Sukses

Ini Pekerjaan Pertama 12 Diktator Dunia

Pekerjaan awal para diktator: mulai dari pelukis, jurus masak, hingga tukang sepatu.

Liputan6.com, Jakarta - Diktator adalah seorang kepala kepemerintahan yang mempunyai kekuasaan mutlak. Biasanya mereka memperoleh hal tersebut dengan kekerasan atau bahkan dari kudeta.

Tak jarang diktator dikenal sebagai orang yang kejam dan menyeramkan. Sosok diktator yang mungkin sering didengar adalah Adolf Hitler.

Hitler menjadi Diktator Jerman mulai tahun 1934 hingga 1945 dengan gelar Führer und Reichskanzler. Hitler juga dikenal dengan sosok anti Yahudi dan sangat menjunjung etnis Arya. 

Dibawah kekuasaannya yang termotivasi oleh ras, mengakibatkan 6 juta kaum Yahudi dan 5 juta etnis Non-Arya meninggal.

Namun dengan kepemimpinannya yang dikenal kejam, ternyata ia dulunya adalah seorang pelukis. Tak hanya Hitler yang punya pekerjaan tak terduga seperti itu, beberapa diktator lain juga mempunyai pengalaman seperti itu.

Berikut ini adalah kisah pekerjaan awal 12 diktator seperti dilansir dari  Independent. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dari Jurnalis hingga Petinju

 

1. Benito Mussolini

Sejumlah diktator ternyata pernah menulis buku dan karya tulis lainnya. (Sumber factslegends.org)

Sebelum menjadi diktator yang disegani di Italia, Mussolini ternyata pernah menjadi kepala sekolah. Selain itu, ia juga pernah bekerja sebagai jurnalis politik.

"Benito Mussolini pada awalnya bekerja sebagai kepala sekolah, tapi akhirnya ia menyadari bahwa pekerjaan itu tidak cocok dengannya." tulis Encyclopedia Britannica.

2. Kim Il Sung

Kim Jong-un ingin mirip seperti kakeknya Jim ll-sung (tengah) yang sedang berpose bersama anaknya Kim Jong-il dan putrinya Kim Kyong-hui pada tahun 1963. (News.com.au)

Kim Il Sung menjabat sebagai Presiden Korea Utara sejak 1948 hingga kematiannya pada 8 Juli 1994. Karena hal tersebut ia dijuluki presiden abadi.

Ternyata, di tahun 1930 ia bergabung dalam perlawanan gerilya Korea terhadap pendudukan Jepang. Dia kemudian memimpin kontingen Korea sebagai mayor di Angkatan Darat Soviet selama Perang Dunia II.

3. Joseph Stalin

Sejumlah diktator ternyata pernah menulis buku dan karya tulis lainnya.(Sumber Fox News)

Ibu dari diktator Uni Soviet ini terkenal taat beragama. Ia ingin anaknya menjadi pendeta, sehingga Stalin bersekolah di Tiflis Theological Seminary. 

Meskipun unggul dalam studinya, Stalin memutuskan untuk meninggalkan sekolah di tahun 1899. Beberapa catatan mengatakan ia melakukan hal itu karena tidak bisa membayar uang sekolah. Sementara ada pendapat lain yang mengatakan karena pandangan politiknya.

Setelah meninggalkan sekolah, ia kemudian bekerja sebagai guru dan petugas di Observatorium Tiflis.

4. Adolf Hitler

Adolf Hitler | Via: expeltheparasite.com

Hitler ternyata mempunyai ketertarikan di bidang seni rupa, namun sang ayah tidak mengijinkannya.

Dia pernah bekerja sebagai pegawai dan pelukis cat air di Wina. Walaupun dia menyukai seni, tapi pada akhirnya Hitler ditolak dua kali oleh Academy of Fine Arts.

5. Pol Pot

Pol Pot | via: theguardian.com

Pol Pot pernah menempuh studi elektronik radio di Paris dalam satu kesempatan beasiswa. Namun, ia malah menghabiskan sebagian besar waktunya dengan terlibat pada kegiatan revolusioner.

Karena gagal dalam ujian, beasiswanya terpaksa dicabut. Ketika kembali ke kampung halamannya, Diktator Kamboja itu mengajar sejarah, geografi, dan sastra Prancis di salah satu sekolah swasta. 

6. Idi Amin 

Idi Amin

Sebelum dikenal sebagai diktator Uganda, ia bergabung dalam King's African Rifles of the British colonial army pada 1946 sebagai juru masak.

Kemudian di tahun 1951-1960, ia menjadi juara tinju kelas light-heavyweight. Idi Amin juga dikabarkan merupakan perenang hebat.

3 dari 3 halaman

Dokter, Hakim hingga Tukang Sepatu

 

7. François 'Papa Doc' Duvalier

Francois Duvalier (Kennedy)

Diktator Haiti itu lulus dari University of Haiti dengan mengambil bidang ilmu kedokteran di tahun 1934. Kemudian di tahun 1943, ia bekerja sebagai staf dokter rumah sakit.

8. Nicolae Ceausescu

Nicolae Ceausescu | via: history.com

Diktator Romania itu ternyata hanya tamat sekolah dasar. Ketika meninggalkan desanya, ia bekerja sebagai tukang sepatu.

9. Francisco Franco

Francisco Franco (Foto: History.com)

Pada tahun 1915, Diktator Spanyol itu bergabung dengan tentara dan menjadi kapten termuda di sana. Franco lulus dari pendidikan infantri di Toledo dan setelah itu mengajukan diri untuk bertugas dalam kampanye kolonial di Maroko.

Dalam waktu singkat, ia mendapat penghargaan untuk dedikasi profesional lengkapnya dan mendapat banyak perhatian dibandingkan pasukan pada umumnya.

10. Maximillien Robespierre

Maximillien Robespierre (Foto: Independent.co.uk).

Dulu, Diktator Prancis itu adalah seorang pengacara, dan kemudian ditunjuk menjadi hakim di Salle Épiscopale. Praktik pribadi yang ia jalankan diberikan kepadanya dengan pendapatan yang baik.

11. Augusto Pinochet

Augusto Pinochet (Foto: Independent.co.uk)

Diktator Chili tersebut lulus sebagai perwira infanteri pada tahun 1937. Setelah itu, kemudian ia mengajar geopolitik dalam Akademi Perang.

12.  Jorge Rafael Videla

Jorge Rafael Videla (Foto: Independent.co.uk).

Videla yang merupakan Diktator Argentina, lulus dari Perguruan Tinggi Militer Nasional pada 1944. Kemudian ia ditugaskan sebagai Tentara Argentina dan diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal pada tahun 1973.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.