Sukses

Ternyata, dari Sinilah 'Neraka' Bom Atom Perang Dunia II Bermula

Pada 16 Juli 1945 uji coba bom nuklir pertama yang dikenal dengan 'Trinity' dilakukan di New Mexico, Amerika Serikat.

Liputan6.com, Bingham - Dunia tak akan melupakan dua hari penuh malapetaka ketika bom atom milik Amerika Serikat dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 6 Agustus 1945, dan 9 Agustus 1945.

Dari dua ledakan tersebut, 'Little Boy' adalah yang paling mematikan. Sekitar 140 ribu orang tewas di Hiroshima. Sementara, 'Fat Man' menyudahi hidup 73 ribu warga di Nagasaki.

Pasca-bom atom, kondisi Jepang bak 'neraka'. Kehancuran terlihat di sana-sini, jasad yang terpapar efek senjata pemusnah massal itu dalam kondisi sangat memprihatinkan.

Radiasi akibat bom atom bertahan hingga bertahun-tahun setelahnya, ribuan orang meninggal dunia akibat penyakit yang dipicu racun yang bersemayam di udara, air, dan tanah -- yang kemudian masuk ke dalam tubuh manusia.

Kondisi Hiroshima setelah dibom oleh AS. (AFP)

Bom atom dijatuhkan di masa pemerintahan Presiden AS Harry Truman pada 1945. Ironisnya, tujuannya adalah untuk mengakhiri Perang Dunia II.

Tak banyak yang mengetahui, bom atom yang melumpuhkan Negeri Matahari bermula dari Jornada del Muerto, sebuah gurun yang letaknya sekitar 56 kilometer tenggara Socorro, New Mexico.

Sekitar 72 tahun lalu, pada 16 Juli 1945 pagi, para ilmuwan berhasil memicu reaksi berantai nuklir yang berlangsung hanya sepersekian detik. Bom atom itu dikenal dengan nama kode 'Trinity'.

Bom tersebut bermuatan plutonium, setara dengan yang kelak akan dijatuhkan di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.

Bom tersebut ditempatkan di menara baja berketinggian 20 meter. Daya ledaknya yang setara dengan 19 kiloton TNT meninggalkan kawah sedalam 3 meter dan selebar 330 meter.

Awan jamur membumbung setinggi 16.000 meter. Efek gelombang kejutnya dapat dirasakan 160 kilometer jauhnya. Panas yang dihasilkan ledakan melumerkan pasir gurun dan mengubahnya menjadi lapisan kaca hijau tipis, yang disebut trinitit. 

Manhattan Project

Momentum peledakan Trinity adalah uji coba bom atom pertama yang dilakukan di muka Bumi. 

Kakek seorang reporter CNN, Edgar Tatum, menjadi bagian dari upaya itu.

Edgar yang merupakan anggota serikat pekerja boilermakers -- orang yang bekerja merakit, memasang, dan memperbaiki bejana besar atau wadah yang menyimpan cairan dan gas -- dikirim dari Kentucky untuk bekerja di Oak Ridge, Tennessee, bersama 75.000 lainnya untuk berkontribusi dalam perang AS.

Mereka yang berangkat, tidak tahu apa yang sebenarnya mereka kerjakan.

Kota di timur Tennesse itu merupakan pusat Manhattan Project, yakni usaha militer rahasia yang bertujuan untuk mengembangkan senjata paling mematikan di dunia.

Di sana, Edgar merupakan bagian dari serikat boilermakers untuk mengembangkan bom Hisroshima yang disebut "Little Boy", yakni perangkat uranium kecil dan sederhana.

Pada saat bersamaan, perangkat plutonium 'Fat Man' yang kemudian dijatuhkan di Nagasaki, dikembangkan dan diuji di Los Alamos.

Bom sebelumnya yang nama alatnya dijuluki 'Gadget', tersembunyi di antara bukit pasir di New Mexico di Trinity Sites -- saat ini menjadi White Sands Missile Range.

Ketika diuji coba pada 16 Juli pagi, 'The Gadget' yang ledakan nuklirnya diberi nama 'Trinity', menjadi ledakan bom atom pertama di dunia.

Peralatan plutonium itu, membutuhkan peledak yang tepat dari bahan peledak konvensional berbentuk lensa yang mengelilingi inti plutonium, di mana alat tersebut akan memampatkan plutonium ke dalam massa kritis dan memicu reaksi berantai.

"Setiap neutron memecah atom, dua neutron keluar dan masing-masing membelah atom, mereka membelah menjadi empat lagi dan itu menjadi reaksi berantai. Peristiwa itu terjadi dalam sepersejuta detik. Duar!! ledakan nuklir terjadi," ujar Jim Eckles, sejarawan yang bekerja di kantor hubungan masyarakat White Sands Missile Range pada 1977.

Hal yang tersisa di lokasi kejadian ledakan hanya sepotong logam menonjol dari dasar menara di Trinity Site.

Uji coba bom atom pertama di dunia 'Trinity' (Wikimedia Commons)

Karena para ilmuwan merasa percaya diri, mereka kemudian membangun peralatan uranium yang lebih sederhana di Oak Ridge -- sebelumnya digunakan peralatan plutonium pada ledakan 'Trinity' dan 'Fat Boy'. Mereka pun memutuskan untuk tak melakukan uji coba terhadapnya.

Saat ini Oak Ridge masih menjadi laboratorium nasional. Para pengunjung dapat menjelajah kompleks industri tempat diproduksinya plutonium dan pengembangan teknologi pengayaan uranium.

Oak Ridge terletak di dalam sebuah lembah, tidak jauh dari Clinch River di antara pegunungan Tennesse. Pemimpin proyek tersebut, Robert Oppenheimer, dan timnya, merakit inti bom di kamar tidur utama di sebuah rumah yang hampir roboh di ground zero.

Pemilik rumah itu meninggalkan tanah di sekitar situs uji coba pada 1942, ketika Pemerintah AS mengambil alih wilayah itu sebagai tempat berlatih untuk para kru.

Rumah yang dibangun pada 1913 tersebut, McDonald Ranch House, masih berdiri dan saat ini dipakai sebagai museum yang dibangun dua kali dalam setahun.

Wilayah di sekelilingnya masih menjadi pangkalan militer aktif. Namun setiap dua kali dalam satu tahun -- sama dengan museum, para pengunjung dapat berkeliling area tersebut.

Sementara, di situs peledakan didirikan tugu setinggi 3,65 meter. Kawasan ini masih mengandung unsur radioaktif.

Meski bom atom telah terjadi 72 tahun lalu, menurut Eckels radiasi di situs itu hampir sama dengan terbang dalam penerbangan komersial lintas negara.

"Di mana lagi Anda bisa berjalan di tempat uji coba nuklir dan situs kawah bom atom?" kata Eckles.

 

Simak video menarik berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.