Sukses

Jurnalis di Bosnia Turun ke Jalan Protes Pemukulan Reporter TV

Sejumlah stasiun televisi mengudarakan pesan berwarna hitam dan merah yang bertuliskan "Hentikan Kekerasan terhadap Wartawan di Bosnia."

Liputan6.com, Sarajevo - Ratusan wartawan Bosnia melajutkan aksi protes mereka pada hari kedua, Selasa (28/8), untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap seorang reporter dari sebuah stasiun televisi independen di Bosnia-Serbia yang cedera hebat setelah dipukuli sejumlah penyerang tak dikenal.

Para wartawan itu berkumpul di sejumlah kota besar -- Sarajevo, Zenica dan Mostar, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (29/8/2018).

Mereka menuntut pengakhiran serangan kekerasan terhadap wartawan di negara tersebut.

Sejumlah stasiun televisi mengudarakan pesan berwarna hitam dan merah yang bertuliskan "Hentikan Kekerasan terhadap wartawan di Bosnia."

Wartawan BNTV Vladimir Kovacevic dirawat di rumah sakit menyusul terjadinya serangan, pada Minggu malam (26/8), di dekat rumahnya di Banja Luka, kota di Bosnia yang diperintah orang-orang etnis Serbia.

Pihak berwenang mengatakan, mereka memperlakukan kasus itu sebagai percobaan pembunuhan. BNTV sering dikecam pihak berwenang Serbia di Bosnia karena kebijakan-kebijakan editorialnya yang dinilai sering bertentangan dengan pihak berwenang setempat.

Protes serupa juga dilangsungkan di Banja Luka.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiga Jurnalis Investigasi Rusia Dibunuh Saat Meliput di Afrika Tengah

Sebelumnya, tiga wartawan Rusia dilaporkan tewas dalam sebuah serangan yang terjadi di Sibut, Republik Afrika Tengah. Pernyataan ini disampaikan oleh para pejabat dari kedua negara pada Selasa, 31 Juli 2018.

Awal kejadian bermula saat ketiganya meninggalkan kota itu pada Senin malam, sekitar pukul 19.00 waktu setempat dengan menyewa sebuah mobil beserta sopir. Menurut seorang wakil pejabat Sibut, Marcelin Yoyo, mereka diserang secara tiba-tiba oleh 10 pria tak dikenal di sebuah desa, sekitar 23 kilometer (14 mil) dari Sibut.

"Pasukan keamanan yang berjaga di sana sudah mewanti-wanti agar mereka tidak pergi, karena hari sudah gelap," ucap Yoyo seperti dikutip dari The Guardian. "Tapi mereka tetap nekat. Lalu kami menerima kabar bahwa ketiganya diculik oleh sekitar 10 orang berserban dan hanya bisa berbicara bahasa Arab."

Yoyo menambahkan, para wartawan Rusia itu langsung dieksekusi di tempat kejadian perkara, sementara pengemudi yang membawa kendaraan mereka berhasil melarikan diri. Ia memberi tahu pihak berwenang pada Selasa pagi.

Vladimir Monteiro, juru bicara PBB di Republik Afrika Tengah, mengatakan jenazah para korban telah ditemukan dan dibawa ke rumah sakit yang dibangun oleh badan tersebut di Sibut. Namun, ia tidak mengungkapkan mengenai identitas lengkap mereka.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa ketiga jurnalis yang dibunuh ialah Kirill Radchenko, Alexander Rastorguyev dan Orkhan Dzhemal. Hingga berita ini dibuat, pemerintah Negeri Beruang Merah mengaku sedang berupaya untuk memulangkan jasad ketiga wartawan tersebut ke negara asalnya.

Seorang juru bicara pemerintah Republik Afrika Tengah, Ange Maxime Kazagui, mengatakan bahwa kementerian komunikasi, keamanan dan pertahanan publik tidak mengeluarkan akreditasi kepada ketiga wartawan itu. Meski demikian, pemerintah setempat telah meluncurkan penyelidikan atas serangan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.