Sukses

Visi 'Kediaman' Manusia di Angkasa Luar dari Tahun 1975

Rancangan kehidupan di luar angkas tersebut, berasal dari pemikiran brilian tim Pusat Penelitian Ames NASA, dipelopori oleh Gerard O'Neill.

Liputan6.com, Houston - Hari mulai senja, dan Anda duduk menikmati indahnya mentari bersama dengan sahabat terdekat -- tentunya ditemani dengan segelas minuman.

Air sungai yang mengalir, berkilauan diterpa sinar matahari. Mata Anda mulai mengikuti laju aliran sungai yang terus naik, hingga akhirnya Anda mendongakkan kepala untuk melihat ujung aliran sungai tersebut.

Akhirnya aliran air nan memukau itu bertemu dan memutar pada sebuah lingkaran, lalu kembali mengalir ke tempat semula.

Semuanya tampak seperti yang diinginkan. Anda menjadi salah satu warga Bernal Sphere, sebuah kota yang melayang berdampingan dengan bulan -- Anda sudah terbiasa dengan adanya perubahan gravitasi saat ini.

Begitulah gambaran kehidupan di angkasa luar di masa depan, yang diilustrasikan oleh Rick Guidice dan Don Davis untuk NASA pada tahun 1975, dikutip dari CNN, Senin (30/5/2016).

Rancangan kehidupan di luar angkasa tersebut, berasal dari pemikiran brilian tim Pusat Penelitian Ames NASA, dipelopori oleh seorang guru besar Princeton, Gerard O'Neill.

Bersama dengan arsitek, peneliti, mekanik, dan ilmuwan di Mountain View, California, Gerard mulai mengonsepkan ide-idenya melalui tiga presentasi: Bernal Sphere, Toridal Colony, dan Cylindrical Colony.

Rancangan kehidupan di luar angkas tersebut, berasal dari pemikiran brilian tim Pusat Penelitian Ames NASA, dipelopori oleh Gerard O'Neill (CNN).

Masing-masing dari konsep itu menggunakan gaya sentrifugal, untuk menghasilkan gravitasi buatan. Hal tersebut bisa dilihat dari desain surya yang melingkar dan besar, sebagai sumber rotasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konsep angkasa luar di masa depan

Rancangan itu juga dilengkapi dengan pemandangan hijau yang nyaman, berdampingan dengan lingkungan perumahan modern.

Bangunan perumahan yang dibentuk seperti apartemen atau yang disebut Bauhaus, menghiasi pemandangan konsep angkasa luar masa depan tersebut.

Bauhaus terletak diantara danau dan hutan -- tak jauh juga terlihat vila-vila indah menambah kesan 'wah' di ruang hampa nan dingin itu.

Rancangan kehidupan di luar angkas tersebut, berasal dari pemikiran brilian tim Pusat Penelitian Ames NASA, dipelopori oleh Gerard O'Neill (CNN).

Konsep terbesar, Cylindrical Colony, bisa memuat jutaan manusia sekaligus. Gambaran itu terlihat seperti Bumi, hanya saja terbalik.

Gerard memperhitungkan, dengan perkembangan teknologi yang canggih, konstruksi tempat itu bisa segera dimulai setelah tahun 1990.

Kegagalan terbesar dalam mempertimbangkan konsep tersebut adalah tempat pembuatan lingkungan tersebut -- misi berawak terakhir ke Bulan, tiga tahun yang lalu, dan Skylab, stasiun angkasa pertama AS, malah mengorbit di Bumi.

3 dari 3 halaman

konsep angkasa luar ciptaan O'Neill

Pesawat ulang-alik, yang sangat menjanjikan keberhasilan program tersebut, tidak bergerak sama sekali.

Rancangan kehidupan di luar angkas tersebut, berasal dari pemikiran brilian tim Pusat Penelitian Ames NASA, dipelopori oleh Gerard O'Neill (CNN).

Perkembangan proyek manusia 'memasuki' angkasa luar tersebut merupakan kekecewaan terbesar untuk Gerard, yang meninggal pada tahun 1992.

Dia menargetkan pemandangan yang menyejukkan mata dan subur, namun sayangnya, tanaman pertama yang berhasil dibudidayakan adalah selada.

Akan membutuhkan waktu yang sangat lama, sebelum angkasa luar dapat melakukan cocok tanam.

Empat puluh tahun berlalu, desain angkasa luar milik Gerard telah menginspirasi penerusnya. Salah satunya yang diinspirasi oleh desain tersebut adalah Stasiun Cooper -- mirip dengan konsep Cylinder Colony milik Gerard, yang akhirnya dinamani ' O'Neil Cylinder.

Akan membutuhkan waktu berabad-abad, sebelum konsep angkasa luar milik Gerard bisa menjadi kenyataan.

Untuk saat ini, kita hanya bisa berpegangan pada konsep tersebut, dengan kemungkinan bisa terwujud.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini