Sukses

Wabah Antraks 'Gentayangi' Rusia, 1 Orang Tewas

50 anak termasuk di antara 90 orang yang dirawat di rumah sakit akibat terinfeksi antraks.

Liputan6.com, Siberia - Sebanyak sembilan puluh orang sedang menjalani pemeriksaan di rumah sakit di Rusia utara akibat terinfeksi wabah antraks. Satu anak laki-laki dilaporkan tewas pada hari Senin 1 Agustus 2016 waktu setempat.

Delapan orang dipastikan terinfeksi antraks, penyakit bakteri langka namun mematikan. Hal ini diyakini menyebar dari hewan jenis rusa.

Lebih dari 2.300 rusa tewas akibat wabah di wilayah Yamalo-Nenets, Siberia. Kawanan sisanya pun digiring pindah dari tempat tersebut.

Sebuah gelombang panas telah memicu penyakit. Suhu di zona bahaya -- masuk ke dalam level karantina -- telah melonjak ke 35 derajat Celcius.

Akibat kondisi tersebut, Rusia mengirim pasukan terlatih untuk melawan perang biologis membantu mengatasi keadaan darurat tersebut.

Juru bicara gubernur setempat, Natalya Khlopunova, mengatakan kepada kantor berita Tass bahwa sekitar 50 anak termasuk di antara 90 orang yang dirawat di rumah sakit.

"Kami memutuskan untuk melakukan pemeriksaan pada semua anak rusa penggembala, bahkan jika mereka tidak menunjukkan tanda-tanda sakit," kata Khlopunova seperti dikutip dari BBC, Selasa (2/8/2016). 

Wabah Antraks

Keluarga telah dievakuasi ke tempat perkemahan sekitar 60km (37 mil) dari area terpapar infeksi.

Pejabat Rusia meyakini bahwa panas telah membuat lapisan es meleleh dan terkena sebuah rusa bangkai terinfeksi di tundra Siberia.

Wabah antraks terakhir di wilayah itu terjadi pada tahun 1941.

Antraks disebabkan oleh Bacillus anthracis dan dapat mematikan, tetapi biasanya tidak menyebar dengan mudah. Sebab sebagian besar bertahan sebagai spora yang bersembunyi di dalam tanah selama bertahun-tahun, sebelum menginfeksi hewan melalui luka.

Secara tradisional orang-orang yang paling berisiko terpapar adalah mereka yang menangani hewan mati, seperti pekerja rumah potong hewan.

Antraks dapat diobati dengan antibiotik, tetapi pengobatan harus dimulai segera setelah infeksi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.