Sukses

4-3-1969: Duo Gangster The Krays Divonis Penjara Seumur Hidup

Nama The Krays melekat dalam dunia hitam di Inggris. Kisah hidup mereka sudah beberapa kali difilmkan.

Liputan6.com, London - Dalam sejarah dunia kriminal Inggris, nama gangster kembar Ronald "Ronnie" Kray dan Reginald "Reggie" Kray tidak bisa diabaikan. Keduanya merupakan pelaku utama kejahatan terorganisir di the East End London pada era 1950-an dan 1960-an.

Ronnie dan Reggie merupakan pemilik kelab malam West End di mana mereka berbaur bersama politisi dan artis seperti Diana Dors, Frank Sinatra, dan Judy Garland. Pada tahun 1960-an, pamor keduanya bak pesohor. Mereka difoto oleh David Bailey dan diwawancara stasiun televisi.

Berbagai kejahatan keji yang dilakukan duo The Krays membuat mereka beberapa kali keluar-masuk penjara. Namun mendekam di balik jeruji besi tidak melunturkan kekejaman Ronnie dan Reggie.

Terakhir kalinya, kedua ditangkap pada 8 Mei 1968. Dan pada 4 Maret 1969, Pengadilan Kriminal Pusat menyatakan The Krays bersalah atas pembunuhan Jack "the Hat" McVitie. Mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Para juri disebut-sebut berunding selama 6 jam 55 menit sebelum akhirnya menjatuhkan vonis tersebut.

McVitie merupakan anggota geng The Krays yang gagal melakukan "tugas"nya, yakni membunuh Leslie Payne, penasihat keuangan kelompok itu sementara setengah dari bayarannya telah ia terima. Demi menghabisi nyawa Payne, McVitie dibayar 1.000 euro.

Christopher dan Anthony Lambrianour serta Ronald Bender juga divonis bersalah atas pembunuhan McVitie. Kasus ini pun turut menyeret Charles Krays, Frederick Foreman, dan Cornelius Whitehead.

Sidang atas kematian McVitie berlangsung selama 39 hari, sebuah proses persidangan terpanjang dan termahal yang pernah digelar di pengadilan London.

Ronnie Kray dan John Barrie juga dihukum atas pembunuhan George Cornell, anggota geng Richardsons yang merupakan rival The Krays. Adapun Albert Donaghue turut dinyatakan bersalah dalam kasus kematian Cornell.

Di persidangan, dijelaskan bagaimana Reggie berulang kali menikam McVitie, sementara saudaranya berusaha menahannya. Saudara tertua mereka, Charles, juga dihukum karena membantu "membereskan" jasad McVitie.

Setelah menjatuhkan vonis kepada duo The Krays, hakim berpaling ke para juri dan mengucapkan terima kasih atas "bakti dan perhatian tanpa pamrih" yang mereka berikan terhadap kasus tersebut.

"Anda semua menetapkan standar, juri seperti apa yang harus mendampingi hakim di masa depan," ujar sang hakim seperti dikutip dari BBC.

Di hadapan pengadilan diperdengarkan pula bagaimana Ronnie Kray menembak mati George Cornell di depan para tamu di pub the Blind Beggar di the East End pada 9 Maret 1966. Ia ditembak setelah mengejek Ronnie "homoseksual gendut".

 

Sepak terjang Ronnie dan Reggie di dunia hitam Inggris tersembunyi di balik status selebritas dan bisnis mereka. Penulis John Person yang pernah mewawancarai keduanya memuat pengakuan mengejutkan bahwa duo kembar itu pernah melakukan hubungan seks satu sama lain.

Ronnie diketahui sebagai seorang homoseksual sementara saudaranya merupakan seorang biseksual.

"Semuanya sudah terkonfirmasi, tentu saja, dengan pola klasik; ibu mereka sangat memanjakan mereka, sementara tidak demikian dengan ayah mereka, maka tidak mengherankan di masa remaja, si kembar menemukan bahwa mereka gay," tulis Person dalam bukunta yang berjudul Notorious: The Immortal Legenda Kray Twins.

Ronnie berada di Broadmoor Hospital hingga ajal menjemputnya pada 17 Maret 1995 sementara pada Agustus tahun 2000, Reggie dibebaskan dari penjara atas dasar kemanusiaan. Delapan minggu berikutnya ia meninggal akibat kanker.

Kisah hidup duo The Krays beberapa kali sudah difilmkan. Salah satunya melalui film Legend yang dibintangi oleh Tom Hardy.

Dalam peristiwa bersejarah lainnya, 4 Maret 1861, Abraham Lincoln dilantik menjadi presiden ke-16 Amerika Serikat.

Sementara itu pada 4 Maret 1952, sastrawan dan jurnalis AS, Ernest Hemingway menyelesaikan novel fenomenalnya, The Old Man and the Sea. Pada 1953, buku tersebut memenangkan Pulitzer Prize dan menjadi salah satu karya Hemingway dengan penjualan terbaik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini