Sukses

Bom di Bulan Ramadan dari Istanbul, Madinah hingga Solo, Ada Apa?

Rangkaian bom bunuh diri di tiga kota dilakukan menjelang akhir Ramadan. Ada apa?

Liputan6.com, Jakarta - "Aku mendengar tiga kali ledakan. Seakan menyadari bahwa sesuatu telah terjadi dan masuk ke dalam gedung terminal untuk mencariku. Bom tersebut meledak sesaat setelah ia masuk," tutur ibu Serkan Turk, salah satu korban ledakan bom di Bandara Ataturk pada Selasa malam, 28 Juni kepada BBC.

Sebanyak 45 nyawa melayang dan lebih dari 200 orang tewas. Serangan bom bunuh diri yang terjadi di Bandara Ataturk bukanlah aksi teror pertama yang melanda negara itu.

Pada awal Juni lalu, sebuah bom mobil meledak di Istanbul dan menewaskan 11 orang.

Pekerja membersihkan puing-puing yang berserakan usai ledakan bom bunuh diri di bandara Ataturk, Istanbul Turki, Rabu (29/6). Aktivitas di bandara internasional tersebut berangsur normal pasca ledakan yang menewaskan 42 korban jiwa. (REUTERS/Osman Orsal)

Kendati belum ada yang mengklaim dalang serangan itu, pemerintah Turki meyakini pelakunya adalah ISIS. Mereka sejauh ini sudah menangkap 13 tersangka.

Media Turki mengidentifikasi orang yang mengatur serangan sebagai Akhmed Chatayev, pemimpin Chechnya dari jaringan ISIS di Istanbul. Ia dilaporkan mengatur akomodasi untuk para pengebom.

Bom Baghdad

Pada akhir pekan lalu, pada Minggu, 3 Juli 2016, saat menjelang berbuka di Pasar Karada, Baghdad Irak. Ratusan orang berkumpul menikmati sore hari. Ada yang sedang menonton pertandingan bola di TV hingga berbelanja mempersiapkan Hari Raya Idul Fitri.

Tak berapa lama, sebuah truk memasuki kawasan pasar yang padat itu. Dan tak berapa lama meledak... dahsyat.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang telah menghanguskan pusat perbelanjaan Karrada di Baghdad, Irak, (3/7). Diketahui, ISIS telah bertanggung jawab atas serangan tersebut. (REUTERS/Khalid al Mousily)

Getarannya meruntuhkan gedung dan kobaran api pun langsung berkobar.

Nyaris 200 orang tewas di mana sebagian besar adalah anak-anak.

Hingga Minggu sore, pemadam kebakaran masih berusaha mematikan api dan jasad masih banyak berada di dalam reruntuhan.

Bom Arab Saudi

Senin, 4 Juli 2016 pagi, petugas keamanan konsulat Amerika Serikat (AS) melihat seseorang mencurigakan di sebuah lapangan parkir rumah sakit depan tak jauh dari gedung konsulat.

Tak berapa lama sabuk yang ia kenakan meledak, membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.

"Ia meledakkan dirinya dengan sabuk di pinggangnya, di lapangan parkir rumah sakit Dr Suleiman Faqih, tak jauh dari kantor konsulat AS," kata seorang petugas keamanan yang terluka.

Ledakan bom di Madinah. (Reuters)

Insiden terjadi di pagi hari menjelang 4 Juli hari kemerdekaan AS dan tak lama sebelum buka puasa. Dua orang terluka dalam insiden tersebut. 

Serangan kedua, terjadi di Kota Qatif yang dikenal sebagai pusat bisnis. Pelaku pengeboman bunuh diri mencoba meluncurkan aksi terornya di masjid Syiah. Namun gagal. Ia tewas berkeping-keping. Tak ada yang terluka dalam peristiwa itu.

Serangan ketiga, yang paling mematikan, terjadi di Madinah. Ada empat orang meninggal dunia, sementara satu orang terluka. Madinah adalah kota penting kedua bagi umat Islam setelah Mekkah.

Pelaku bom bunuh diri yang tewas dalam ledakan disebut menargetkan penjaga keamanan dan jemaah.

Bom Solo, Indonesia

Sebuah sepeda motor rusak parah menyusul terjadinya ledakan bom bunuh diri di halaman Polresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). Belum diketahui motif dan penyebab adanya bom bunuh diri di markas Polresta Surakarta. (Istimewa)

Di hari yang sama, pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di halaman Polresta Surakarta atau Solo.

Seorang pria meledakkan dirinya saat petugas sedang bersiap-siap menggelar apel.

Bom meledak pukul 07.30 WIB. Akibat bom tersebut, Brigadir Bambang terluka. Pelaku yang menggunakan sepeda motor ikut tewas bersama bom yang diledakkannya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

ISIS Pelakunya?

Hingga berita ini diturunkan belum ada yang mengklaim sebagai dalang tiga ledakan di Arab Saudi.

Namun, di Baghdad, ISIS mengklaim serangan itu dilakukan oleh kelompoknya. Ledakan itu paling mematikan sepanjang sejarah Baghdad dalam beberapa tahun terakhir.

Jumlah aksi teror ISIS meningkat setelah pembebasan Kota Fallujah di Irak yang menjadi salah satu benteng pertahanan kelompok teroris itu.

Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari.

Sementara itu, dalang pengebom markas polisi juga terkait jaringan teroris ISIS.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan kemungkinan tindakan pelaku yang diduga berinisial N bukan aksi personal.

"Kemungkinan kalau aksi ini (terkait) jaringan besar, ini kecil kemungkinan aksi perorangan. Kita masih selidiki terkait jaringan teroris lain," ujar Badrodin dalam keterangan pers di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016).

Kendati, kata Badrodin, ada kemungkinan pelaku termotivasi kelompok teroris lain. "Bisa kemungkinan ada motivator, memberi bantuan. Itu kemungkinan karena kita masih penyelidikan."

Ada benang merah antara kejadian di Istanbul, Baghdad, dan Solo: dilakukan oleh ISIS. Tidak tertutup kemungkinan pelaku peledakan di Madinah dilakukan oleh kelompok yang sama pula.

Dengan demikian, pertanyaannya semakin besar? Masih seberapa kuatkah ISIS? Beberapa waktu lalu, digembor-gemborkan kekuatan teroris paling mengerikan di dunia itu telah kehilangan taringnya.

ISIS juga dilaporkan bangkrut. Sejumlah pasukan asingnya hengkang. Dilaporkan, mereka sempat mengeksekusi tentaranya yang desersi.

Namun, melihat rangkaian serangan yang serentak di seluruh dunia, ISIS jangan pernah diremehkan. Demikian kata Scott Atran, dari France National Center for Scientific Research.

"Tiga negara, termasuk Bangladesh, menunjukkan mereka belum bisa dikalahkan. Dan kini waktu mereka untuk balas dendam," ujarnya kepada NPR.

"Terkait Arab Saudi, tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh kelompok yang sama."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini