Sukses

Aksi Penyelamatan Dramatis Penambang 'Terkubur' 36 Hari

Keempat penambang itu terdeteksi berada di kedalaman tanah lebih dari 200 meter.

Liputan6.com, Shandong - Hidup-mati seseorang tak ada yang tahu. Meski terlihat sudah tak ada harapan, namun jika Tuhan berkehendak, semua hal mustahil bisa dilakukan. Seperti yang dialami 4 penambang di China ini yang tertimbun longsor tambang tempat mereka bekerja.

Keempatnya dilaporkan 'terkubur' di dalam tambang bawah tanah selama lebih dari 1 bulan. Dan berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.

"Empat penambang China yang terperangkap di bawah tanah selama 36 hari telah diselamatkan," ungkap media pemerintah China seperti dikutip dari BBC, Sabtu (30/1/2014).

Orang-orang itu terjebak di sebuah tambang gipsum di timur Provinsi Shandong sejak 25 Desember 2015.

Total ada 29 orang awalnya terjebak reruntuhan. 15 orang berhasil diselamatkan dan 1 lainnya dipastikan tewas, sementara 13 pekerja masih hilang.

 



Saat dievakuasi, mata keempat penambang itu -- yang terdeteksi lebih dari 200 meter (656 kaki) di bawah tanah -- ditutupi oleh masker. Media lokal mengatakan para pria tersebut kini diperiksa di rumah sakit setempat.

Lebih dari 400 anggota tim penyelamat dan darurat diturunkan dalam operasi itu. Selama beberapa minggu, mereka mencari pekerja yang masih hidup, menyuplai air dan cairan yang diturunkan melalui lubang dari bor yang sempit.

Pada hari Jumat 29 Januari waktu setempat, para penambang itu diangkat satu per satu menggunakan alat khusus.

Situs CCTV menunjukkan rekaman dramatis salah satu orang yang muncul di permukaan dan kemudian dibawa ke rumah sakit, kondisi mereka stabil.

Dalam cuplikan tersebut, terlihat 4 pria duduk bersama. Salah satu dari mereka terdengar mengatakan: "Saya merasa lega dan aman sekarang. Kami akan mengingat Anda (penyelamat) selamanya".

Pejabat setempat Zhang Shuping memuji operasi itu.

"Pencarian para penambang hilang akan terus dilakukan, penyelamat akan menggunakan peralatan deteksi cahaya untuk menemukan mereka," ucap Zhang.

Runtuhnya tambang dekat kota Pingyi pada bulan Desember 2015, dilaporkan terjadi akibat guncangan gempa.

Media setempat kemudian melaporkan bahwa polisi memberlakukan sanksi terhadap beberapa bos di perusahaan Yurong selaku pemilik tambang, sementara pejabat lokal partai terkait telah dipecat.

Diduga tak sanggup menanggung beban moril, kepala perusahaan tambang itu, Ma Congbo, bunuh diri dengan melompat ke sebuah tambang juga beberapa hari setelah longsor.

China memiliki sejarah panjang kecelakaan industri tambang. Kejadian longsor tersebut terjadi beberapa hari setelah longsor yang disebabkan oleh limbah konstruksi di China selatan, di mana puluhan orang hilang dan tewas.

Bencana Tambang ini menjadi yang paling mematikan di dunia, tetapi perbaikan keamanan belakangan ini telah mengurangi angka kematian dalam beberapa tahun terakhir.

Berikut detik-detik penyelamatan dramatis salah satu penambang tersebut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.