.

Adapun musim penampakan ular biasanya berlangsung antara bulan September hingga Februari, bermula dari awal musim semi dan terus berlangsung hngga musim panas.

Namun, dengan kondisi cuaca yang lebih hangat saat ini, maka tidak heran jika kemudian ular banyak bermunculan di ruang publik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.