Sukses

Praktik Kanibalisme Demi Kekayaan Terungkap di Afrika

Pengakuan seorang pria yang mengaku lelah memakan daging manusia menguak praktik kanibalisme yang dipercayai dapat membuat seseorang kaya.

Liputan6.com, Escourt - Atmosfer mistis mencengkeram Desa Shayamoya di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, setelah adanya praktik kanibalisme terungkap.

Keluarga seorang perempuan yang hilang sejak Juli 2017, meyakini bahwa anggota keluarganya yang berusia 25 tahun itu merupakan korban kanibalisme.

Tubuh perempuan bernama Zanele Hlatshwayo itu ditemukan membusuk setelah seorang pria yang mengaku sebagai ahli pengobatan tradisional, menyerahkan dirinya ke polisi. Ia mengaku bosan makan daging manusia.

Menurut laporan, awalnya polisi tak menghiraukan pengakuan pria itu. Namun saat ia mengeluarkan potongan tangan dan kaki manusia dari tasnya, polisi langsung menangkapnya.

Dikutip dari BBC, Selasa (29/8/2017), polisi kemudian mengawal pria itu kembali ke rumahnya di provinsi KwaZulu-Natal. Di sana, mereka menemukan delapan telinga manusia di dalam panci.

Diyakini 'santapan' itu akan diberikan ke pelanggannya, di mana daging manusia diyakini dapat membuat seseorang menjadi kaya, berkuasa, dan kebal terhadap ancaman. Sementara itu beberapa bagian tubuh lainnya ditemukan di dalam koper.

Keluarga mengaku sebuah pakaian yang penuh dengan darah dan robekan merupakan milik Hlatshwayo. Namun polisi masih menunggu hasil tes DNA untuk mengonfirmasi korban kanibalisme itu.

Hingga saat ini keluarga Hlatshwayo belum mengubur ibu dari dua anak itu. Namun keluarga telah menggelar doa bersama di rumahnya.

"Kami hanya bisa membayangkan bagaimana dia mengiba agar tetap hidup, ia meninggal dengan cara yang menyakitkan," ujar kakak perempuan Hlatshwayo, Nozipho Ntelele.

"Pakaiannya penuh dengan rumput dan tanah, di mana hal itu adalah indikasi jelas bahwa ia telah berusaha untuk menyelamtakan diri," ujar Ntelele.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rumah dengan Aroma Busuk

Dukun yang dijuluki 'Mkhonyovu' itu tinggal di sebuah rumah sewaan di Rensburgdrift dekat Escourt. Ia menyewa rumah itu dari Philani Magubane, di mana saudara laki-lakinya juga ditahan karena diduga berperan sebagai kaki tangan Mkhonyovu.

"Aku terkejut saat mengetahi bahwa adik laki-lakiku jatuh ke dalam bualan dukun itu -- ia menjanjikan kekayaan saat ia miskin sepertiku," ujar Magubane.

Ia mengatakan, salah satu penyewa rumahnya mengeluhkan adanya aroma daging busuk dari tetangga sebelahnya, yakni rumah Mkhonyovu.

"Mkhonyovu baru saja pindah ke rumah tersebut dua bulan lalu. Aku tak tahu bahwa ia menyimpan jasad manusia di sini karena aku tak tinggal di halaman yang sama," kata Magubane.

Magubane meyakini bahwa ia meyakini saudara bersama dengan tiga pemuda lainnya dipikat oleh Mkhonyovu untuk bekerja dengannya.

Diyakini bahwa ia mengirim anak-anak muda itu untuk menggali kuburan tengah malam sehingga bisa membuat mantra sihir yang dikenal secara lokal sebagai 'muti'.

3 dari 3 halaman

Mengaku Makan Daging Manusia

Seorang politisi lokal, Mthembeni Majola, mengadakan pertemuan dengan masyarakat sesaat setelah empat pria pelaku kanbalisme hadir dalam persidangan pertama mereka minggu lalu.

"Sebagian warga terkejut dengan hal itu dan saat ini mereka hidup dalam ketakutan," ujar Majola. Namun ia menambahkan, beberapa orang lainnya tak terkejut dengan hal itu.

"Beberapa mengaku telah berkunjung ke ahli pengobatan tradisional dan secara sadar memakan dasar manusia."

"Tapi yang membuat kita geram di sini adalah, betapa mudah tertipunya orang-orang kita," imbuh Majola.

Bahkan pelanngaran Mkhonoyovu diberi tahu untuk mencuri ternak, di mana ia itu menjanjikan bahwa pelakunya tak dapat terkalahkan, bahkan juga kebal terhadap peluru, sehingga polisi tak dapat menembak mereka.

Phepsile Maseko dari Organsiasi Pengobatan Tradisional Afrika Selatan, telah mengecam dugaan praktik kanibalisme itu.

Ia berkata bahwa Mkhonyovu adalah ahli pengobatan tradisional palsu yang ingin memperkaya dirinya sendiri dan membuat praktik suci menjadi tak terhormat.

"Ritual pengorbanan manusia dan penggunaan bagian tubuh bukan merupakan bagian dari pengobatan tradisional...ini membuat kami sebagai ahli pengobatan tradisional marah karena kami harus terus membela kerja jujur kami," ujar Maseko.

 

Saksikan video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.