Sukses

Politisi: 3.700 Orang Ditangkap di Tengah Demo Rusuh Iran

Sekitar 3.700 orang ditangkap sepanjang demonstrasi anti pemerintah di Iran, menurut estimasi seorang anggota Parlemen negara tersebut.

Liputan6.com, Teheran - Sekitar 3.700 orang ditangkap sepanjang demonstrasi anti pemerintah di Iran yang berlangsung sejak 28 Desember 2017 hingga mereda pada pekan lalu, menurut estimasi seorang anggota Parlemen negara tersebut.

Sang anggota parlemen, Mahmoud Sadeghi juga mengatakan, dari ribuan yang ditangkap, sekitar 40 - 68 berstatus pelajar/mahasiswa. Demikian seperti dikutip dari CNN, Kamis (11/1/2018).

Ia membeberkan informasi itu melalui akun pribadi sosial media Telegram. Namun, Sadeghi tak mengelaborasi lebih jauh tentang data tersebut.

Estimasi sang anggota parlemen jauh melebih dari klaim pemerintah Iran (450 orang) serta perkiraan Amerika Serikat (1.100 orang).

Angka yang dibeberkan Sadeghi memberikan sudut pandang alternatif terkait tendensi abuse of power yang dilakukan oleh pemerintah Iran dalam menyikapi demonstrasi tersebut.

Kendati demikian, Parlemen Iran sendiri pun belum menetapkan angka resmi terkait jumlah individu yang ditangkap dalam aksi protes yang terjadi selama enam hari itu.

"Mengingat fakta bahwa berbagai lembaga keamanan dan penegak hukum turut melakukan penangkapan masing-masing, maka perlu waktu untuk menetukan angka yang lebih tepat terkait mereka yang telah ditangkap," papar keterangan pers dari media resmi Parlemen Iran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Puluhan Demonstran Ditahan di dalam Penjara Politik

Seperti dikutip dari The Los Angeles Times, setidaknya ada lusinan demonstran yang ditahan di Penjara Evin, Tehran -- penjara yang sejak 1970 terkenal sebagai tempat untuk menahan figur politik anti rezim.

Puluhan anggota keluarga tahanan berkumpul di luar Evin, meminta lebih banyak informasi mengenai nasib mereka yang berada di balik jeruji besi. Pada sore hari kemarin, saat salju turun di kaki Tehran dan polisi anti huru hara terus berjaga-jaga, sekitar 50 orang menunggu nama-nama tahanan dipanggil melalui pengeras suara di luar penjara tersebut.

Ketika sebuah nama tahanan dipanggil, anggota keluarga yang bersangkutan langsung menemui petugas Penjara Evin untuk membuat dokumen bebas bersyarat dengan jaminan (berupa sertifikat rumah atau tanah) untuk membebaskan para pesakitan.

Anggota keluarga lain juga mengatakan bahwa tahanan telah diizinkan untuk membuat panggilan telepon untuk mengurus dokumen yang dibutuhkan guna mendapatkan jaminan.

Kondisi di dalam Penjara Evin sangat sulit, dan anggota keluarga mengatakan bahwa tahanan dikurung dalam sel-sel yang padat, di mana mereka hampir tidak memiliki ruang untuk bergerak.

Nasrin Sotoudeh, seorang pengacara hak asasi manusia mengatakan, seorang pesakitan mengatakan bahwa tiga demonstran telah meninggal di dalam tahanan, namun informasi tersebut belum dapat diverifikasi.

3 dari 3 halaman

Misteri Demonstran yang Tewas Bunuh Diri di Tahanan

Seperti dikutip dari Los Angeles Times, banyak pihak yang tidak mengetahui secara pasti mengenai status dan kejelasan para demonstran yang ditangkap oleh aparat keamanan negara. Begitupun identitas, latar belakang, dan alasan penangkapan para peserta aksi protes tersebut.

Ketidakpastian itu semakin diperparah oleh kabar tentang dua demonstran yang tewas bunuh diri di dalam tahanan.

Pertama adalah Sina Qanbari (22 tahun) tewas bunuh diri di Penjara Evin, Teheran.

Kabar kematian Qanbari pun simpang-siur. Sejumlah media anti pemerintah Iran menyebut, korban merupakan mahasiswa universitas setempat yang ditangkap terkait keterlibatannya dalam demonstrasi.

Namun, media pemerintah Iran mewartakan, Qanbari adalah seorang tersangka kasus narkotika yang kebetulan melakukan bunuh diri di dalam penjara yang tengah ramai diisi oleh demonstran yang ditahan.

Kendati demikian, Kepala Kejaksaan Tehran, Abbas Jafari Dolatabadi mengatakan akan terus menginvestigasi kabar kematian Qanbari.

Kedua adalah kabar bunuh diri seorang demonstran yang ditahan di Kota Arak, Provinsi Markazi. Kabar itu dibeberkan oleh media Lembaga Yudisial Iran Mizan News Agency yang mengutip keterangan seorang jaksa setempat.

Tahanan itu, nampak dalam rekaman CCTV, melakukan aksi bunuh diri dengan memukuli tubuhnya dengan benda yang tak dikenal. Kasus tersebut tengah diselidiki oleh pihak berwenang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini