Sukses

Putri Salju Sesungguhnya Tewas Akibat Ciuman Maut Sang Pangeran?

Sebuah teori tentang Putri Salju sedang ramai di dunia maya. Benarkah Snow White sesungguhnya tewas akibat ciuman sang pangeran?

Liputan6.com, Jakarta - Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White and the Seven Dwarfs) adalah cerita klasik Disney yang dicintai dari masa ke masa.

Dikisahkan, Putri Salju yang cantik dan rupawan jadi objek kecemburuan ibu tirinya. Hingga suatu ketika, ratu yang jahat memerintahkan pemburu untuk menghabisi 'saingannya itu'.

Namun, pemburu yang tak tega kemudian membuang sang putri ke dalam hutan, dalam kondisi bernyawa. Putri Salju kemudian tinggal bersama tujuh kurcaci yang menolongnya.

Mengetahui putri tirinya masih hidup, sang ratu menjebaknya dengan apel beracun. Namun, akhirnya Putri Salju hidup kembali saat tubuhnya berada di peti kaca.

Tak hanya selamat, ia juga menemukan cinta sejatinya. Seorang pangeran yang memberinya ciuman yang membangkitkannya dari 'kematian'.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (25/8/2018), dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci terinspirasi dari kisah rakyat asal Jerman dari Abad ke-19.

Film animasinya kemudian dirilis Disney pada 1937. Menurut jalan ceritanya, kisah itu berakhir bahagia alias happy ending.

Namun, belakangan, sebuah teori baru muncul, yang menyebut bahwa Putru Salju sebenarnya tewas pada akhir cerita.

Dan pangeran tersebut adalah Grim Reaper, personifikasi dari kematian. Sementara, ciumannya adalah ciuman maut.

Teori tersebut viral di internet. Saat ditelusuri asalnya dari kolom komentar di artikel Buzzfeed pada 2016 dan sejak itu sudah membuat banyak penggemar dongeng Putri Salju patah hati.

Argumen bahwa Putri Salju tewas di akhir cerita ditulis Matt Morgan yang mengklaim, ada banyak orang yang percaya bahwa tokoh utamanya yang berambut hitam itu 'bahagia selamanya'. Padahal, menurut dia, itu adalah kebohongan.

"Sepertinya dia meninggal di akhir film, seperti Putri Salju yang sesungguhnya. Namun, itu sengaja dibuat happy ending agar anak-anak kecil tak ketakutan," kata Morgan.

"Lihat kembali filmnya, sebagai orang dewasa, dan lihat sendiri."

Merujuk ke Tokoh Nyata

Matt Morgan merujuk sosok aristokrat Jerman Abad ke-16, Margaretha von Waldeck -- yang disebut-sebut sebagai inspirasi di balik dongeng Putri Salju.

Margaretha von Waldeck adalah perempuan bangsawan, putri Philip IV, Count of Waldeck-Wildungen, yang terkenal dengan kecantikannya.

Margaretha juga punya ibu tiri yang tegas, Katharina von Hatzfeld.

Ia tinggal di kota pertambangan yang kala itu mempekerjakan pekerja anak. Sehingga, menurut teori anyar, tujuh kurcaci dalam cerita Putri Salju sebenarnya adalah referensi untuk pekerja anak.

Saat remaja, Margaretha pindah dari rumah ayahnya. Kecantikannya kemudian menarik perhatian Philip II dari Spanyol ketika dia berada di Brussels.

 

Saksikan video terkait Putri Salju berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ciuman Kematian

Namun, Margaretha tiba-tiba sakit keras dan meninggal dunia pada usia 21 tahun. Spekulasi menyebut, ia diracuni karena seseorang tak ingin gadis itu menikahi Philip II.

"Semua orang sedih saat ia meninggal dunia. Kisahnya kemudian diabadikan dalam Putri Salju (Snow White)," kata Matt Morgan.

"Harus diingat, Brothers Grimm tidak benar-benar menulis cerita, tetapi mereka melakukan perjalanan dan merekam kisah-kisah lokal, hingga akhirnya menemukan Snow White (Putri Salju)."

Namun, meski tak rukun dengan ibu tirinya. Perempuan itu tak bisa dijadikan tersangka atas kematian Margaretha. Ia sudah meninggal dunia terlebih dulu.

Matt berpendapat, dalam film besutan Disney, "peran pangeran seperti malaikat kematian -- versi yang lebih bahagia dari malaikat maut."

Dalam dongeng, pangeran bertemu dengan Putri Salju saat gadis itu nyaris jatuh dalam sumur. "Ia kali pertama melihat sang pangeran saat ia nyaris tewas." 

Dia menambahkan, pangeran kemudian datang untuk melihat Putri Salju untuk kedua kalinya setelah dia menggigit apel beracun dan berbaring di peti mati.

Sang pangeran datang menunggangi kuda putih pucat -- kala itu diyakini malaikat maut menunggangi kuda pucat -- kemudian mencium Putri Salju. Sebuah ciuman kematian. 

"Saat seseorang tewas, udara dikeluarkan dari paru-paru. Cerita rakyat mengungkap, kematian menciumnya, untuk mengambil 'nafas kehidupan' seseorang." 

Dan, Matt Morgan menambahkan, kematian Putri Salju adalah alasan mengapa tujuh kurcaci harus tetap tinggal di hutan. 

"Putri Salju dan pangeran mengucapkan selamat tinggal pada para kurcaci, alih-alih mengajak mereka. Sebab, keduanya pergi ke tempat di mana mereka tak bisa ikut," kata dia.

Kemudian, pasangan tersebut naik kuda ke sebuag kastil yang dikelilingi cahaya keemasan. Kata Matt, itu adalah gambaran akhirat. 

Benarkah demikian? Matt Morgan meminta orang-orang kembali melihat film Putri Salju sebelum membuat keputusan. 

Namun, penting juga untuk dicatat bahwa teori Matt Morgan hanya berfokus pada Margaretha, tetapi dia bukan satu-satunya wanita yang diyakini sebagai Putri Salju dalam dunia nyata. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.