Sukses

Lupakan Jeju, Saatnya Mengintip Pulau Geoje di Korea Selatan

Geoje secara historis merupakan tempat yang penting bagi Korea Selatan, karena pernah terjadi perang yang menentukan masa depan Korea.

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin sudah terlalu mainstream menyebut nama Pulau Jeju jika membahas tempat wisata di Korea Selatan. Pulau ini begitu populer, tak ubahnya seperti Pulau Bali di Indonesia. Bagi pecinta drama Korea, pulau ini adalah 'studio' terbesar. Banyak drama-drama populer mengambil syuting di pulau ini.

Sementara bagi wisatawan dan pejabat dari negara asing, pulau ini juga sangat familiar. Selain banyaknya atraksi wisata serta alam yang indah, di Pulau Jeju sudah tak terhitung kali digelar seminar, konferensi atau sekadar pertemuan para pejabat antarnegara.

Namun, keindahan Korea Selatan tak hanya Pulau Jeju. Kini ada destinasi baru yang siap menyaingi yaitu Pulau Geoje. Pulau Geoje sendiri merupakan pulau kedua terbesar di Korea Selatan yang menyuguhkan pemandangan menakjubkan.

Geoje Grand Bridge (Nosil Park)

Selain itu, Geoje adalah kota yang terletak di Provinsi Gyeongsang Selatan, lepas pantai kota pelabuhan Busan. Kota ini terdiri dari sejumlah pulau besar lainnya, yaitu Terbe, Jangpyeong-ri, dan Haegeumgang.

Nama Geoje hingga kini memang belum begitu familiar sebagai tempat wisata, bahkan untuk warga Korea Selatan sendiri. Pulau ini masih dipersepsikan sebagai pulau yang jauh, sepi dan masih tertinggal. Padahal, semua anggapan itu akan sirna jika kita sudah menapakkan kaki di pulau indah ini.

Pulau Geoje terletak tidak jauh dari kota-kota besar lainnya di Korea Selatan. Jika berkendara dari Seoul, bisa ditempuh selama 4,5 jam perjalanan. Bahkan, dari pulau ini cukup menaiki feri selama 3 jam untuk bisa sampai di Jepang. Bisa juga dengan pesawat terbang dari Bandara Incheon, Seoul menuju Bandara Gimhae, Busan untuk kemudian disambung dengan naik bus.

Windy Hill, kincir angin di atas bukit Pulau Geoje yang kerap jadi lokasi syuting drama Korea. (visitkorea.or.kr)

Selain itu, warga Korea Selatan tak membutuhkan transportasi laut untuk mencapai pulau ini. Sebab, pulau ini terhubung ke daratan melalui Geoje Grand Bridge di Tongyeong dan jembatan baru yang menghubungkan Geoje langsung dengan Busan. Apalagi antarpulau besar di Geoje dihubungan dengan jembatan, sehingga untuk berpindah dari satu pulau ke pulau lain sangat mudah dilakukan.

Liputan6.com berkesempatan berkunjung ke pulau ini dalam rangkaian kegiatan ASEAN Media People's Visit to Korea pada akhir Oktober lalu. Kami berangkat dari Seoul menggunakan kereta api cepat KTX ke Busan dan menempuh perjalanan selama dua jam.

Dari Busan, perjalanan dilanjutkan menggunakan bus menuju Pulau Geoje dengan lama perjalanan sekitar satu jam. Cuaca menjelang musim dingin dengan suhu sekitar 15 derajat Celcius menyambut kami ketika tiba di Geoje. Dan, wisata sejarah, kuliner dan alam di pulau tempat mantan Presiden Korea Selatan Kim Young Sam dilahirkan pun dimulai.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perang Myeongryang dan Kamp Tahanan

Pulau Geoje secara historis merupakan tempat yang penting bagi Korea Selatan. Di kawasan ini pernah terjadi perang yang menentukan masa depan Korea. Dalam perang ini muncul nama Laksamana Yi Sun-sin.

Yi adalah laksamana paling terkenal dan berjasa di Korea Selatan. Selama masa Dinasti Joseon, Laksamana Yi dianggap paling berpengaruh atas kemenangan dinasti tersebut dalam Perang Tujuh Tahun melawan Jepang.

Dia juga terkenal dengan penemuan kapal perang yang dilapisi baja berbentuk kura-kura. Strategi dan taktik militer Yi sangat menonjol di dalam sejarah perang angkatan laut dunia.

Replika Kapal Kura-Kura ciptaan Laksamana Yi Sun-sin di Pulau Geoje, Korea Selatan. (Liputan6.com/Rinaldo)

"Kisah Laksamana Yi yang paling terkenal adalah kemenangannya yang mustahil dalam Perang Myeongryang," ujar pemandu kami Hyun Jin Kim saat mengunjungi replika kapal kura-kura di Pulau Geoje.

Pada pagi hari tanggal 16 September 1597. Saat itu hanya ada 13 kapal perang Joseon yang siap menghadapi 330 kapal armada laut Jepang. Angkatan laut Joseon yang ditempatkan dalam satu barisan sangat kehilangan semangat setelah melihat jumlah pasukan Jepang yang begitu besar.

Lewat strategi yang menggunakan gelombang besar, 13 kapal perang dari Joseon berhasil menaklukkan 133 kapal perang Jepang. Sejak itu, kisah legendaris perang Selat Myeongryang tetap hidup hingga sekarang.

Delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea berfoto bersama di depan patung Laksamana Yi Sun-sin di Akademi Angkatan Laut Korea Selatan. (Ministry of Foreign Affairs Republic of Korea)

"Atas kepemimpinannya dalam kemenangan dengan kapal kura-kura di Pulau Geoje, sebuah monumen kemenangan didirikan di Pantai Deokpo," jelas Hyun Jin Kim.

Selain itu, sebuah patung dirinya juga menjadi ikon di Kota Seoul. Termasuk pula sebuah patung beserta replika kapal kura-kura di Kampus Akademi Angkatan Laut Korea Selatan.

Kejadian bersejarah ini juga telah dibuat menjadi sebuah film di tahun 2014 dengan judul Myeongryang atau The Admiral: Roaring Currents. Film ini menempati posisi penjualan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Korea Selatan sebesar US$ 132 juta.

Historic Park of Geojedo POW Camp.

Selain itu, Pulau Geoje juga pernah menjadi kamp untuk tahanan perang. Sekitar 173 ribu tahanan perang dari Perang Korea pernah tinggal di barak-barak yang dibangun tentara Korea Selatan dan Amerika Serikat sejak tahun 1951 hingga 1953.

Semua kejadian serta kerasnya kehidupan para tahanan masih bisa disaksikan hingga kini dalam banyak diorama serta replika di Historic Park of Geojedo POW Camp. Saat ini lokasi tersebut menjadi salah satu destinasi wisata utama di Pulau Geoje.

3 dari 3 halaman

Berawal dari Pabrik Kapal

Geoje sejatinya hanyalah sebuah pulau pada umumnya. Bahkan, pulau ini tak memiliki banyak penghuni. Geoje mulai berkembang dan didatangi banyak orang setelah dibangunnya dua pabrik kapal, Daewoo Shipyard and Marine Engineering serta Samsung Heavy Industries. Keduanya merupakan pabrik kapal terbesar ke-2 dan ke-3 di dunia.

Karena banyak mendatangkan tenaga ahli dan pekerja dari luar Geoje, denyut pulau ini mulai terasa. Selain itu, cerita tentang keindahan pulau ini mulai menyebar. Namun begitu, Geoje tetap saja seperti pulau yang alami dan tidak berubah menjadi kota besar.

Secara keseharian, pulau ini memang terlihat sepi. Tak banyak orang lalu-lalang di jalanan atau sekitar pantai. Namun, di titik-titik tertentu, seperti di lokasi wisata atau pusat perbelanjaan, keramaian bisa terlihat.

Panorama dari atas kereta gantung menuju puncak Mireuk-san di Pulau Geoje, Korea Selatan. (Liputan6.com/Rinaldo)

"Mereka umumnya wisatawan dari luar Pulau Geoje, sebagian besar adalah warga Korea Selatan. Sedikit demi sedikit Geoje mulai dikenal sebagai lokasi wisata karena alamnya yang indah serta mulai dibangunnya banyak infrastruktur pendukung," jelas Hyun Jin Kim.

Kesimpulan itu benar adanya. Liputan6.com yang mengikuti perjalanan wisata di pulau ini melihat banyak sekali lokasi wisata yang unik dan menarik bagi orang luar Geoje.

Delegasi jurnalis ASEAN antara lain diajak ke Chungnyeolsa Temple, Dara Park, Historic Park of Geoje POW Camp, Tongyeong cable car, Hakdong Mongdol Beach, Geoje Grand Bridge, dan Windy Hill yang banyak dikenal sebagai salah satu lokasi syuting drama Korea yang populer.

Panorama dari puncak Mireuk-san di Pulau Geoje, Korea Selatan. (Liputan6.com/Rinaldo)

Namun, yang paling menegangkan di antara semuanya tentu saja saat naik kereta gantung untuk mendaki puncak Mireuk-san di kawasan Hallyeo National Marine Park. Kita hanya bisa berdiam di dalam kereta gantung untuk menempuh jarak sepanjang 1.975 meter selama 10 menit untuk bisa tiba di puncak.

Tapi semuanya terbalaskan ketika tiba di puncak dan menyusuri jalan menuju bagian tertinggi dari Mireuk-san. Dari tempat ini kita bisa melihat seluruh bagian dari Pulau Geoje. Kita pun boleh berlama-lama di atas puncak gunung ini sebelum kembali menahan napas saat kembali turun dengan kereta gantung.

Di luar itu, masih banyak lokasi lainnya yang tak kalah bagus, namun tak sempat kami datangi. Seperti museum mantan Presiden Korea Selatan Kim Young Sam, pulau pribadi Oedo Botania, Haegeumgang Island yang terbuat dari batu, dan Geoje Gohyeon Castle.

Banyak tempat makan di Pulau Geoje yang berupa rumah penduduk. (Liputan6.com/Rinaldo)

Soal kuliner jangan ditanya, khususnya bagi penyuka masakan olahan berbahan hasil laut, Geoje merupakan surganya. Aneka masakan seafood di sini terasa sangat segar karena sebagian penduduk Geoje memang nelayan. Variasi makanan antara hasil laut dengan sayur-sayuran sungguh beragam, dan biasanya semua itu disajikan sekaligus.

Uniknya, banyak tempat makan di Geoje yang berupa rumah penduduk, yang ketika kita makan pun serasa di rumah karena dilayani oleh si pemilik rumah. Namun, rasa serta kelengkapan menu tak berbeda dengan yang kita temukan di restoran pada umumnya. Hanya saja, atmosfir yang tercipta seolah kita sedang makan di rumah, tapi dengan menu yang serba lengkap.

"Inilah salah satu keunikan Geoje, makan lengkap tanpa harus merasa sedang berada di sebuah restoran," ujar Hyun Jin Kim saat kami makan malam usai menahan dingin yang menusuk saat manapak jalan mendaki menuju Windy Hill.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini