Sukses

14 Pembunuhan dalam 36 Jam, Neraka di Pulau Surga Meksiko

Lebih dari 100 orang tewas semenjak awal 2018. Hal itu terjadi setelah kekuasaan kartel obat bius Meksiko merambah seluruh negara bagian, termasuk Cancun.

Liputan6.com, Cancun - Cancun memiliki julukan pulau surga. Salah satu kebanggaan Meksiko yang jadi tujuan utama pelancong. Pantai putih dan laut biru tenang membentang. 

Namun, kini pulau surga berubah bak neraka. Kawasan turis itu dalam setahun belakangan dikuasai oleh sejumlah kartel obat bius. Akibatnya, perang antar geng dan kekerasan pun meningkat dengan angka yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Menurut media Meksiko, Noticaribe, dalam 36 jam pernah terjadi 14 kasus pembunuhan. Angka tersebut memecahkan rekor negara itu. 

Kekerasan terakhir pada 4 April. Kala itu, 14 orang terbunuh dan sedikitnya lima lainnya tewas dengan luka tembak, dalam enam kasus terpisah di kota itu. Demikian seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (14/3/2018).

Angka-angka itu melampaui "rekor" Cancun sebelumnya, yakni sembilan pembunuhan dalam sehari pada 25 November 2004.

Kini, lebih dari 100 orang tewas semenjak awal 2018. Hal itu terjadi setelah kekuasaan kartel obat bius Meksiko merambah seluruh negara bagian, termasuk Cancun.

Gelombang kejahatan yang menerjang titik-titik pariwisata di Meksiko mengancam sejumlah kawasan jadi kota hantu, dengan sebagian besar pembunuhan di Cancun masih belum terpecahkan.

Di tengah perdagangan obat yang berkembang pesat dan pemerasan yang meluas, rasa takut pun merajalela. Alhasil, industri pariwisata Meksiko yang menghasilkan jutaan dolar terancam gulung tikar.

Jurnalis Krishnan Guru-Murthy baru-baru ini melakukan perjalanan ke Meksiko untuk Dateline SBS, menyelidiki mengapa hal itu bisa menimpa Negeri Sombrero.

"Ini adalah salah satu pemandangan paling indah di dunia dan kami adalah satu-satunya orang di sini," kata Guru-Murthy dari pantai utama Cancun.

Kemudian, tepat sebelum matahari terbenam, dia menemukan dirinya di tengah-tengah TKP seorang pria ditembak di pasir.

Empat orang datang melalui sebuah hotel mewah dan menyerang pria itu, yang kemudian meninggal di rumah sakit.

Yang menakutkan, pantai utama itu sejatinya salah satu tempat yang lebih aman di daerah itu, dan sering dikunjungi oleh puluhan ribu turis setiap tahun. 

Guru-Murthy juga terkejut oleh kurangnya kehadiran polisi, dengan banyak turis tidak menyadari pemandangan mengerikan hanya beberapa meter di hadapan mereka.

"Sepertinya polisi tidak ingin ada yang memperhatikan. Ada sedikit keributan dan hampir tidak ada petugas di sini," katanya.

Cancun berada di Negara Bagian Quintana Roo. Tercatat terjadi 167 kasus pembunuhan pada pertengahan 2017 lalu. Menurut catatan otoritas keamanan Meksiko, jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat hingga menjelang pergantian tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cancun Jadi Acapulco Kedua?

Ada ketakutan bahwa Cancun akan mengalami nasib serupa seperti Acapulco, sebuah destinasi wisata yang dulunya terkenal glamor, tapi kini menjadi daerah dengan kasus pembunuhan tertinggi di Meksiko.

Di Acapulco, polisi setempat mengaku bisa menyambangi hingga 10 lokasi pembunuhan dalam satu hari.

Maraknya perdagangan narkoba berbanding lurus dengan mudahnya akses senjata api melalui pasar gelap, menjadi dua alasan utama mengapa Acapulco terus menerus dihantui mimpi buruk.

Siang dan malam, pasukan keamanan terus berpatroli di jalanan kota dan pantai-pantainya, tapi kasus pembunuhan terus saja terjadi di tempat -- dan waktu -- yang tak terduga.

"Tidak baik berjalan kaki, bahkan secara beramai-ramai sekalipun, karena hampir mudah sekali ditemukan jasad tergeletak bersimbah darah di banyak sudut kota," ujar Rene Ozuna, nelayan setempat yang menggagas pembentukan sebuah patroli keamanan mandiri berjuluk Polisi Komunitas.

Polisi Komunitas melakukan patroli keamanan dengan cara -- yang mungkin terlihat barbar -- membunuh siapapun yang terbukti mengusik keamanan setempat.

"Kami sudah muak dengan kekacauan di kota ini, dan dengan melenyapkan para begundal inilah cara terbaik (menurut kami) untuk membawa kembali rasa damai ke Acapulco," tukas Ozuna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.