Sukses

India Berlakukan Larang Terbang Bagi Oknum Pembuat Kisruh

Dari hasil keputusan tersebut, pemerintah membagi kekacuan dalam tiga kategori. Yaitu, kekacauan verbal, fisik dan membahayakan nyawa.

Liputan6.com, New Delhi - Menanggapi kekacauan dan kekisruhan yang akhir-akhir ini kerap terjadi di dalam pesawat saat lepas landas, otoritas India mulai memberlakukan aturan tegas.

Jika ada seseorang yang melanggar aturan tersebut, pihaknya menghukum oknum terkait untuk tak berkendara dengan pesawat terbang selama tiga bulan atau bahkan seumur hidup. Aturan ini berlaku bagi seluruh orang tak terkecuali awak maskapai. 

Dikutip dari laman The New Indian Express, Minggu (10/9/2017), pemerintah India akan segera merilis nama-nama oknum yang pernah menimbulkan kekacauan di dalam pesawat.

Untuk sementara, para pelaku kekacauan itu tak diperbolehkan terbang dalam kurun waktu tertentu. Dari laporan yang berhasil dihimpun, lamanya larangan terbang bagi seseorang tergantung pada tingkat prilaku dan kekacauan yang pernah mereka timbulkan.

Dari hasil keputusan tersebut, pemerintah membagi kekacuan dalam tiga kategori. Yaitu, kekacauan verbal, fisik dan membahayakan nyawa.

Apabila dinyatakan bersalah atas kekerasan verbal, seseorang akan dihukum larangan terbang selama tiga bulan. Jika melakukan kekerasan fisik, maka orang itu akan dilarang terbang selama enak bulan.

Terakhir, apabila ada seseorang menimbulkan kekacauan yang mampu membahayakan penumpang dan nyawa orang lain, maka hukuman akan dikenakan mulai dari dua tahun hingga seumur hidup.

Tindakan dan keputusan untuk memberlakukan aturan ini diambil oleh komisi independen yang beranggotakan tiga orang perwakilan dari maskapai terkait -- yang pernah mengalami insiden kekacauan.

Pihaknya pun menegaskan, jika seseorang menimbulkan kekacauan itu berarti larangan tersebut berlaku untuk semua masakapi.

"Konsep larangan ini diambil atas nama keselamatan para penumpang lain," ujar pemerintah federal India.

Peraturan seperti ini dikeluarkan menyusul insiden berbahaya yang dilakukan oleh seorang pria bernama Ravindra Gaikwad menyerang pejabat maskapai Air India.

Pria yang juga seorang anggota dewan itu akhirnya tak bisa berpergian menggunakan pesawat terbang. Alhasil, untuk menjalankan pekerjaannya, ia harus menggunakan mode kereta api sebagai dampak dari perbuatannya tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilarang Terbang karena Pakai Legging

Maskapai AS United Airlines mendapat kritik keras di media sosial setelah dilaporkan melarang dua bocah perempuan untuk naik pesawat karena memakai legging.

Insiden itu terjadi pada Minggu, 26 Maret 2017 pagi, di penerbangan dari Denver menuju Minneapolis. Hal itu diungkap oleh seorang aktivis hak anak, Shannon Watts.

Dikutip dari BBC, petugas United Airlines "memaksa" dua bocah perempuan -- satu di antaranya berusia 10 tahun -- untuk mengganti baju mereka atau menggunakan terusan karena telah memakai legging. Demikian, tulis Shannon dalam Twitternya.

Menanggapi kritik itu, United mengatakan dua bocah itu bepergian dengan tiket yang mencantumkan dress code atau baju apa yang boleh dipakai.

"Mereka menggunakan tiket 'United pass travellers' yang merupakan tiket bagi pekerja perusahaan atau anggota keluarganya," kata United Airlines dalam Twitter menanggapi Shannon.

Shannon yang seorang ibu sekaligus pendiri Moms Demand Action untuk reformasi senjata berkicau tentang apa yang terjadi dengan lima anak perempuan yang tengah boarding di Bandara Denver.

Ia mengatakan, tiga dari lima bocah perempuan diperbolehkan masuk setelah menggunakan baju terusan di atas legging-nya. Sementara dua lainnya tidak boleh karena tidak bisa mengganti baju.

Shannon mengkritik maskapai itu dengan bertanya, "Sejak kapan United jadi polisi baju perempuan?"

"Tindakan ini begitu seksis. Belum lagi keluarga mereka yang tak nyaman," ia melanjutkan.

"Sebagai ibu dari empat anak perempuan yang kerap menggunakan celana yoga, saya ingin tahu berapa anak laki-laki yang sudah dihukum United karena alasan serupa?" ujarnya lagi.

"Sementara, ayah mereka yang menggunakan celana pendek diperbolehkan terbang," tulis Shannon lagi.

Pihak United tidak secara resmi mengomentari insiden itu. Namun, mereka merespons di Twitter tentang kode baju bagi para pemegang United pass travellers.

Kicauan Shannon ditanggapi banyak netizen dan sebagian besar senada dengan Shannon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.