Sukses

Di Tengah Krisis, Presiden Zimbabwe Tolak Mengundurkan Diri

Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, menolak turun dari jabatannya di tengah meningkatnya seruan yang meminta dirinya untuk mengundurkan diri.

Liputan6.com, Harare - Presiden Zimbabwe yang telah lama berkuasa, Robert Mugabe, dilaporkan menolak turun dari jabatannya dengan segera. Hal tersebut terjadi di tengah meningkatnya seruan yang meminta dirinya mengundurkan diri.

Pria 93 tahun itu menjadi tahanan rumah usai kudeta Zimbabwe yang dilakukan militer pada Rabu, 15 November 2017. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari hasil perbincangannya dengan sejumlah pejabat regional beserta pemimpin militer, Jenderal Constantino Chiwenga. Namun, beberapa sumber mengatakan, Mugabe menolak untuk turun dari jabatannya.

Pemimpin oposisi, Morgan Tsvangirai, mengatakan masyarakat menginginkan Mugabe segera mengundurkan diri.

Dikutip dari BBC, Jumat (17/1/2017), langkah yang dilakukan militer terjadi setelah Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagawa pada pekan lalu. Sejumlah pihak menilai itu merupakan sinyal kuat bahwa Mugabe ingin istrinya, Grace Mugabe, mengambil alih kekuasaanya, termasuk sebagai presiden.

Situasi yang terjadi di Harare saat ini masih belum jelas.

Sumber dari orang dekat mengatakan bahwa Mugabe menolak untuk turun dari jabatannya secara sukarela sebelum dilakukan pemilu yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun depan. Perlu diketahui, Mugabe menjabat sebagai presiden sejak 1987.

Sejumlah pengamat menilai bahwa Mugabe mungkin mencoba mencari perlindungan bagi diri dan keluarganya sebelum turun dari jabatannya.

Para pejabat Zanu-PF sebelumnya memperkirakan bahwa Mugabe masih akan menjadi pemimpin Zimbabwe hingga digelarnya kongres partai.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Grace Mugabe, Perempuan di Pusat Kudeta Zimbabwe

Grace Mugabe disebut-sebut sebagai pusat dari krisis yang tengah melanda Zimbabwe. Ia diduga kuat akan menjadi suksesor Mugabe saat ia melepaskan kekuasaannya.

Kebangkitan Grace dalam dunia politik Zimbabwe termasuk kilat. Grace diketahui memberikan pidato politik pertamanya pada 2014, hanya beberapa bulan setelah dinominasikan untuk memimpin liga wanita Partai ZANU-PF.

Sejak saat itu, dia dinilai secara terbuka menunjukkan minatnya untuk menjadi presiden, bahkan secara terbuka menyodorkan namanya sebagai suksesor Mugabe.

"Ada yang bilang saya ingin menjadi presiden. Kenapa tidak? Apakah saya bukan warga Zimbabwe?" kata Grace dalam pidato politiknya pada 2014.

Setelah Emmerson Mnangagwa disingkirkan dari kursi wakil presiden pekan lalu, jalan menuju puncak bagi Grace dianggap "telah dibersihkan". Grace digadang-gadang akan diangkat menjadi wakil presiden bulan depan.

Di tengah ketegangan dan situasi yang serba tidak pasti di Zimbabwe, Grace dikabarkan melarikan diri ke Namibia. Namun, sejumlah laporan menyebut bahwa ia berada di Harare dan menjadi tahanan rumah, bersama dengan sejumlah sayap muda Zanu-PF yang secara penuh mendukungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.