Sukses

Putin Sebut ISIS Eksekusi Sandera di Suriah tapi AS Tak Percaya, Kenapa?

Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan tidak percaya dengan klaim Rusia tentang ancaman terbaru ISIS.

Liputan6.com, Sochi - Para pejabat pemerintah di Washington membantah klaim Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa ISIS mulai mengeksekusi ratusan sandera di Suriah, termasuk warga Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Putin menyampaikan klaim itu di sela-sela forum Valdai di Kota Sochi, Kamis 18 Oktober. Menurutnya, ISIS telah menyandera 700 orang dari sebuah kamp pengungsi di dekat Deir el-Zour, di daerah yang dikuasai pasukan sekutu AS.

"Mereka telah mengeluarkan ultimatum, dan memperingatkan jika permintaan mereka tidak dipenuhi, maka mereka akan mengeksekusi 10 orang sandera setiap hari," kata Putin tanpa merinci tuntutan tersebut, demikian sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat 19 Oktober 2018.

Para pejabat AS segera membalas dengan mengatakan: meskipun ada serangan di kamp tersebut, klaim presiden Rusia tidak berdasar, demikian seperti dilaporkan oleh kantor berita TASS.

"Kami skeptis mengenai keakuratannya," kata juru bicara Pentagon, Sean Robertson, dalam sebuah pernyataan kepada Voice of America

"Kami tidak memiliki informasi yang mendukung sejumlah besar sandera yang dituduhkan oleh Putin," lanjut Robertson menambahkan. "Kami juga tidak mengetahui ada warga negara AS yang berada di kamp itu."

Rusia sejauh ini belum memberikan tanggapan balik atas bantahan AS.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jawaban Pentagon

Pentagon juga membantah tuduhan Rusia bahwa AS dan sekutu koalisinya gagal membendung ancaman ISIS.

"Koalisi telah membebaskan lebih dari 99 persen wilayah yang sebelumnya dikuasai ISIS," kata Robertson.

"Rusia, di sisi lain, memfokuskan upayanya secara eksklusif untuk membantu rezim Suriah dengan langkah terbatas, dalam mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS. Mereka tidak memperhatikan hukum konflik bersenjata, korban sipil, atau penggunaan senjata kimia oleh rezim," lanjutnya panjang lebar..

Selama kehadirannya di Sochi, Putin mengatakan kepada hadirin bahwa pasukan yang didukung AS --yang berperang melawan ISIS-- "tidak menyelesaikan tugas mereka."

"Masih ada anggota-anggota ISIS di beberapa tempat," kata Putin. "Dan baru-baru ini mereka mulai memperluas kehadirannya." 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.