21 Orang Tewas dalam Penyanderaan, Mali Berkabung 3 Hari

Liputan6.com, Bamako - Dua gari pasca drama penyerangan di Radisson Blu Hotel, pemerintah Mali mengumumkan masa berkabung. Selain itu juga menyatakan darurat teror.

Dilansir dari BBC, Senin (23/11/2015), momen berkabung nasional selama 3 hari itu terhitung hari ini hingga Rabu 26 November waktu setempat.

Sebelumnya, ketua West African regional bloc Ecowas, Presiden Senegal Macky Sall, mengunjungi Bamako untuk memberikan dukungan terhadap musibah tersebut.

"Mali tak berjuang sendiri, kami semua berkomitmen melawan teroris. Senegal, Mauritania dan Guinea juga berkabung," ucap Presiden Sall.

Drama penyanderaan dan penyerangan salah satu hotel ternama di Mali, Radisson Blu, di pusat Bamako terjadi pada Jumat 20 November. Menurut pihak keamanan dan saksi mata, pelaku melempar granat dan menembaki hotel itu.

Seperti dikutip dari CNN, sekitar 170 orang disandera oleh kelompok bersenjata. Dewan Keamanan Nasional kemudian mengutuk serangan keji di Bamako itu.

Dalam keterangannya usai menggelar rapat darurat dengan jajaran menterinya, Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita mengatakan sebanyak 21 orang tewas dalam serangan itu, termasuk 2 pria penyandera.

Laporan sebelumnya menyebutkan sedikitnya 27 orang meninggal dunia. Sebab, seorang pejabat PBB yang berbicara tanpa bisa dikemukakan identitasnya, mengatakan 12 jenazah ditemukan di basement hotel dan 15 jasad lain ada di lantai dua.

Sebelumnya dilaporkan CNN dan Reuters, korban jiwa dalam drama penyerangan tersebut ada 22 orang dan kemudian yang terkini disebutkan ada 19.

Hotel Radisson Blu sering digunakan warga asing maupun awak maskapai penerbangan yang singgah. Itu mengapa korban banyak berasal dari luar Mali. (Tnt/Ein)