Sukses

Aksi Solidaritas Peringati Setahun Hilangnya 43 Mahasiswa Meksiko

Para orangtua dari 43 mahasiswa Meksiko yang hilang tidak akan lelah dan menyerah menemukan penyebab hilangnya mereka.

Liputan6.com, Meksiko City- Ribuan pengunjuk rasa memperingati satu tahun hilangnya 43 mahasiswa di Meksiko. Para demonstran meminta seluruh lapisan masyakarat sudah saatnya bangun dan jangan diam saja.

Unjuk rasa besar-besaran ini digelar di tengah kota Meksiko. Salah satu aktivis perdamaian dan antikriminal Maria Guadalupe Vicencio menggunakan rok dari bendera Meksiko yang diwarnai darah palsu.

"Ini adalah gerakan agar masyarakat bangun dan tidak diam saja," kata Vicencio seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (27/9/2015).

Pada pekan lalu, Presiden Enrique Pena Nieto berjanji membuat tim baru untuk mengusut hilangnya puluhan mahasiswa. Sebelumnya, pemerintah Meksiko mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah menangkap Gildardo Lopez Astudillo, yang dikenal sebagai 'El Gil', pemimpin kartel narkoba Guerreros Unidos.

Meksiko menuduh Astudillo memberi perintah untuk menculik dan membunuh puluhan mahasiswa tersebut. Namun, penangkapan ini adalah sebuah sinyal bahwa pemerintah ingin mengakhiri kasus ini segera.

Dalam rentang tahun 2007 hingga 31 Juli 2015, menurut pemerintah, lebih dari 25 ribu orang hilang. Banyak jenazah sering ditemukan di kuburan massal dalam pencarian yang tak terduga.

Biasanya, mereka adalah korban perselisihan geng narkoba di negeri itu. Dan, kebanyakan yang hilang tak ditemukan hingga sekarang.

Kasus hilangnya 43 mahasiswa calon guru pada 26 September 2014 di Iguala, kota di selatan Negara Bagian Guerrero, menambah daftar orang hilang yang belum ditemukan.

Menurut mantan Jaksa Agung, para mahasiswa ini awalnya menggelar demonstrasi tentang ketidakpuasan terhadap pemerintah Guerrero. Lalu terjadi bentrokan. Polisi diduga menangkap mereka secara ilegal lantas menyerahkan ke geng obat-obatan yang terkenal Guerreros Unidos untuk dibunuh dan dibakar.

Namun, penemuan terakhir oleh tim Inter-American Commission on Human Rights awal bulan lalu, mengatakan bahwa apa yang disimpulkan pemerintah Meksiko tidak benar. Sangat tidak mudah membakar 43 orang di wilayah sekecil tempat pembuangan sampah tanpa membakar hutan sekitarnya.

"Bagiku, orangtua mahasiswa yang hilang memberiku pelajaran; membuat harapan tentang hidup," tutur Carlos Martel, salah seorang pengunjuk rasa yang menghadiri peringatan ini.

Orangtua para siswa yang hilang ini, berdiri di barisan depan pengunjuk rasa. Mereka menolak hasil penyelidikan pemerintah. Mereka juga menolak tim baru yang ditawarkan oleh Presiden Nieto selama tidak ada tim independen dari internasional.

Mereka menolak untuk menyerah.

"Biarpun kami dipukuli agar kami menyerah, mereka salah," kata Mario Cesar Gonzales, ayah salah satu siswa yang hilang.

"Kita harus protes," kata Francisco de la Isla, pengajar universitas yang juga menghadiri unjuk rasa ini.

"Ini tidak cukup dengan jalan bersama seperti ini. Bisa saja, dua atau tiga kali demo, tapi kalau sampai lima kali, orang bisa lelah," terang dia.

"Ini jelas kita butuh perubahan gerakan politik," tutup de la Isla. (Rie/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini